Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MADURANCH: JURNAL ILMU PETERNAKAN

BIAYA TRANSAKSI USAHA TANI SAPI POTONG DI KABUPATEN PAMEKASAN Farahdilla kutsiyah
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.878 KB)

Abstract

This article analyzed the transaction costs of the cattle’s farmers. Survey and direct field observation were conducted in Pamekasan Regency. Respondents determinition used cluster randomly sampling methods.Sampel size was taken 131 peasants. The collected data was analyzed discriptively and multiple linier regression test. The research showed that the increasing factor significantly are execution costs and the amount of using of transaction service. Meanwhile this execution costs are the major contribution to the total transaction cost 
“SKENARIO” MADURA SEBAGAI PULAU SAPI Farahdilla Kutsiyah
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 3, No 1 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.851 KB)

Abstract

Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memplot bahwa Pulau Madura  dijadikan sebagai Pulau sapi, namun geliat pengembangannya hingga saat ini tidak mengalami  perubahan  yang signifikan. Oleh karena itu prasyarat tercapainya kondisi tersebut adalah adanya kesungguhan pemerintah melalui penerapan program/kegiatan, insentif dan pendekatan kebijakan pengembangan sapi potong di Pulau Madura serta pendampingan yang berkelanjutan untuk mencerdaskan peternak. Skenario yang paling memungkinkan bisa diterapkan adalah Pulau Madura minimal harus ada balai penelitian, pelatihan dan pengembangan sapi Madura. Dalam mengoptimalkan pelestarian, perbaikan mutu genetik dan ketersediaan sapi Madura, maka pemetaan wilayah diterapkan. Pemetaan wilayah sebaiknya dibagi tiga, pertama wilayah yang bertanggung jawab sebagai wilayah sumber bibit sapi Madura. Kedua, wilayah pengembangan sapi Madura dan persilangannya dan terakhir desa wisata budaya sapi sonok. Tidak kalah pentingnya peternak dan kelompok tani dikondisikan untuk bersama-sama digiring dan menerapkan kandang komunal, menjadikan wilayahnya sebagai village breeding centre, mengimplemetasikan media untuk terciptanya ekonomi produktif, mengimplementasikan agrotechnopark dan membentuk lembaga koperasi peternak. Disamping itu daya dukung wilayah disediakan dalam bentuk ketersediaan bahan baku maupun ketersediaan infrastruktur. Diharapkan dengan instrumen-instrumen tersebut terjadi peningkatan produktivitas sapi Madura dan juga nilai tambah dari hulu (pakan, biogas, pupuk) hingga hilir (industri kerajinan kulit, pengemasan daging dan pengolahannya serta turunannya-branded daging sapi madura).