Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Industry Xplore

ANALISIS DEFECT WAVY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI DENGAN METODE PDCA PADA BODY EGR (TURBO CHARGER) PT. XYZ Dwi Irwati; Mohamad Shoffan Affandi; Supriyanto
Industry Xplore Vol 8 No 1 (2023): Industry Xplore
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/teknikindustri.v8i1.5101

Abstract

PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa painting di Indonesia, produk yang dikerjakan adalah painting Body EGR. Body EGR (Turbo Charging) adalah salah satu produk yang bertujuan meningkatkan tenaga mesin dan suara yang dihasilkan menjadi lebih halus. Body EGR (Turbo Charging) banyak dijumpai pada kendaraan roda empat dengan mesin diesel, seperti truk dan kendaraan roda empat lainnya yang menggunakan mesin diesel. Painting Body EGR (Turbo Charging) merupakan produk penting pada PT. XYZ , maka dibutuhkan analisa peningkatan kualitas yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis cara mengurangi defect wavy pada Body EGR (Turbo Charging) diPT. XYZ. Dengan menggunakan metode Plan-Do-Check-Action (PDCA). Pada tahap Plan Perencanaan untuk mencari dan jenis defect yang paling dominan dan akar penyebab terjadinya produk cacat. Jenis defect paling dominan untuk Body EGR (Turbo Charging) diperoleh 5 jenis. Dengan membuat diagram Pareto dan mencari penyebab terjadinya defect wavy pada Body EGR (Turbo Charging). Berdasarkan diagram pareto, penelitian fokus memperbaiki 1 jenis defect yaitu jenis defect wavy lalu dicarilah faktor penyebab defect tersebut menggunakan diagram Fishbone.Tahap Do Setelah diketahui penyebab terjadinya defect,Menentukan sasaran dan tujuan dalam tindakan perbaikan dan identifikasi produk cacat dan dibantu oleh tools 5W+1H. Tahap Check dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), di dapatlah nilai Risk Priority Number (RPN) yang paling tinggi yaitu sebesar 144,yaitu posisi nozzle kurang pas,dan recommended action yang diberikan berupa usulan untuk pembuatan checksheet khusus untuk pengecekan posisi nozzle sebelum produksi. Tahap selanjutnya adalah tahap Action, pada tahap ini dilakukan peningkatan kualitas dalam bentuk pemberian usulan berupa monitoring dan mengukur kinerja karyawan serta melihat tingkat kualitas suatu produk dengan menggunakan pengecekan (check sheet) dengan meninjau pada proses pemeriksaan.