Lusi Susanti
3Klinik Pelita Anugerah Desa Karanganyar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DENGAN GANGGUAN GIZI DI DESA KESONGO KECAMATAN TUNTANG Jodelin Muninggar; Lusi Susanti
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang Vol. 3 No. 1 (2021): Juli: Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Publisher : Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah, Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.361 KB) | DOI: 10.55606/sinov.v4i1.64

Abstract

Salah satu upaya untuk menghadirkan generasi emas Indonesia adalah melalui program Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dan membangun Indonesia dari pinggiran melalui penguatan daerah pedesaan. Namun hingga saat ini masalah stunting masih menjadi ancaman serius. Stunting adalah kondisi tinggi badan anak yang lebih pendek dari tinggi badan seumurannya disebabkan kekurangan gizi menahun pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting berakibat gangguan perkembangan kesehatan, meningkatnya angka infeksi serta masalah  jangka panjang di masa depan. Penting untuk mengeksplorasi potensi keluarga dan komunitas bersama dengan dinas terkait dalam penanggulangan stunting. Telah dilakukan observasi tumbuh kembang 25 anak stunting dengan rancangan kualitatif dan survey komunitas posyandu Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang melalui kuesioner dan wawancara. Tujuan penelitian adalah bagaimana profil tumbuh kembang anak stunting dan keluarganya di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah orang tua anak stunting yang berpendidikan SD-SMP berimbang dengan pendidikan SMA/D3/S1. Sebagian besar pendapatan orangtua 1-2 juta/bulan. Riwayat kesehatan ibu kategori baik sebelum/saat hamil, dan rutin periksa kehamilan. Ibu melahirkan berusia kurang dari 35 tahun, persalinan normal oleh bidan, bobot lahir lebih dari 2500 gram. Riwayat imunisasi lengkap dan ASI eksklusif. Riwayat perkembangan berjalan dan bicara  lebih dari 1 tahun. Kunjungan rutin ke Posyandu dan memiliki komunitas bermain. Walaupun sebagian besar anak memiliki saudara dan memiliki interaksi intensif dengan orang tua namun cenderung malas makan. Beberapa anak memiliki riwayat opname dengan diare, tipus, muntaber dan atresia ani serta ada penyakit penyerta atresia ani dengan kolostomi, keterlambatan perkembangan, riwayat TBC dan asma. Hasil ini menjadi acuan awal dalam melakukan intervensi perbaikan oleh keluarga, komunitas dan dinas terkait. Pemerintah telah menyiapkan berbagai regulasi lintas sektoral yang mendukung penanganan anak stunting melalui dana desa.