Wicke Widyanti Santosa
Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : DAS Beringin, Kota Semarang) Wicke Widyanti Santosa; Andri Suprayogi; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.639 KB)

Abstract

ABSTRAKBanjir merupakan permasalahan yang umum yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia.Sungai Beringin merupakan salah satu sungai di Semarang yang menyumbang bencana banjir tiap tahunnya.Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir dilakukan penelitian dengan menggunakan dua metode yaitu metode pembobotan dan metode rasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kerawanan banjir DAS Beringin secara umum termasuk dalam kondisi cukup rawan dengan luas sebesar 1795,003 ha (59,89%). Tingkat rawan banjir dengan kategori rawan dengan luas sebesar 875,441 ha (29,21%) dari total luas DAS. Tingkat agak rawan dan tidak rawan dengan luas sebesar 299,691 ha (40,13%) dan 22,566 ha (0,75%). Tingkat sangat rawan mempunyai persentase dengan luas sebesar 4,441 ha (0,1%) dari total luas kawasan DAS. Air larian yang terjadi pada kelurahan-kelurahan pada Sub–DAS 1 yang menghasilkan debit yang paling tinggi sebesar 357,766 m3/det (68,048%), Sub–DAS 2 debit maksimum sebesar 124,964 m3/det (23,769%), dan pada Sub –DAS 3 menghasilkan debit yang paling rendah yaitu 43,0227 m3/det (8,183%). Pengaruh debit maksimum terhadap tingkat kerawanan banjir adalah pada faktor lanjutan dari hasil penggunaan lahan dan curah hujan. Pada kecepatan air yang tinggi, berlangsung cepat dan jumlah air sedikit, mengakibatkan tingginya debit air yang mengalir sehingga alirannya sangat deras dan berdampak destruktif.Kata Kunci : DAS Beringin, Banjir, Debit Maksimum, Tingkat Kerawanan ABSTRACT Flood is a common problem that occurs in some parts of Indonesia. Beringin River is one of the rivers in Semarang that contributed floods every year. Along as the development technology, then to determine level of flood conducted research by using 2 method, the weighting method and rational method. The research result were showed that condition of flood DAS Beringin commonly included in condition vulnerable with an area of 1795.003 hectares (59.89%). Level of risk flood with risk category an area of 875.441 hectares (29.21%) of the total DAS area. The level rather risk having percentace an area of 299.691 hectares (40.13%) and 22.566 hectares (0.75%). the higher level risk have percentage of the area of 4,441 hectares (0.1%) of total DAS area. Water runoff that occurs in village  Sub -DAS 1 that generate highest discharge of 357.766 m3/sec (68.048%), Sub -DAS 2 maximum discharge of 124.964 m3/sec (23.769%), and the Sub -DAS 3 produces the lowest discharge is 43.0227 m3/sec (8.183%). Effect of the maximum discharge is the advanced factor of the result of land use and rainfall. At speed of high water occur fast and a little amount of water, resulting a high flow of water is flowing, so that the flow is very heavy and destructive impact. Keywords : DAS Beringin, Flood, Maximum Debit, Vulnerability