Yasser Wahyuddin
Departement Of Geodetic Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH LIMPASAN SEDIMEN TERSUSPENSI TERHADAP PERUBAHAN KERAPATAN DAN LUAS HUTAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2A MULTITEMPORAL (STUDI KASUS : TELUK BENOA, BALI) I Komang Ary Sukma Putra; nurhadi Bashit; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTeluk Benoa merupakan teluk semi tertutup yang memiliki beberapa muara sungai dan hutan mangrove. Muara sungai tersebut akan memberikan sumbangan sedimen yang menimbulkan dampak positif bagi keberadaan mangrove. Sejak reklamasi di pulau Serangan dan pembuatan jalan tol laut Bali Mandara, banyak pohon mangrove ditebang dan tidak ditanami kembali sehingga sedimentasi tidak tertahan dan kembali ke sungai. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan keberadaan sedimen dan pengaruhnya terhadap keberadaan mangrove. Pemanfaatan penginderaan jauh merupakan salah satu metode pendeteksi keberadaan sedimen TSS dan mangrove, memungkinkan analisis spasial secara ekonomis dan efisein. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui hubungan antara perubahan sedimen TSS dengan kerapatan dan luas mangrove di kawasan Teluk Benoa. Penelitian ini menerapkan identifikasi mangrove dan nilai konsentrasi TSS menggunakan citra satelit Sentinel-2A tahun 2016, 2018 dan 2020. Penentuan kerapatan memanfaatkan algoritma NDVI dan band Red Edge dengan algoritma mRE-SR. Luas mangrove memanfaatkan komposit band RGB 8, 11, 4. Metode klasifikasi menggunakan klasifikasi terbimbing dan untuk mengekstrasi kosentrasi TSS digunakan tiga algoritma yaitu algoritma Laili, NSMI dan C2RCC. Hasil penelitian menunjukkan algoritma C2RCC adalah algoritma yang mampu mendeteksi kandungan TSS dibandingkan dengan algoritma Laili dan NSMI dengan akurasi mencapai 51,39%. Algoritma kerapatan mangrove menghasilkan akurasi 82,81% dan 71,14%  serta klasifikasi terbimbing menghasilkan luasan mangrove sebesar 1022,91 ha, 1032,12 ha dan 1049,43 ha. Hasil uji korelasi antara TSS dengan kerapatan mangrove didapat bahwa hanya kelas kerapatan jarang saja yang memiliki korelasi dengan kelas kerapatan TSS. Hasil uji korelasi antara TSS dengan luas mangrove didapat bahwa tidak adanya hubungan antara kedua variabel tersebut.
ANALISIS SPASIAL DENGAN GRAVITY MODEL DAN NETWORK ANALYSIS DALAM PERHITUNGAN NILAI EKONOMI KAWASAN WISATA RELIGI DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS : MASJID AGUNG JAWA TENGAH, SAM POO KONG, DAN MASJID KAPAL) Wijayanti Hutomo Putri; Bambang Sudarsono; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah sekaligus metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini juga merupakan pusat kegiatan industri, pemerintahan, dan juga termasuk pusat kawasan wisata dengan menawarkan sejumlah destinasi wisata yang beragam.  Salah satu bentuk wisata unggulan di Kota Semarang adalah wisata religi, dimana banyak kawasan peribadatan yang justru memiliki daya tarik nilai wisata tersendiri dengan ragamkeunikannya masing-masing, seperti kawasan peribadatan Masjid Agung Jawa Tengah, Sam Poo Kong, dan Masjid Kapal. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memetakan zona nilai ekonomi kawasan (ZNEK) terhadap ketiga kawasan tersebut untuk menganalisis nilai guna langsung, nilai keberadaan dan nilai total ekonomi. Pada penelitian ini, penulis juga menganalisis ketertarikan pengunjung berdasarkan data penduduk per kecamatan dengan metode Gravity Model serta analisis akesesbilitas berdasarkan fasilitas umum seperti bandara, terminal, dan stasiun dengan metode Network Analysis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, perhitungan dilakukan dengan perangkat lunak Maple 19. Survei toponimi dilakukan dengan survei lapangan menggunakan Mobile Topographer. Hasil dari penelitian ini adalah nilai TEV kawasan Masjid Agung Jawa Tengah sebesar Rp. 10.772.093.919.000,-, TEV Sam Poo Kong sebesar Rp. 1.953.077.167.900,-, dan TEV Masjid Kapal sebesar Rp.2.120.220.538.630,-. Hasil nilai interaksi spasial dipengaruhi oleh faktor jarak dan letak lokasi wisata religi. Pada network analysis dihasilkan data jarak dan kecepatan dari fasilitas umum seperti bandara,stasiun dan terminal ke wisata religi. Kata Kunci : Gravity Model, Kota Semarang, Network Analysis, Nilai Ekonomi Kawasan,Wisata Religi ABSTRACTSemarang City is the capital of Central Java province as well as the largest metropolitan in Central Java Province. The city is also the center of industrial, governmental activities, and is also the center of a tourist area by offering a number of various tourist destinations. One of the leading forms of tourism in the city of Semarang is religious tourism, where many religious areas have their own tourist attractions with their various uniqueness, such as the religious areas of the Great Mosque of Central Java, Sam Poo Kong, and Masjid Kapal. Based on this, this research is intended to map the zone of regional economic value (ZNEK) to the three areas to analyze direct use value, existence value and total economic value. In this study, the authors also analyzed visitor interest based on population data of each sub-district and religious population data with the Gravity Model and accessibility analysis based on public facilities such as airports, terminals and stations using the Network Analysis method. The method used in this research is multiple linear regression, the calculation is done with Maple 18 software. The toponymy survey was conducted by field survey using a Mobile Topographer. The results of this study are the TEV value of the Great Mosque of Central Java area of Rp. 10,772,093,919,000, -, TEV Sam Poo Kong of Rp. 1,953,077,167,900, -, and TEV of the Ship Mosque of Rp. 2,120,220,538,630, -. The results of the spatial interaction value are influenced by the distance and location of religious tourism sites. In network analysis, data on distance and speed are generated from public facilities such as airports, stations and terminals to religious tourism.
ANALISIS FAKTOR AKSESBILITAS DAN LOKASI FASILITAS UMUM FASILITAS SOSIAL TERHADAP HARGA TANAH DI KELURAHAN CATURTUNGGAL, KABUPATEN SLEMAN Anggit Swarna Bumi; Sawitri Subiyanto; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKelurahan Caturtunggal merupakan daerah yang sangat kompleks dengan beragam aktivitasnya yang merupakan kawasan trans-sosial antara kawasan perkotaan dengan kawasan pedesaan. Dengan hal tersebut maka di kelurahan ini berkembang pesat berbagai komunitas, baik itu pedagang, pengusaha, para pebisnis, dan juga adanya mahasiswa yang beragam dari berbagai daerah yang mengeyam pendidikan di beberapa kampus di Caturtunggal. Berkembang pesatnya wilayah ini tentunya akan mempengaruhi peningkatan harga tanah di kawasan itu. Data harga tanah yang digunakan selama ini adalah data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berbasis bidang tetapi sering pada sebagian lokasi tidak sesuai dengan harga tanah pasar wajar. Perhitungan harga tanah berbasis bidang berdasarkan harga tanah pasar wajar dapat dilakukan dengan membuat simulasi model matematis berdasarkan interpolasi data harga pasar wajar dengan menggunakan proses regresi linier berganda berdasarkan variabel jarak pusat bidang tanah terhadap aksesbilitas, lokasi fasilitas umum, dan fasilitas sosial. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah peta blok PBB dan NJOP Kelurahan Caturtunggal yang diperoleh dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman tahun 2019. Dari hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 14.995 bidang tanah. Berdasarkan Rumus Slovin jumlah bidang tanah untuk permodelan menggunakan sebanyak minimal 201 sampel harga tanah pasar wajar. Metode yang digunakan berupa uji statistik regresi linier berganda untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terdapat 4 model. Diperoleh model ke empat adalah model terbaik dengan jumlah variabel sebanyak 13 buah diperoleh rata-rata variabel yang berpengaruh terhadap harga tanah pasar wajar dari koefisien R square sebesar 21,3 %. Proses yang dilakukan untuk memvalidasi model digunakan Uji T, uji asumsi klasik, dan koefisien model regresi linier berganda. Sebagai perbandingan harga bahwa dengan permodelan menggunakan NJOP diperoleh harga prediksi tertinggi Rp2.356.418, dan harga prediksi terendah Rp444.635, sementara itu untuk harga pasar wajar diperoleh harga prediksi tertinggi Rp28.881.570, dan harga prediksi terendah Rp1.574.537.
ANALISIS DAN VISUALISASI PEMETAAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KARANGANYAR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN METODE PERMEN PU DAN FUZZY AHP Wahyu Adi Rochmadi; Hana Sugiastu Firdaus; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKabupaten Karanganyar adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang termasuk dalam kategori tinggi dalam risiko bencana tanah longsor menurut Indeks Rasio Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2018. Berdasarkan rekap data bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar pada tahun 2018 telah terjadi bencana sebanyak 213 kejadian dengan rincian 93 tanah longsor, 37 angin ribut, 55 kebakaran, 8 banjir, 1 tanah gerak, 19 rumah roboh dan 4 laka/mayat. Metode pembuatan ancaman tanah longsor dengan menggunakan metode PERMEN PU dan Fuzzy AHP dan dilakukan validasi lapangan. Pembuatan peta kerentanan dan peta kapasitas menggunakan telaah dokumen PERKA BNPB No. 2 Tahun 2012 dan telaah dokumen penelitian sebelumnya. Pembuatan peta risiko bencana tanah longsor dengan perkalian matriks VCA (Vulnerability Capacity Analysis) berdasarkan dengan PERKA BNPB No.2 Tahun 2012. Pemetaan risiko bencana tanah longsor menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode pembobotan dan tumpang tindih (overlay) antar parameter penyusunnya menggunakan perangkat lunak SIG. Pengolahan peta ancaman metode PERMEN PU diperoleh 0,559 % tingkat tinggi, 25,173% tingkat sedang, 73,744 % tingkat rendah dan 0,523 % tingkat sangat rendah. Untuk pengloahan peta ancaman metode Fuzzy AHP diperoleh sebesar 1,05 % tingkat tinggi, 26,90 % tingkat sedang, atau 70,432 % tingkat rendah dan 1,614 % tingkat sangat rendah. Untuk peta kerentanan diperoleh 6 kecamatan tingkat kerentanan tinggi, 6 kecamatan tingkat kerentanan sedang, dan 5 kecamatan tingkat kerentanan rendah. Peta kapasitas diperoleh 4 kecamatan tingkat kapasitas tinggi, 5 kecamatan tingkat kapasitas sedang, 8 kecamatan tingkat kapasitas rendah. Sedangkan untuk pemetaan risiko bencana diperoleh 74,26% rendah, 23,48% sedang, dan 2,25 % tinggi. Visualisasi hasil pemetaan dihasilkan dengan menggunakan software ArcGIS Online dalam uji sistem dan uji usablity memiliki hasil yang baik. Kata Kunci: Fuzzy AHP, PERMEN PU, SIG, Tanah Longsor, VCA. ABSTRACTKaranganyar Regency is one of the districts in Central Java which is included in the high category in the risk of landslides according to the  Indonesian Disaster Ratio Index (IRBI) 2018. Based on the BPBD disaster data recap of Karanganyar Regency in 2018 there were 213 disasters with details of 93 landslide, 37 windstorm, 55 fires disaster, 8 floods, 1 movable ground, 19 houses collapsed and 4 accident. The method of making landslide hazard using the PERMEN PU and Fuzzy AHP methods and field validation. Preparation of vulnerability maps and capacity maps using document review PERKA BNPB No. 2 Tahun 2012 and review previous research documents. Making a landslide disaster risk map by multiplying the VCA (Vulnerability Capacity Analysis) matrix based on PERKA BNPB No.2 of 2012. The mapping of landslide risk using Geographical Information System (GIS) with a weighting method and overlaps between the constituent parameters using GIS software. In the processing of the hazard map method PERMEN PU obtained 0.559% high level, 25.173% medium level, 73.744% low level and 0.523% very low level. For the processing of the hazard map using Fuzzy AHP method, it was obtained 1.05% high level, 26.90% medium level, or 70.432% low level and 1.614% very low level. For the vulnerability map, it was obtained 6 sub-districts with high vulnerability levels, 6 sub-districts with medium vulnerability levels, and 5 sub-district with low vulnerability levels. The capacity map shows 4 sub-districts at high capacity level, 5 sub-districts at medium capacity level, and 8 sub-districts at low capacity level. Meanwhile, for disaster risk mapping, it was found that 74.26% area were low, 23.48% area were moderate, and 2.25% area were high. Visualization of the results of the mapping generated using software ArcGIS Online in the system test and usability test has good results.
PEMBUATAN PETA JALUR EVAKUASI BENCANA GUNUNG API DAN PERSEBARAN LOKASI SHELTER MENGGUNAKAN METODE NETWORK ANALYST (STUDI KASUS : GUNUNG MERAPI, BOYOLALI-MAGELANG) Wahyudi Adri; L.M Sabri; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKGunung Merapi merupakan salah satu gunung api di pulau Jawa dengan ketinggian 2.968 mdpl dengan status masih aktif. Secara administratif, Gunung Merapi berada pada perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta atau terletak pada Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten dan Yogyakarta. Posisi geografinya terletak pada 7° 32'30" Lintang Selatan dan 110° 26'30" Bujur Timur. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan aktivitas Gunung Merapi berada di tingkat waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018 hingga 17 November 2019 disertai kolom asap setinggi 1.000 m dari puncak diikuti awan panas dengan jangkauan kurang dari 3.000 m. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalur alternatif evakuasi bencana. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan metode Network Analyst akan membantu dalam pemetaan jalur evakuasi dengan parameter dari Perka Badan Nasional Penanggulan Bencana No. 2 tahun 2012 dan parameter lainnya. Peta jalur evakuasi akan mempermudahkan dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan evakuasi, membatu proses evakuasi saat terjadi bencana akibat aktivitas Gunung Merapi serta membatu dalam penempatan shelter atau posko pengungsian. Total pengungsi yang dapat dilayani berjumlah 30.990 jiwa. Shelter yang melayani pengungsi paling sedikit terdapat pada Gedung Perikanan Kelurahan Muntilan berjumlah 2 jiwa yang dapat dilayani dan pengungsi terbanyak adalah Balai Desa Kamongan Kecamatan Srumbung berjumlah 2.523 jiwa yang dapat dilayani. Terdapat 8 shelter yang menjadi tujuan evakuasi bencana Gunung Merapi. Rute evkuasi terpanjang adalah evakuasi dari SMPN 2 Selo ke Balai Desa Krogowanan dengan total jarak sejauh 18.823 m dan rute terpendek adalah evakuasi dari SDN 2 Ngagrong ke Bumi Perkemahan Indra Prastha dengan total jarak sejauh 3.536 m.
ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN MANGROVE DAN TAMBAK DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (STUDI KASUS : KAB. PATI) Ita Asriani; Bambang Sudarsono; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKabupaten Pati merupakan wilayah di pesisir utara jawa yang memiliki pantai berlumpur sehingga ditumbuhi mangrove di beberapa area. Aktivitas masyarakat di pesisir pantai mayoritas sebagai petambak dan nelayan. Hal ini turut berdampak pada tingginya konversi hutan mangrove menjadi tambak yang menimbulkan permasalahan  seperti abrasi, banjir rob, dll. Sedangkan dari sudut pandang regulasi, konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak merupakan bentuk perubahan guna lahan yang tidak  terkontrol dan tidak sejalan dengan peraturan pemerintah daerah Kabupaten Pati no. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian tentang seberapa luas persebaran hutan mangrove dan tambak di kabupaten dibeberapa waktu tertentu dan kesesuiannya dengan RTRW Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan secara multitemporal dengan satelit SPOT (Satellites Pour l’Observation de la Terre) pada tahun 2009,2015 dan 2019. Metode yang digunakan adalah digitasi on screen dan didapatkan penggunaan lahan di pesisir Kabupaten Pati pada tahun 2009-2019 didominasi oleh kawasan   peruntukan perikanan.  Terjadi peningkatan sebesar 255,92 ha ( 2,4 %) pada  kawasan peruntukan perikanan. Perubahan ini dikarenakan beberapa faktor  diantaranya yaitu adanya akresi dan abrasi di wilayah pesisir kabupaten Pati. Sedangkan untuk kawasan  mangrove mengalami  peningkatan sebesar  200,08 ha (952,38%). Tingkat kesesuaian setelah dilakukan overlay  peta penggunaan lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah  adalah 63,18% pada tahun 2009, tahun 2015 sebesar 63,49 %, dan tahun 2019 sebesar 63,32%. Kawasan mangrove mengalami peningkatan kesesuaian sebesar 5,48% pada tahun 2019. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikanan hanya sebesar 1,33%. Prediksi model penggunaan lahan di tahun 2023 menggunakan metode ANN Cellular Automata pada MOLUSCE QGIS didapatkan nilai RMS  sebesar 0,00117. Pada tahun 2023 kawasan sempadan pantai (mangrove) menghasilkan tingkat kesesuaian sebesar 74,43% % dengan luas kawasan 220,57ha. Sedangkan untuk kawasan peruntukan perikananan menghasilkan tingkat kesesuaian 146,76 % (10.941,94 ha).
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN JALAN TOL TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN DI KECAMATAN PEMALANG Dyto Elang Narendrasastri; L.M Sabri; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKIndonesia adalah negara yang memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau dimana kedua musim tersebut memiliki waktu rata-rata ±6 bulan kalender. Selain memiliki dua musim, Indonesia juga merupakan negara berkembang ke arah maju sehingga pembangunan fisik selalu diutamakan setiap tahunnya. Salah satu bentuk pembangunan fisik adalah pembangunan jalan tol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan tutupan lahan jalan tol terhadap nilai limpasan permukaan di Kecamatan Pemalang serta mengidentifikasi bentuk arah aliran dan akumulasi aliran pada saat sebelum dan setelah adanya pembangunan jalan tol. Adapun metode yang digunakan adalah metode SCS-CN (Soil Conservation Service-Curve Number) untuk penghitungan nilai limpasan permukaan. Hasil penelitian berupa besar efek jalan tol terhadap nilai limpasan pada basin 4,5,dan 6 adalah  2.86% (10314.362 m3), 4.595% (1892.487 m3), dan 6.83% (5502.338 m3). serta perubahan aliran air sebelum dan seteah pembangunan jalan tol adalah sebesar 11.11% (1 titik dari 9 titik aliran air) dimana titik tersebut melebihi batas toleransi pergeseran yaitu 163.068 meter dari buffer 80 meter dan 143.068 meter dari buffer 100 meter.
ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN TANAMAN MANGROVE TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KABUPATEN PATI DENGAN METODE PENGINDERAAN JAUH DAN APLIKASI DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) TAHUN 2017-2020 Thia Prahesti; Nurhadi Bashit; Yasser Wahyuddin
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9156

Abstract

Pati Regency has a coastline of 60 km with a characteristic muddy beach. The coastal community in Pati Regency is very dependent on coastal and marine products, so it needs to be preserved. A decrease in coastal environment quality can be indicated by looking at the mangrove of quality plants. The Government of Pati Regency carries out regular mangrove planting to improve the quality of life in the coastal environment, but there is no supervision. This study uses remote sensing technology and GIS to determine the relationship between changes in mangrove plant density and changes in coastlines in Pati Regency from 2017 to 2020. This study uses remote sensing methods using the NDWI water index transformation method to determine the shoreline from Sentinel-2-year image. 2017-2020, MSL reduction using DEMNAS and MSL, then processed with a Geographical Information System using DSAS to obtain the results of shoreline changes (NSM) as well as guided classifications for land cover and vegetation indexes NDVI and GNDVI which are used to map mangrove vegetation density on the coast of the Pati Regency. The results showed that the average change in the coastline in Pati Regency has increased by 22,260 m. Changes in the area of mangroves on the coast of Pati Regency have increased by 86.634 hectares. The results also showed that the relationship between changes in mangrove density and shoreline changes on the coast of Pati Regency used simple linear regression with the coefficient of determination (R2) of 0,089 and the correlation coefficient (R) of 0,299. These results indicate a correlation enough. The calculation of the F test to determine changes in mangrove density with changes in shoreline has a significant effect, so that if the value of mangrove density is higher, changes in shoreline will tend to increase (accretion).
Analisis Spasial Perkembangan Kawasan Permukiman Perkotaan di Kabupaten Kudus Dengan Model Cellular Automata Marcov (Studi Kasus: Kecamatan Kota, Kecamatan Bae, Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu) Fauzi Janu Amarrohman; Yasser Wahyuddin; Elly Indah Novialis
TEKNIK Vol. 43, No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v43i1.44234

Abstract

Peningkatan kebutuhan lahan permukiman akan mendorong terjadinya perubahan fungsi penggunaan lahan. Monitoring perkembangan permukiman perkotaan di Kabupaten Kudus, tepatnya di Kecamatan Bae, Jati, Kaliwungu dan Kota perlu dilakukan agar tidak menimbulkan pengalihan fungsi penggunaan lahan yang melenceng dari rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang berlaku. Monitoring tersebut dapat dilakukan dengan pemodelan. Pemodelan perkembangan permukiman perkotaan selanjutnya dikombinasikan dengan sistem informasi geografi (SIG) untuk mendukung analisis spasialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fungsi penggunaan lahan permukiman perkotaan tahun 2010-2020 dengan metode overlay identity, mengaplikasikan metode CA-Marcov dalam memprediksi penggunaan lahan permukiman perkotaan tahun 2030 dan mencari nilai kesesuaian pemodelan dengan peta RTRW serta pola perkembanganya menggunakan average nearest neighbor. Data yang digunakan berupa citra WordView tahun 2010 dan 2015, citra SPOT-7 tahun 2020 dan Peta RTRW Kabupaten Kudus tahun 2012-2032. Hasil penelitian menunjukan perkembangan permukiman perkotaan pada tahun 2010-2015 sebesar 162,375 Ha, sedangkan pada tahun 2015-2020 sebesar 55,978 Ha. Selama tahun 2010 hingga 2020 pada kawasan pertanian tanaman pangan beralih fungsi menjadi permukiman perkotaan sebesar 126,927 Ha. Luas lahan permukiman perkotaan hasil prediksi penggunaan lahan tahun 2030 sebesar 3323,285 Ha, dimana kawasan pertanian tanaman pangan menjadi lahan terbesar yang dialih fungsikan menjadi permukiman perkotaan sebesar 321,803 Ha. Nilai kesesuaian hasil prediksi penggunaan tahun 2030 dengan peta RTRW sebesar 71,42%. Pola perkembangan permukiman perkotaan tahun 2030 bersifat acak.
ANALISIS DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN HABITAT KAWASAN LINDUNG DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS MENGGUNAKAN METODE POLARIMETRIK Muhammad Farhan Aryasatya; Yudo Prasetyo; Yasser Wahyuddin
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 11, No 2 (2022): Vol 11, No 1 (2022) Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebakaran merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan di wilayah kawasan lindung. Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu wilayah kawasan lindung yang selalu terjadi kebakaran setiap tahun yang menyebabkan berkurangnya wilayah hutan dan menyebabkan satwa disana menjadi rentan. Gajah Sumatera sebagai hewan endemik di Way Kambas sangat rentan terhadap bencana tersebut. Sistem radar sebagai sistem yang dapat memetakan berbagai permukaan tanpa terhalang oleh gangguan awan berperan sangat penting. Dengan memanfaatkan sistem radar dapat dilakukan identifikasi perubahan tutupan lahan. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Sentinel-1A pada pengolahan menggunakan metode polarimetrik dengan Unsupervised Wishart Classification dalam menganalisis dampak kebakaran hutan terhadap perubahan tutupan lahan dan Gajah Sumatera di tahun 2019. Hasil pengolahan polarimetrik pada Taman Nasional Way Kambas menghasilkan nilai rentang Entropy sebesar 0,534 – 0,615 dan nilai rentang Alpha sebesar 21,158 – 24,222. Berdasarkan nilai yang didapatkan menghasilkan 5 jenis klasifikasi meliputi tidak terdefinisi, ilalang, lahan kosong, vegetasi jarang dan vegetasi rapat. Dampak kebakaran yang terjadi terhadap tutupan lahan dari bulan Desember 2018 hingga Desember 2019 menyebabkan vegetasi rapat mengalami penurunan seluas 1,805 Ha. Vegetasi jarang mengalami penurunan seluas 47,756 Ha. dan Ilalang mengalami kenaikan sebesar 60,081 dan Lahan kosong mengalami penurunan seluas 13,922 Ha. Dampak kebakaran terhadap Gajah Sumatera memiliki dampak terhadap daerah jelajah dari Gajah Sumatera. Dampak kebakaran menyebabkan daerah seluas 12.943,28 Ha dari seluruh luasan daerah jelajah Gajah Sumatera. Tetapi, dampak kebakaran terhadap Gajah Sumatera dapat dibilang cukup minimal dikarenakan tidak adanya Gajah Sumatera yang mati.