Ahmad Syafii Maarif
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA, USAHA MENCARI ARAH BARU Maarif, Ahmad Syafii
Jurnal Bestari No 4 (1990)
Publisher : Jurnal Bestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2771.22 KB)

Abstract

Muhammadiyah sepanjang sejarahnya, lebih mengesankan sebagai gerakan amal kemanusiaan ketimbang gerakan ilmu. Kendatipun, kiprah Muhammadiyah di bidang pendidikan luar biasa pesatnya, tapi, belum tentu erupakan indikator dari sebuah gerakan ilmu yang bernilai strategis secara intelektual. Menurut AHMAD SYAFII MAARIF, gerkan ilmu dengan landasan iman pastilah akan mampu membingkai masa depan peradaban yang ramah dan kreatif. Pusat-pusat pendidikan Muhammadiyah yang ada sekarang ini, tampaknya masih memerlukan pembenahan-pembenahan yang mendasar. Trutama yang menyangkut masalah orientasi ke Islaman dan Kemanusiaan
Hubungan Agama Dan Negara Dalam Konteks Ketahanan Nasional (Tinj auan Konseptual) Ahmad Syafii Maarif
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 7, No 2 (2002)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2254.178 KB) | DOI: 10.22146/jkn.22076

Abstract

Berbicara tentang hubungan agama dan negara dalam perspektif ketahanan nasional untuk negara pulau dan masyarakat plularistik seperti Indonesia tetap saja relevan sepanjang waktu. Sekalipun Indonesia dikenal sebagai bangsa yang bersemboyan bhinneka tunggal ika, gangguan dan bahkan ancaman terhadap kesatuan dan ketahanan nasional selama 50 tahun merdeka telah terjadi berulang-ulang. Faktor agama sering pula dijadikan pemicu untuk mencabik-cabik republik ini, sekalipun barangkali hanya sekadar untuk menggalang solidaritas massa. Islam yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia tidak pernah bercorak monolitik. Pernah terjadi sekelompok kecil umat Islam di beberapa tempat di Indonesia melakukan pemberontakan senjata terhadap pemerintah pusat karena ketidakpuasan politik dan ekonomi. Sebagian pemberontak itu ingin mendirikan negara Islam. Tapi pernah pula terjadi sekelompok umat Kristen dan Katolik dari Indonesia bagian Timur ingin berdiri di luar republik jika mereka diperlakukan diskriminatif dalam konstitusi, demi memenuhi tuntutan mayoritas rakyat beragama Islam melalui para tokohnya, sebagaimana yang akan kita bicarakan lebih jauh di bawah ini. Setelah pendahuluan ini, selanjutnya akan kita diskusikan berturut-turut masalah hubungan agama dan negara dalam perspektif ketahanan nasional setelah lebih dulu kita tengok peristiwa sejarah yang berkaitan dengan topik pembicaraan kita hari ini. Sebelum penutup akan kita tengok pula keterkaitan antara agama, negara, ketahanan nasional, dan masalah keteladanan.
Benedetto Croce (1866-1952) dan Gagasannya tentang Sejarah Ahmad Syafii Maarif
Humaniora Vol 11, No 1 (1999)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jh.1285

Abstract

Membicarakan pandangan filosofis seorang sejarawan pemikir dan sekaligus filosuf kontemporer Italia seperti Benedetto Croce bukanlah suatu pekerjaan mudah, apalagi gagasan-gagasan yang dilontarkannya banyak yang bersifatkontroversial. Croce yang dikategorikan orang sebagai pemikir sejarah idealis neo- Hegelian, dengan ide-idenya dalam kemasan ungkapan yang sangat kaya, sering benar mengagetkan sejarawan profesional karenasifatnya yang tak terduga dan berani .
Indonesia Baru di Tengah Pertarungan Antara Mosaik Budaya Yang Elok dan Kaya Dengan Ancaman Keserakahan Ahmad Syafii Maarif
Millah: Journal of Religious Studies Vol. IV, No.2, Januari 2005 Ekonomi Islam
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol4.iss2.art1

Abstract

This paper is a sorrow reflection of writer toward the paradox reality of Indonesian people, which in one hand known as the religious society, granted by God the beautiful and wealth nature, but in other hand it was treated by greedy and corruptedbureaucracy. The big question of writer, why it happened, the religious Indonesian people couldn't look after the motherland of Indonesia, founded by the sacrifice of founding fathers of this nation? Actually, the writer argues that the religious quality ought to seem on moral quality in relation with among people, the universe, and God. It does not belong to this nation yet. Therefore, according to the writer, the struggle for that must always be done in order to the heart and the common sense. become the safer of this nation.
Islam and The Challeng of Managing Globalisation : The Case of Islam in Southeast Asia Ahmad Syafii Maarif
Millah: Journal of Religious Studies Vol. II, No.1, Agustus 2002
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol2.iss1.art5

Abstract

Globalisasi Islam bagi sementara pihak seringkali dilihat sebagai suatu momok     menakutkan yang menjadi ancaman serius bagi peradaban Barat, dan secara lebih ekstensif bagi peradaban manusia. Pandangan semacam ini semakin menguat setelah adanya serangan 11 September 2001 terhadap World Trade     Center (WTC) yang merupakan simbol kekuatan global dunia (Amerika). Pada paper ini, penulis mengkaitkan pandangan yang minor terhadap Islam dalam konteks Islam Asia Tenggara. Menurut penulis, Islam di Asia Tenggarammerupakan bagian dari ummah Islam global yang memiliki kekhasan tersendiri, sekaligus kemiripan-kemiripan dengan Islam yang ada di Timur Tengah. Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah tuduhan terhadap Islam dan gerakan globalisasinya juga berlaku untuk kawasan ini. Pertanyaan ini menjadi semakin spesifik, karena Islam di Asia Tenggara juga besar dan negara negara muslim di kawasan ini sedang memasuki era globalisasi. Ada beberapa pertanyaan yang hendak dikemukakan penulis dalam paper ini, bagaimana globalisasi mempengaruhi muslim di Asia Tenggara? Dalam konteks Indonesia, bagaimana melihat fenomena 'tumbuhnya radikalisme di negeri ini? Dan kemudian bagaimana upaya menuju masa depan yang lebih baik bagi Islam dan Barat dalam era globalisasi.