Agistian Fathurizki
Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PORNOGRAFI DALAM FILM : ANALISIS RESEPSI FILM “MEN, WOMEN & CHILDREN” Agistian Fathurizki; Ruth Mei Ulina Malau
ProTVF Vol 2, No 1 (2018): March 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.439 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i1.11347

Abstract

Film sebagai media komunikasi massa memiliki jangkauan yang luas. Film Men, Women & Children arahan sutradara Jason Rietman bercerita tentang bagaimana perkembangan teknologi internet dapat berdampak bagi kehidupan manusia saat ini. Salah satu dampak internet yang diperlihatkan dalam film ini adalah pornografi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis resepsi (reception analysis) Stuart Hall. Analisis resepsi akan memfokuskan pada pertemuan antara teks dan pembaca atau dengan kata lain media dan audiens. Analisis resepsi memandang audiens sebagai producer of meaning yang aktif menciptakan makna, bukan hanya sebagai konsumen dari isi media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi audiens menurut tiga posisi pembacaan milik Stuart Hall terhadap konten pornografi dalam film “Men, Women & Children”. Ketiga posisi tersebut yaitu dominant reading, negotiated reading dan oppositional reading.  Hasil penelitian menunjukan dari sepuluh scene unit analisis yang diteliti, delapan di antaranya informan berada dalam posisi oppositional reading mutlak dan dalam dua scene lainya masing-masing satu informan berada dalam posisi negotiated reading dan dua infroman lain berada dalam posisi oppositional reading. Dimana di dalam setiap scene tersebut memiliki materi seksualitas yang berbeda-beda dimulai dari gerak tubuh, percakapan, suara, tulisan, dan gambar bergeran/video sesuai dengan definisi pornografi menurut UU Republik Indonesia No. 44 tahun 2008. Tidak adanya informan yang berada dalam posisi dominant reading dikarenakan seluruh informan menolak adanya adegan pornografi dalam film tersebut.