Hendra Saputra
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT URBANISASI DAN TINGKAT KETIMPANGAN WILAYAH DI DAERAH PANTURA JAWA TENGAH Hendra Saputra; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1214.857 KB)

Abstract

Urbanisasi dan ketimpangan wilayah merupakan dua hal penting yang sedang dihadapi oleh negara berkembang. Urbanisasi yang dialami Amerika selama 90 tahun, dialami oleh Korea selama 20 tahun dan Brazil selama 30 tahun. Sekitar 70% dari negara yang mengalami urbanisasi mempunyai pendapatan perkapita yang berbeda-beda.Hal tersebut juga terindikasi pada daerah Pantura Jawa Tengah.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2011, sebesar 11,53% penduduk di daerah Pantura Jawa Tengah berada di Kota Semarang dan pendapatan perkapita daerah Pantura Jawa Tengah sangat mencolok pada Kabupaten Kudus (Rp. 42.941.164,-) dan Kota Semarang (Rp. 30.566.980,-) dibandingkan dengan wilayah lain yang mempunyai proporsi dibawah Rp. 15.000.000,- terhadap pendapatan perkapita daerah Pantura Jawa Tengah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat urbanisasi dan tingkat ketimpangan wilayah di daerah Pantura Jawa Tengah dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data Badan Pusat Statistik tahun 2006 dan 2011. Analisis metode nilai entropi digunakan untuk menghitung tingkat urbanisasi, sedangkan tingkat ketimpangan wilayah menggunakan koefisien Theil. Tingkat urbanisasi di daerah Pantura Jawa Tengah mengalami peningkatan sedangkan tingkat ketimpangan wilayahnya mengalami penurunan pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2006. Hubungan antara tingkat urbanisasi dan tingkat ketimpangan wilayah di daerah Pantura Jawa Tengah berbanding lurus yang dapat dilihat pada Kota Semarang dan Kabupaten Rembang. Hal ini berarti jika tingkat urbanisasi tinggi maka tingkat ketimpangan wilayah juga akan tinggi dan begitu juga sebaliknya.