Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan tempat bermukimpenduduk. Kurangnya daya tampung lingkungan permukiman yang layak bagi masyarakat memperluasterjadinya pemanfaatan lahan permukiman di kawasan yang tidak sesuai. Banyak kawasan rawan bencanayang digunakan sebagai kawasan permukiman. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kerentanan di kawasanpermukiman rawan bencana Kecamatan Semarang Barat menggunakan metode penelitian kuantitatifdeskriptif dengan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar permukiman berada dikawasan rawan bencana yaitu seluas 1014,57 Ha ( 63,8 % dari luas permukiman atau 45,82 % dari seluruh luaswilayah Kecamatan Semarang Barat). Faktor penyebab tetap bermukimnya masyarakat di kawasan rawanbencana adalah lama bermukim dan kondisi jenis rumah tempat tinggal. Analisis tingkat kerentanan wilayahterhadap bencana menunjukkan wilayah Kecamatan Semarang Barat memiliki kerentanan yang bervariasimulai dari tidak rentan, kerentanan rendah, kerentanan sedang, hingga kerentanan tinggi. Terdapat 9kelurahan yang teridentifikasi memiliki ketidaksesuaian terhadap arahan Rencana Tata Ruang Wilayah KotaSemarang karena terdapat permukiman di kawasan rawan bencana.