Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Critical Path Method (CPM) pada pengerjaan pipeline dan analisis resiko pada pengelasan Febriti Aryan Kumala; Endang Pudji Purwanti; Mochammad Karim Al Amin
Journal of Welding Technology Vol 3, No 1 (2021): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v3i1.2068

Abstract

The pipeline construction project at PT. Gearindo Prakarsa often delays because many activities are not in accordance with the target, this is due to the repair process on welding and lack of manpower in some activities. This results in the actual duration being longer than the planning duration. So it is necessary to control the control through optimizing the schedule and implementation costs as well as risk analysis for the welding process. CPM and crashing methods are one of the methods used in controlling to get a more optimal time and cost duration. Meanwhile, to overcome any improvements made by conducting a risk analysis to determine the risk of defects from safety, environmental and cost factors. If the welding activity does not change the welding process, using the CPM and crashing methods, the optimal time is 59 days by adding 15 workers and costs Rp. 9,001,453. If the overall welding process changes with SMAW or GTAW, by analyzing the increase in consumption costs of Rp. 27,72,000 for the SMAW process and Rp. 44,366,169, for the GTAW process. In terms of the level of risk, porosity defects and incomplete fusion in the SMAW process are at a high risk level for safety, environmental and cost factors. Meanwhile, in the GTAW process, complete fusion defects are at a high risk level for the cost factor.
PENYULUHAN METODE MUDAH DAN PRAKTIS KARAKTERISASI FLY ASH SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN Wiwik Dwi Pratiwi; Mochamad Yusuf Santoso; Endang Pudji Purwanti; Adhi Setiawan
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3681

Abstract

Fly ash yang merupakan residu pembakaran batu bara memiliki potensi untuk digunakan sebagai supplementary cementitious material (SCM), yaitu material yang fungsinya mengganti sebagian semen. Jika divaluasi, harga fly ash berkisar antara Rp 130.000 sampai Rp 140.000 per ton. Namun, fly ash perlu dikarakterisasi terlebih dahulu untuk memastikan potensi tersebut. Permasalahan yang melatarbelakangi pengabdian kepada masyarakat ini adalah banyaknya fly ash yang dihasilkan oleh mitra dan belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, untuk karakterisasi fly ash diperlukan pengujian di laboraturium tertentu. Sehingga, pada kegiatan ini dilakukan penyuluhan metode mudah dan praktis karakterisasi fly ash sebagai bahan substitusi semen. Berdasarkan identifikasi permasalahan mitra, didapatkan informasi bahwa limbah fly ash yang dihasilkan sebanyak 6-ton per hari dan langsung diangkut oleh pengolah sampah. Melihat potensi tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan menguji sampel fly ash dari mitra. Hasil pengujian menunjukkan bahwa karakterisktik water requirement dari sampel melebihi batas maksimum dari persyaratan dari ASTM C618-19, sehingga masih perlu peningkatan kualitas dari fly ash jika akan digunakan sebagai bahan pembuatan beton. Hal ini dikarenakan semakin tinggi water requirement nya, maka kekuatan beton akan semakin rendah. Hasil ini kemudian dijadikan sebagai bahan paparan dalam kegiatan penyuluhan bebentuk grup diskusi dengan mitra. Selain hasil pengujiaan sampel, rekomendasi terkait perbaikan karakteristik fly ash juga dipaparkan ketika penyuluhan. Rekomendasi yang diberikan berupa beberapa alternatif teknik untuk optimalisasi pembakaran batu bara dan mendapat respon positif dengan tindak lanjut berupa koordinasi internal dalam rangka perencanaan strategi pemanfaatan fly ash