Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kajian Eksperimental Kondisi Pahat Aus 0,6 mm dengan Menggunakan Sensor Audio pada Proses Bubut untuk Material Benda Kerja S45C Prasetyo Prasetyo; Heri Widiantoro
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4206.323 KB) | DOI: 10.32493/pjte.v5i2.19543

Abstract

Kerugian akibat keausan pahat dapat berdampak pada kualitas produk dan membengkaknya biaya produksi. Karakteristik kondisi pahat dapat mendeteksi kondisi nyata pahat terhadap keausannya, karena pahat merupakan faktor penting dalam proses pemotongan logam. Kondisi pahat yang menjadi fokus kajian adalah bagian flank. Hal ini dipilih sebagai dasar untuk kriteria kegagalan pahat serta kemudahan dalam pengukuran tingkat keausannya. Penelitian ini menggunakan mikrofon sebagai sensor audio untuk mendeteksi tingkat keausan pahat. Penggunaan sensor audio guna mendapatkan frekuensi keausan pahat pada proses pembubutan untuk material benda kerja S45C. Pengukuran tingkat keausan pahat yaitu flank wear dengan VBmax 0,6 mm. Pengambilan data awal menggunakan pahat dengan flank wear 0 mm (pahat baru) serta pahat aus sebesar 0,6 mm. Data penelitian terbagi menjadi 3 level (level 1, level 2, level3) dengan masing-masing level terdiri dari kecepatan pemotongan (m/min) 180, 220, dan 260, Deep of cut (mm) sebesar 0.125, 0.375, 0.6, serta feeding saat proses pemotongan (mm/min) sebesar 0.08, 0.12, 0.16 dengan putaran mesin tetap. Sinyal proses dilakukan sebagai tahap akhir pengolahan data. Data hasil proses sinyal dijadikan referensi sebagai informasi awal dalam prediksi kerusakan. Data hasil penelitian menunjukan kondisi optimal proses pemotongan adalah sesaat sebelum frekuensi 9,801 mV pada level 3 parameter pemotongan. Pada kondisi tersebut keausan pahat mencapai 0,6 mm dan segera harus diganti. Sementara kondisi pahat yang baik (aus 0 mm) didapatkan data frekuensi sebesar 1,537 mV. Peningkatan frekuensi lebih dari 6 kali ini diakibatkan oleh kenaikan parameter pemotongan, luasan kontak antara pahat insert dan benda kerja (keausan) serta akibat dari metode pencekaman pahat insert.
Inspeksi Getaran Pada Turbin Uap Penggerak Pompa di Industri Pupuk Budiawan I; Raharjo Parno; Prasetyo Prasetyo
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 14, No 1 (2019): Volume 14, Nomor 1, April 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.363 KB) | DOI: 10.32497/rm.v14i1.1448

Abstract

Turbin uap di industri memiliki tingkat kritis tinggi sehingga diperlukan penerapan teknik predictive maintenance. Teknik yang handal untuk turbin uap adalah inspeksi getaran mesin. Dengan teknik inspeksi getaran mesin, gejala kerusakan dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih lanjut dapat dicegah. Obyek inspeksi yaitu turbin uap yang digunakan  turbin menggerakkan pompa melalui transmisi kotak roda gigi. Parameter yang diukur dan dianalisa meliputi overall amplitude, sinyal dan spektrum getaran. Analisanya menggunakan comparative, trending dan descriptive analysis. Berdasarkan overall amplitude menunjukkan bahwa turbin dalam keadan baik dan cenderung memuaskan. Pada turbin terdapat sinyal yang fluktuatif. Pada spektrum nampak frekuensi fundamental turbin dan pompa berikut frekuensi harmoniknya. Amplitudo tertinggi kemungkinan disebabkan karena  gearmeshing problem. Amplitudo pada frekuensi 366.2 Hz belum diketahui dari mana berasal. Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut terutama pada kotak roda gigi.
Karakteristik Penyebaran Panas Menggunakan Metode Termografi Pada Pompa Sentrifugal Tigkat Tunggal Prasetyo Prasetyo; Gia Arya Putra; Parno Riharjo
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3051.996 KB) | DOI: 10.32493/pjte.v6i1.19546

Abstract

Abstrak: Pompa sentrifugal di industri merupakan mesin yang memiliki tingkat kritis tinggi, maka perlu dilakukan penerapan pemeliharaan prediktif disamping pemeliharaan berkala agar kerusakan dapat diketahui sedini mungkin dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah. Salah satu teknik pemeliharaan prediktif yang dapat diterapkan adalah inspeksi penyebaran panas atau termografi. Namun, Penerapan termografi untuk keperluan monitoring kondisi mesin khususnya untuk pompa sentrifugal tingkat tunggal masih kurang, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut. Pengujian termografi ini dilakukan pada pompa sentrifugal dengan beban tetap yaitu katup tekan terbuka penuh dan lama operasi pada instalasi sirkulasi tertutup.  Percobaan dilakukan selama 120 menit dengan pemindaian pertama dilakukan pada waktu operasi 30 menit, selanjutnya pemindaian dilakukan pada operasi 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit, 105 menit, dan terakhir 120 menit. Titik titik pemindaiannya yaitu  Motor Body (MB), Bearing Motor Drive End (BMDE), Coupling (CPL), Bearing Pump (BPUM), Shaft of Pump (SPUM) dan  Pump Body (PB).Hasil dari pengujian termografi menunjukkan bahwa kenaikan temperatur secara umum naik secara signifikan. Kenaikan temperatur tertinggi  paling cepat terjadi pada bagian Pump Body (PB). Panas tertinggi mencapai 52,4°C, dengan perubahan panas dari 36,8°C sampai 52,4°C dalam interval waktu 30-120 menit. Kata kunci: Pemeliharaan prediktif, termografi, penyebaran panas, pemindaian
Manufacturing Technique of Aluminum Plate Waste Crusher Imadudin Abdurohim; Prasetyo; Albert Daniel Saragih
Jurnal Teknik Mesin Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Vol.11 No.2 October 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2021.v11.i2.184-188

Abstract

With the increase in the amount of unused aluminum plate waste every year, it can increase environmental damage if no preventive measures are taken, so it must be done processing the unused plate waste by recycling. One of the recycling processes is by destroying it before it is thawed. The plate crusher is designed to have dimensions (861 mm x 250 mm x 910 mm), with the main power being an electric motor of 0.5 HP (0.37 kW) and a motor shaft rotation of 1400 rpm. The type of knife used has dimensions of 100 mm x 10 mm which have a disc-like shape that has 4 cutting blades at each end. The tool is designed to use two rotating shafts with 10 crushing blades placed on each part of the shaft. The crusher is designed using the Solidworks Application.
Pembuatan Mesin Tekuk Pelat Sistem Hidrolik Manual untuk Membuat Celah Berbentuk U Sckolastika Ninien; Firhan Fadhlan Adzima; Albert Daniel Saragih; Prasetyo Prasetyo
Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Department of Mechanical Engineering Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dinamika.v7i2.53325

Abstract

Diperlukan suatu alat khusus untuk membuat bentuk dengan ukuran yang tidak tentu dan tidak memiliki standar. Demikian halnya pada alat penekukan pelat bentuk U dengan ukuran celah yang kecil tidak dapat dibentuk dengan sekali proses oleh mesin khususnya yang terdapat di laboratorium Fabrikasi Politeknik Negeri Bandung, maka diperlukan alat penekuk pelat khusus untuk membuat celah berbentuk U. Mesin penekuk pelat ini berfungsi untuk mempermudah kerja pengguna serta untuk menunjang fasilitas praktikum di Laboratorium Fabrikasi dengan menggunakan sistem hidrolik. Alat ini dapat menekuk pelat dengan kapasitas maksimal 5 ton dan panjang pelat yang dapat ditekuk maksimum 500 mm dengan tebal maksimum 1,5 mm. Pelat yang akan dibentuk diletakan diatas U-die, kemudian dongkrak hidrolik di pompa hingga punch bergerak turun dan menekan pelat. Pembuatan mesin penekuk pelat dilakukan dengan mengukur kekuatan rangka dengan nilai faktor keamanan. Ukuran tinggi, panjang dan lebar alat penekuk pelat ini yaitu (1300 x 800 x 800) mm dan digunakan untuk membuat celah berbentuk U dengan diameter 20 mm serta panjang maksimal 500 mm.
Rekayasa Ulang Mesin Sangrai Kopi Kapasitas 10 Kg Menggunakan Mekanisme Konveksi Prasetyo Prasetyo; Tantan Sholahuddin; Devi Eka Septiani; Ilham Azmy; Musyafak Musyafak
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pjte.v6i2.24976

Abstract

Proses sangrai kopi adalah proses yang sangat penting sebelum proses grinder. Proses sangrai menciptakan rasa, aroma, kadar air, kadar kafein dan keasaman dalam biji kopi. Petani kopi Lembaga Masyarakat Desa Kopi (LMDH) menggunakan mesin sangrai kopi tipe rotari dalam proses penyangraian kopi secara konduksi. Namun, mesin sangrai yang digunakan memiliki beberapa kekurangan yang berdampak pada kualitas hasil sangrai yang tidak merata (warna medium /coklat tua 10% dan dark 90%). Sehingga dilakukan proses rekayasa ulang dalam rangka menghasilkan hasil sangrai yang inginkan. Rekaya ulang ini akan dirancang mesin sangrai dengan menggunakan metode pemanasan konveksi. Berdasarkan buku Pahl & Beitz proses perancangan terbagi dalam tiga tahapan yaitu: kajian produk eksisting, langkah perancangan konsep alat dan tahap embodiment design. Langkah kajian produk eksisting berupa identifikasi masalah terhadap mesin yang sudah ada di lapangan. Tahap perencanaan konsep, brainstorming untuk mendapatkan konsep rancangan yang optimal. Tahap perencanaan detail, perhitungan bagian kritis dalam desain. Luaran dari penelitian ini berupa konsep rancangan rekayasa ulang, implementasi hasil rancangan serta pengujian lapangan terhadap mesin sangrai kopi. Rancangan mesin sangrai menggunakan 1 buah silinder yang dipanaskan secara konduksi serta 1 buah silinder berlubang tempat penyimpanan biji kopi dengan jarak 5 mm antar kedua silinder. Kopi diputar di dalam silinder menggunakan tabung berlubang yang diputar sehingga kopi dapat tersangrai sempurna. Konsep rancangan terpilih menggunakan motor dengan daya 0.3 Kw, gearbox dengan ratio 1:20, luaran putaran 70 rpm, diameter poros 30 mm dan bantalan yang kuat bertahan sampai 5 tahun. Hasil pengujian menunjukan sangrai biji kopi dengan rasio warna medium (coklat tua) sebesar 70% medium (coklat tua) dan 30% light (coklat muda), dengan temperatur ruang 200 0C serta waktu pemanasan sebesar 21 menit untuk berat kopi seberat 10kg. Komsumsi energi yang digunakan selama proses penyangraian sebesar 0,105 kWh.
Rekayasa Ulang Mesin Sangrai Kopi Kapasitas 10 Kg Menggunakan Mekanisme Konveksi Prasetyo Prasetyo; Tantan Sholahuddin; Devi Eka Septiani; Ilham Azmy; Musyafak Musyafak
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pjte.v6i2.24976

Abstract

Proses sangrai kopi adalah proses yang sangat penting sebelum proses grinder. Proses sangrai menciptakan rasa, aroma, kadar air, kadar kafein dan keasaman dalam biji kopi. Petani kopi Lembaga Masyarakat Desa Kopi (LMDH) menggunakan mesin sangrai kopi tipe rotari dalam proses penyangraian kopi secara konduksi. Namun, mesin sangrai yang digunakan memiliki beberapa kekurangan yang berdampak pada kualitas hasil sangrai yang tidak merata (warna medium /coklat tua 10% dan dark 90%). Sehingga dilakukan proses rekayasa ulang dalam rangka menghasilkan hasil sangrai yang inginkan. Rekaya ulang ini akan dirancang mesin sangrai dengan menggunakan metode pemanasan konveksi. Berdasarkan buku Pahl & Beitz proses perancangan terbagi dalam tiga tahapan yaitu: kajian produk eksisting, langkah perancangan konsep alat dan tahap embodiment design. Langkah kajian produk eksisting berupa identifikasi masalah terhadap mesin yang sudah ada di lapangan. Tahap perencanaan konsep, brainstorming untuk mendapatkan konsep rancangan yang optimal. Tahap perencanaan detail, perhitungan bagian kritis dalam desain. Luaran dari penelitian ini berupa konsep rancangan rekayasa ulang, implementasi hasil rancangan serta pengujian lapangan terhadap mesin sangrai kopi. Rancangan mesin sangrai menggunakan 1 buah silinder yang dipanaskan secara konduksi serta 1 buah silinder berlubang tempat penyimpanan biji kopi dengan jarak 5 mm antar kedua silinder. Kopi diputar di dalam silinder menggunakan tabung berlubang yang diputar sehingga kopi dapat tersangrai sempurna. Konsep rancangan terpilih menggunakan motor dengan daya 0.3 Kw, gearbox dengan ratio 1:20, luaran putaran 70 rpm, diameter poros 30 mm dan bantalan yang kuat bertahan sampai 5 tahun. Hasil pengujian menunjukan sangrai biji kopi dengan rasio warna medium (coklat tua) sebesar 70% medium (coklat tua) dan 30% light (coklat muda), dengan temperatur ruang 200 0C serta waktu pemanasan sebesar 21 menit untuk berat kopi seberat 10kg. Komsumsi energi yang digunakan selama proses penyangraian sebesar 0,105 kWh.
Karakteristik Penyebaran Panas Menggunakan Metode Termografi Pada Pompa Sentrifugal Tigkat Tunggal Prasetyo Prasetyo; Gia Arya Putra; Parno Riharjo
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pjte.v6i1.19546

Abstract

Abstrak: Pompa sentrifugal di industri merupakan mesin yang memiliki tingkat kritis tinggi, maka perlu dilakukan penerapan pemeliharaan prediktif disamping pemeliharaan berkala agar kerusakan dapat diketahui sedini mungkin dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah. Salah satu teknik pemeliharaan prediktif yang dapat diterapkan adalah inspeksi penyebaran panas atau termografi. Namun, Penerapan termografi untuk keperluan monitoring kondisi mesin khususnya untuk pompa sentrifugal tingkat tunggal masih kurang, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut. Pengujian termografi ini dilakukan pada pompa sentrifugal dengan beban tetap yaitu katup tekan terbuka penuh dan lama operasi pada instalasi sirkulasi tertutup.  Percobaan dilakukan selama 120 menit dengan pemindaian pertama dilakukan pada waktu operasi 30 menit, selanjutnya pemindaian dilakukan pada operasi 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit, 105 menit, dan terakhir 120 menit. Titik titik pemindaiannya yaitu  Motor Body (MB), Bearing Motor Drive End (BMDE), Coupling (CPL), Bearing Pump (BPUM), Shaft of Pump (SPUM) dan  Pump Body (PB).Hasil dari pengujian termografi menunjukkan bahwa kenaikan temperatur secara umum naik secara signifikan. Kenaikan temperatur tertinggi  paling cepat terjadi pada bagian Pump Body (PB). Panas tertinggi mencapai 52,4°C, dengan perubahan panas dari 36,8°C sampai 52,4°C dalam interval waktu 30-120 menit. Kata kunci: Pemeliharaan prediktif, termografi, penyebaran panas, pemindaian
Kajian Eksperimental Kondisi Pahat Aus 0,6 mm dengan Menggunakan Sensor Audio pada Proses Bubut untuk Material Benda Kerja S45C Prasetyo Prasetyo; Heri Widiantoro
Piston: Journal of Technical Engineering Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pjte.v5i2.19543

Abstract

Kerugian akibat keausan pahat dapat berdampak pada kualitas produk dan membengkaknya biaya produksi. Karakteristik kondisi pahat dapat mendeteksi kondisi nyata pahat terhadap keausannya, karena pahat merupakan faktor penting dalam proses pemotongan logam. Kondisi pahat yang menjadi fokus kajian adalah bagian flank. Hal ini dipilih sebagai dasar untuk kriteria kegagalan pahat serta kemudahan dalam pengukuran tingkat keausannya. Penelitian ini menggunakan mikrofon sebagai sensor audio untuk mendeteksi tingkat keausan pahat. Penggunaan sensor audio guna mendapatkan frekuensi keausan pahat pada proses pembubutan untuk material benda kerja S45C. Pengukuran tingkat keausan pahat yaitu flank wear dengan VBmax 0,6 mm. Pengambilan data awal menggunakan pahat dengan flank wear 0 mm (pahat baru) serta pahat aus sebesar 0,6 mm. Data penelitian terbagi menjadi 3 level (level 1, level 2, level3) dengan masing-masing level terdiri dari kecepatan pemotongan (m/min) 180, 220, dan 260, Deep of cut (mm) sebesar 0.125, 0.375, 0.6, serta feeding saat proses pemotongan (mm/min) sebesar 0.08, 0.12, 0.16 dengan putaran mesin tetap. Sinyal proses dilakukan sebagai tahap akhir pengolahan data. Data hasil proses sinyal dijadikan referensi sebagai informasi awal dalam prediksi kerusakan. Data hasil penelitian menunjukan kondisi optimal proses pemotongan adalah sesaat sebelum frekuensi 9,801 mV pada level 3 parameter pemotongan. Pada kondisi tersebut keausan pahat mencapai 0,6 mm dan segera harus diganti. Sementara kondisi pahat yang baik (aus 0 mm) didapatkan data frekuensi sebesar 1,537 mV. Peningkatan frekuensi lebih dari 6 kali ini diakibatkan oleh kenaikan parameter pemotongan, luasan kontak antara pahat insert dan benda kerja (keausan) serta akibat dari metode pencekaman pahat insert.