This Author published in this journals
All Journal BANGUN REKAPRIMA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tri Pusat Pendidikan Dalam Menyikapi Pelaksanaan Lima Hari Sekolah Di Pendidikan Dasar Bambang Dalyono; Dwi Ampuni Agustin
Bangun Rekaprima Vol 3, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.949 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i1.763

Abstract

Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut sering disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Dengan demikian proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang optimal tidak hanya tergantung sistem pendidikan formal dijalankan, tetapi juga tergantung pada lingkungan pendidikan secara menyeluruh. Dalam Pasal 13 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” dinyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan format, non formal, dan informal”. Karena itu, dalam konteks sistem pendidikan nasional bahwa keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan komponen sistem pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy memastikan kebijakan lima hari sekolah dalam seminggu akan diterapkan mulai tahun ajaran 2017-2018. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui harapan dan tantangan penerapan pelaksanaan lima hari sekolah. Harapan Tri Pusat Pendidikan dalam menyikapi pelaksanaan lima hari sekolah  adalah : lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat  mempunyai hubungan yang erat dan saling melengkapi, baik berkenaan dengan kepentingan pendidikan bagi peserta didik maupun dalam rangka pelaksanaannya : anak kesempatan rekreasi, wisata dan otomatis akan meningkatkan pergerakan wisata domestik  serta anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Sedangkan tantangan  yang dihadapi adalah : perlu penguatan pendidikan informal,  nonformal dan  kerja sama diantara Tri Pusat Pendidikan; pengembangan kurikulum dan pengendalian mutu pendidikan; pengembangan profesi guru;  sekolah yang masih menggunakan sistem double shift,  mengalami kesulitan dalam  menyelenggarakan peraturan lima hari sekolah.Kata Kunci : Tri Pusat Pendidikan, Pendidikan Dasar
Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Bambang Dalyono; Enny Dwi Lestariningsih
Bangun Rekaprima Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.548 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i2.865

Abstract

Perlunya pendidikan karakter mendesak untuk dilaksanakan adalah adanya gejala-gejala yang menandakan tergerusnya karakter bangsa, pada era globalisasi. Kebebasan berkehendak free will, tanpa aturan yang baku, iklim kebebasan, tidak jarang diartikan dengan kebebasan bertindak. Tawuran antar pelajar, antar kampung, main hakim sendiri, dan sebagaimana berlangsung di berbagai tempat, sekaligus menjauhkan kehidupan masyarakat yang beradab, berkarakter, dan berakhlak mulia.Tujuan penulisan artikel ini adalah membahas bagaimanakah model implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah.Walaupun upaya mewujudkan peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan pendidikan baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.Namun lembaga pendidikan memegang kunci utama penanaman karakter dan akhlak peserta didik.Hakekat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Model Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah, diantaranya : model otonomi dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri, model integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakter-karakter yang akan dibentuk dalam setiap mata pelajaran, model ekstrakurikuler melalui sebuah kegiatan tambahan yang berorintasi pembinaan karakter siswa, dan model kolaborasi dengan menggabungkan ketiga model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah. Kesimpulan :Upaya mewujudkan peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan pendidikan baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Model implementasi penguatan pendidikan karakter: model otonomi, integrasi, ekstrakurikuler, dan kolaborasi. Implementasi penguatan pendidikan karakter, yaitu: keteladanan, pembelajaran di kelas, pengintegrasian dengan semua materi pelajaran, pengintegrasian dalam kegiatan Kokurikuler dan Ekstra kurikuler, pemberdayaan dan pembudayaan, dan penguatan. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.Kata Kunci: Implementasi, Penguatan Pendidikan, Pendidikan Karakter