Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

WUJUD BUDAYA VISUAL ARSITEKTUR ETNIS TIONGHOA DI BANJARMASIN Widiastuti, Kurnia; Oktaviana, Anna
INTEKNA Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Tionghoa sudah mengenal Nusantara sejak abad ke-5 Masehi. Salah satu faktor mempercepat penyebaran budaya adalah melalui sektor perdagangan. Ramainya inte-raksi perdagangan antara China dan Indonesia pada masa dulu, menyebabkan banyak sekali orang yang merasa perlu keluar dan berdagang. Salah satu wilayah tujuan utama berdagang pada masa itu adalah Kalimantan. Karena pelayaran tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah yang disinggahi, selanjutnya menurunkan percampuran budaya antara pendatang dengan budaya lokal.Penelitian ini menjelaskan tentang masuknya kebudayaan China (Tionghoa) di Banjar-masin sebagai salah satu media jejak untuk memaparkan bentuk-bentuk perwujudan bu-daya Tionghoa yang ada di Banjarmasin dalam konteks kajian pada segi arsitektur-ba-ngunan. Hasil akhir kajian berupa penerapan kaidah Arsitektur China pada bangunan-bangunan yang biasa digunakan dan dihuni oleh masyarakat etnis China di Banjarmasin dan seki-tarnya. Pada dasarnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan pelestarian.
PERANAN PENGELOLA PERAWATAN BANGUNAN DALAM KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Oktaviana, Anna
INTEKNA Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

WUJUD BUDAYA VISUAL ARSITEKTUR ETNIS TIONGHOA DI BANJARMASIN Widiastuti, Kurnia; Oktaviana, Anna
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 1 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Tionghoa sudah mengenal Nusantara sejak abad ke-5 Masehi. Salah satu faktor mempercepat penyebaran budaya adalah melalui sektor perdagangan. Ramainya inte-raksi perdagangan antara China dan Indonesia pada masa dulu, menyebabkan banyak sekali orang yang merasa perlu keluar dan berdagang. Salah satu wilayah tujuan utama berdagang pada masa itu adalah Kalimantan. Karena pelayaran tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah yang disinggahi, selanjutnya menurunkan percampuran budaya antara pendatang dengan budaya lokal.Penelitian ini menjelaskan tentang masuknya kebudayaan China (Tionghoa) di Banjar-masin sebagai salah satu media jejak untuk memaparkan bentuk-bentuk perwujudan bu-daya Tionghoa yang ada di Banjarmasin dalam konteks kajian pada segi arsitektur-ba-ngunan. Hasil akhir kajian berupa penerapan kaidah Arsitektur China pada bangunan-bangunan yang biasa digunakan dan dihuni oleh masyarakat etnis China di Banjarmasin dan seki-tarnya. Pada dasarnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan pelestarian.
PERANAN PENGELOLA PERAWATAN BANGUNAN DALAM KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Oktaviana, Anna
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 10 No 2 (2010)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

WUJUD BUDAYA VISUAL ARSITEKTUR ETNIS TIONGHOA DI BANJARMASIN Kurnia Widiastuti; Anna Oktaviana
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 1 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Tionghoa sudah mengenal Nusantara sejak abad ke-5 Masehi. Salah satu faktor mempercepat penyebaran budaya adalah melalui sektor perdagangan. Ramainya inte-raksi perdagangan antara China dan Indonesia pada masa dulu, menyebabkan banyak sekali orang yang merasa perlu keluar dan berdagang. Salah satu wilayah tujuan utama berdagang pada masa itu adalah Kalimantan. Karena pelayaran tergantung pada angin musim, maka setiap tahunnya para pedagang akan bermukim di wilayah yang disinggahi, selanjutnya menurunkan percampuran budaya antara pendatang dengan budaya lokal.Penelitian ini menjelaskan tentang masuknya kebudayaan China (Tionghoa) di Banjar-masin sebagai salah satu media jejak untuk memaparkan bentuk-bentuk perwujudan bu-daya Tionghoa yang ada di Banjarmasin dalam konteks kajian pada segi arsitektur-ba-ngunan. Hasil akhir kajian berupa penerapan kaidah Arsitektur China pada bangunan-bangunan yang biasa digunakan dan dihuni oleh masyarakat etnis China di Banjarmasin dan seki-tarnya. Pada dasarnya penelitian ini dapat digunakan untuk acuan pelestarian.
PERANAN PENGELOLA PERAWATAN BANGUNAN DALAM KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Anna Oktaviana
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 10 No 2 (2010)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi di bidang konstruksi dan metoda membangun, memungkinkan di ba-ngunnya gedung bertingkat dengan berbagai bentuk desain, akan tetapi kondisi yang de-mikian tidak disertai dengan kegiatan pemeliharaan yang benar dan secara profesional sehingga dalam beberapa tahun kemudian gedung mengalami penurunan mutu. Usaha-usaha  terhadap  pemecahan masalah  perawatan bangunan gedung masih kurang men-dalam dan kurang menyeluruh. Padahal apabila  bangunan kurang dirawat atau tertunda perawatannya, maka akibatnya akan terlambat untuk mengetahui bahwa sebagian besar dari gedung termasuk komponennya mengalami kerusakan yang cukup berat. Mengingat pentingnya kegiatan pemeliharaan dan perawatan, peran serta pengelola bangunan divi-si perawatan sangat diperlukan, agar kegiatan dilaksanakan baik dan tepat sasaran. Tulisan ini mencoba untuk menjelaskan peranan pengelola perawatan bangunan dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan meliputi tugas dan tanggungjawabnya.Peranan pengelola perawatan bangunan sangat besar dalam menjaga kondisi bangun-an. Kegiatan pengelolaan perawatan bangunan sangat penting pada pasca-konstruksi karena berpengaruh terhadap : umur bangunan, besar kecilnya biaya operasional dan pemeliharaan, tingkat kenyamanan hunian gedung, nilai jual yang tinggi jika bangunan terpelihara dengan baik, tingkat penyewaan yang tinggi, benefit cost ratio yang tinggi
KLINIK UTAMA REHABILITASI MEDIK DI BANJARMASIN Dhia Ulfairuz Sukma; Anna Oktaviana
JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA LANTING Vol 9 No 1 (2020): JTAM LANTING February 2020
Publisher : ULM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamlanting.v9i1.543

Abstract

Along with the development of medical science and society needs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) released a program in 2017, called JKN or Jaminan Kesehatan Nasional about improvement and build of quality of health infrastructure. Based on that program Kementrian Kesehatan expects the distribution of health facilities in each region. In Banjarmasin, rehabilitative health facilities is still not enough qualitatively and quantitatively, one of the rehabilitation health facilities is a medical rehabilitation facility. Medical rehabilitation’s patients in Banjarmasin hospitals always increase, so that hospital services become less than optimal, therefore additional outpatient services are needed through the clinic In reality amount of medical rehabilitation clinics are still not spread in Banjarmasin and the quality of clinics in Banjarmasin has not fulfilled the requirements of the physical environment where the physical environment is the biggest factor that affects the healing process. The healing environment approach is used as a method and concept of problem-solving. The method used is to determine and analyze the facts from the medical rehabilitation service, then applying the healing environment aspect to space, both internal and external space. The healing environment aspect consists of nature, senses, and psychology.
PENAMPUNGAN KUCING (CAT SHELTER) DI BANJARBARU Tria Diyanti; Anna Oktaviana
JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA LANTING Vol 9 No 1 (2020): JTAM LANTING February 2020
Publisher : ULM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamlanting.v9i1.552

Abstract

Caring for pets has become a part of the lifestyle of today's modern society. However, the high interest in raising animals is also accompanied by the growth of abandoned animal populations in the city of Banjarbaru due to neglect from non-committed owners. As a respond to this problem, a shelter facility emerged for abandoned animals who were sick, injured, tortured, or needed a protection. The design of Cat Shelter in Banjarbaru is a facility that seeks to meet the physical and psychological needs of animals but also still considers the sustainability of facilities by implementing an environmentally friendly design approach. Using Sustainable Architecture concepts as a solution to problems with strategies for considering land use, community, health and well-being, as well as the efficiency of materials, energy and water, then formed a design of green buildings and healthy, which is beneficial for residents of shelter facilities.
PUSAT KULINER KHAS KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN DI BANJARMASIN Fitria Arissa Yulandha; Anna Oktaviana
JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA LANTING Vol 9 No 1 (2020): JTAM LANTING February 2020
Publisher : ULM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamlanting.v9i1.554

Abstract

Hulu Sungai Selatan has very interesting regional specialties to taste, but the popularity of the Hulu Sungai Selatan culinary specialty is less developed because people from various regions outside Hulu Sungai Selatan do not have enough time or opportunity to come directly to Hulu Sungai Selatan. At present the city that is a place to stay or settle is that most people from various islands, provinces and districts are Banjarmasin, in Banjarmasin there are actually places that sell typical Hulu Sungai Selatan culinary but unfortunately most only sell ketupat kandangan only while other cuisines are less popular , from that problem arises that is how to design a culinary center that can popularize the peculiarities of the Hulu Sungai Selatan culinary in Banjarmasin. To answer these problems a central culinary design can be used as a medium to popularize the typical Hulu Sungai Selatan culinary using the Peter Zumthor Atmospheres method emphasize the processing of the interior and exterior of the design and apply the design aspects of Peter Zumthor's Atmospheres themselves as a concept of design. At this culinary center only a few aspects are applied as concepts in interior and exterior design, this adjusts to the needs of the culinary center, the interior of the culinary center emphasizes the body of architecture aspects, material compatibility, between composure and seduction , levels of intimacy and the light on things in the dining, kitchen, gallery and culinary materials stores while on the exterior emphasizes compatibility, the temperature of the space, surrounding objects, tension between interior & exterior and the light on things on the outside buildings and sites. Thus, it is hoped that this culinary center will be able to become a media that can popularize the culinary specialties of Hulu Sungai Selatan.
RUMAH SINGGAH KUCING DI BANJARMASIN Fajar Permadi; Anna Oktaviana
JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA LANTING Vol 9 No 2 (2020): JTAM LANTING Agustus 2020
Publisher : ULM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamlanting.v9i2.564

Abstract

The population of cats is increasing every year in the world, unfortunately, the increase in cat population is also directly proportional to the number of cases of abuse that occur. It is proven that in Banjarmasin itself there are still many acts of persecution, both intentionally and unintentionally. Responding to these problems created an abandoned cat shelter. The Design of Cat Shelter Houses in Banjarmasin is a facility that aims to meet the physical and psychological needs of cats by adopting an environmentally friendly design approach. The concept approach uses Paola Sassi's sustainable architecture, as a solution to problems with land use, health, material, energy, and water strategies, so healthy building designs that benefit residents.