Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Integrasi Early Warning System untuk Gempabumi Elfitra Desifatma; Iftitah Rahmi Kadir; Arizal Taufik; Prihandhanu Mukti Pratomo
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.592 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i1.9509

Abstract

Indonesia berada di zona subduksi di mana lempeng samudera menabrak lempeng benua, kondisi geologi yang komplek membuat indonesia juga rentan terhadap bencana khususnya gempabumi, sampai saat ini sistem peringatan dini masih mengandalkan BMKG dan media massa. Kendala akan muncul jika masyarakat dengan akses yang terbatas dan informasi yang kurang cepat tersebar membuat sistem peringatan dini menjadi kurang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu sistem peringatan dini gempa dan Tsunami yang ekonomis, efektif dan portable sehingga bisa ditempatkan dilokasi yang diinginkan. Penelitian berfokus dalam membuat sebuah perangkat seismometer yang terintegrasi dan adaptif terhadap lingkungan sehingga bisa diterapkan dalam mitigasi bencana gempabumi. Perancangan alat diakomodir dengan menggunakan microcontroller berbasis arduino sistem yang dimodifikasi, modul-modul sensor yang diperlukan dirancang ulang hingga menghasilkan fungsi yang lebih baik dari standar pabrikasinya.  Alat peringatan dini gempabumi dibuat untuk memberikan informasi lebih cepat dengan mengintergrasikan alarm dengan sensor getaran, sensor yang digunakan adalah accelerometer. Sensor ini dipilih karena kekompakan dimensi dan kualitas data yang dihasilkan cukup bagus. Sistem yang dibangun menggunakan komponen yang mudah diperoleh di pasaran Indonesia. Secara sederhana alat yang dibangun akan memberikan informasi berupa alarm jika terjadi getaran dengan amplitudo yang cukup besar yang diidentifikasi sebagai gempabumi.
INTERPRETASI DATA VES GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI AIR TANAH DI DAERAH BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT Elfitra Desifatma; Prihandhanu M. Pratomo; Arizal Taufik
PHYDAGOGIC : Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Vol 1 No 2 (2019): PHYDAGOGIC : Jurnal Fisika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.307 KB) | DOI: 10.31605/phy.v1i2.348

Abstract

Hasil pengeboran pada lokasi penelitian memberikan informasi bahwa area tersebut tidak ditemukan lapisan yang mengandung air. Hal ini melandasi digunakannyametode VES (Vertical Electrical Sounding) untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi dan lapisan tanah berdasarkan variasi resistivitasnya. Pengukuran data lapangan menggunakan metode VES konfigurasi Schlumberger pada daerah Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Konfigurasi AB untuk semua konfigurasi adalah sama, perbedaannya di posisi MN saja. Akusisi lapangan dilakukan dengan mengambil empat titik pengukuran didasarkan pada lokasi pengeboran yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap pengambilan data dimulai dengan mentransmisikan arus diantara dua elektroda arus (AB) dan diukur beda potensial antara elektroda potensial (MN). Dengan memvariasikan jarak elektroda ke titik selanjutnya setelah nilai potensial (DV) dan arus (I) didapat. Tahap penginjeksian dan pengukuran dilakukan sampai data bisa berhenti karena jumlah pseudosectionnya sudah terpenuhi dan selesai sesuai format akuisisi. Data lapangan selanjutnya diproses untuk mendapatkan model dengan metode inversi 1D. Hasil inversi berupa nilai resistivitas terhadap kedalaman. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai resistivitas perkedalaman dari semua titik sounding memiliki kecenderungan hasil yang sama. Rentang nilai resistivitas yang dihasilkan antara 4.92 Ώm sampai 37.45 Ώm, Interpretasi kedalaman maksimum 35 meter. Berdasarkan interpretasi model geologi, pada daerah penelitian tersebut tidak ditemukan adanya lapisan akuifer sampai kedalaman 30 meter dari permukaan karena terindikasi terdapat lapisan clay yang tebal dan lapisan limestone yang bukan merupakan lapisan penyimpan air.