Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : AGREGAT

Perubahan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal dan Nilai Penurunan Tanah pada Tanah Gambut yang Distabilisasi dengan Kapur dan Fly Ash Rusliansyah .; Muhammad Afief Ma’ruf
AGREGAT Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.889 KB) | DOI: 10.30651/ag.v4i1.2814

Abstract

AbstractPeat soil is a type of soft soil with low bearing capacity and high compressibility. Many efforts have been made to improve it. These efforts focus on improving the physical and mechanical characteristics of peat to increase bearing capacity and reduce its subsidence. One is stabilization method, which is by inserting a stabilizing material into peat soil to improve its physical properties and mechanical properties. From previous studies on a laboratory scale by considering the effect of water from peat soil around the stabilized area obtained optimum levels of mixture of stabilizing material for peat soils by 10% from the wet weight of peat soil.Things that have not been taken into account in that study are still untested to be applied in the calculation of bearing capacity of shallow foundations for future field use applications, where the influence of water content from peat soil around the stabilized area will also have an effect.The research was carried out by imitating the large shallow foundation that is commonly used in the community surrounding the land using laboratory methods of mechanical properties to obtain the characteristics of peat soil before and after stabilization. This parameter is then used as input data in calculating the bearing capacity of shallow foundations and the value of land subsidence. The result is for the value of bearing capacity after being mixed with stabilization material there is an increase. For initial peat soil the bearing capacity is 58,371 kPa, while after being mixed with stabilization material the bearing capacity increases to 654,606 kPa. While at the time of the consolidation test there was a decrease in the value of 68,57%. Where at the time after mixing with the stabilization material the value was 1,49 mm while the initial peat soil was 4,74 mm. Keywords: Bearing Capacity, Consolidation, Peat  AbstrakTanah gambut adalah jenis tanah lunak dengan daya dukung yang rendah dan kemampumampatan yang tinggi. Berkaitan dengan rendahnya daya dukung serta kemampumampatan yang tinggi dari tanah gambut, maka usaha – usaha untuk memperbaikinya juga telah banyak dilakukan. Usaha – usaha tersebut berfokus pada perbaikan sifat fisik dan teknis gambut untuk meningkatkan daya dukung dan mengurangi kemampumampatannya.    Salah satu metode perbaikan tanah gambut adalah metode stabilisasi, yaitu dengan cara memasukkan suatu bahan stabilisasi ke dalam tanah gambut untuk memperbaiki sifat fisik dan sifat teknisnya. Dari penelitian sebelumnya dalam skala laboratorium telah diperoleh prosentase bahan stabilisasi optimum 30% kapur dan 70% fly ash. Penelitian lanjutan dengan memperhatikan pengaruh air dari tanah gambut di sekitar luasan yang distabilisasi memperoleh kadar campuran bahan stabilisasi optimum untuk tanah gambut sebesar 10% dari berat basah tanah gambut.Hal yang belum perhitungkan pada penelitian tersebut yaitu masih belum dicoba untuk diaplikasikan pada perhitungan daya dukung pondasi dangkal untuk aplikasi pemakaian lahan di lapangan nantinya, dimana dimana pengaruh kadar air dari tanah gambut di sekitar luasan yang distabilisasi juga akan memberikan pengaruh.Penelitian dilakukan dengan mengimitasi besar pondasi dangkal yang umum digunakan pada masyarakat sekitar lahan tersebut menggunakan metode pengujian sifat teknis yaitu dengan uji direct shear dan uji konsolidasi agar diperoleh nilai karakteristik tanah gambut sebelum dan sesudah distabilisasi. Parameter ini kemudian digunakan sebaga input data pada perhitungan kapasitas daya dukung pondasi dangkal dan nilai penurunan tanah. Hasilnya adalah untuk nilai daya dukung setelah dicampur dengan bahan stabilisasi terjadi peningkatan. Untuk tanah tanah gambut inisial daya dukungnya sebesar 58,371 kPa, sedangkan setelah dicampur dengan bahan stabilisasi daya dukungnya meningkat menjadi 654,606 kPa. Sedangkan pada saat pengujian konsolidasi terjadi penurunan nilai kemampumampatannya sebesar 68,57%. Dimana pada saat setelah dicampur dengan bahan stabilisasi nilai kemampumampatannya sebesar 1,49 mm sementara nilai kemampumampatan tanah gambut inisial sebesar 4,74 mm. Kata Kunci: Daya Dukung Tanah, Gambut, Konsolidasi 
Pemetaan Digital Jenis Lapisan Tanah Permukaan Kota Banjarmasin Muhammad Afief Ma’ruf; Rusliansyah Rusliansyah; Agil Arief Rachman
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8320

Abstract

AbstractWith the help of GIS (Geographic Information System), information such as the results of soil testing in the field can be combined with other information such as groundwater levels, laboratory soil test results and other test results. In addition, the test location can be found in geographic coordinate format. This integrated information can be referred to as a database. Information on the results of soil testing in the field from a database can be modeled to produce a profile shape from the test result parameters such as the soil layer type profile map. This study aims to present an information system based on geographic-based soil testing data in all areas of Banjarmasin City. This research was conducted by compiling all the data from soil testing results and create a map of soil surface types along the Banjarmasin city area with the help of GIS. As many as 37 Standar Penetration Test (SPT) test points and 45 Cone Penetration Test (SPT) test points in the city of Banjarmasin are integrated with geographic information system in the form of maps of the types of soil layers on the surface of Banjarmasin City. The results of this study shows that the dominant soil layers in the surface layer in Banjarmasin City are organic clay and silty clay, which are included in the soft soil category. This means that the soil conditions of Banjarmasin City are less suitable for the application of foundation construction with shallow foundation types, because of the relatively small bearing capacity of soft soils. So that in building construction planning in Banjarmasin City, it is necessary to pay attention to the things that are challenges in construction construction on soft soils, namely the relatively small bearing capacity of the land and the relatively large land subsidence. Keywords: Geographic Information System, Journal, Soil Type, Banjarmasin City, Digital Map  AbstrakDengan bantuan GIS (Geographic Information System), informasi seperti hasil pengujian tanah di lapangan dapat dipadukan dengan informasi lainnya seperti muka air tanah, hasil pengujian tanah di laboratorium maupun hasil pengujian lainnya. Selain itu, lokasi pengujian dapat diketahui dalam format koordinat geografis. Informasi yang terpadu tersebut dapat disebut sebagai basis data. Informasi hasil pengujian tanah di lapangan dari sebuah basis data dapat dibuat model untuk menghasilkan bentuk profil dari parameter hasil pengujian seperti peta profil jenis lapisan tanah. Penelitian ini mencoba menyajikan sistem informasi dari data hasil pengujian tanah berbasis geografis di seluruh wilayah Kota Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkompilasi seluruh data hasil pengujian tanah dan membuat peta jenis tanah permukaan di sepanjang wilayah kota Banjarmasin dengan bantuan GIS. Sebanyak 37 titik uji Standar Penetration Test (SPT) dan 45 titik uji sondir di kota Banjarmasin diintegrasikan dengan sistem informasi geografis dalam bentuk peta jenis lapisan tanah di permukaan Kota Banjarmasin. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa lapisan tanah yang dominan di lapisan permukaan di Kota Banjarmasin adalah lempung organik dan lempung berlanau, yang termasuk dalam kategori tanah lunak. Ini berarti bahwa kondisi permukaan tanah Kota Banjarmasin kurang cocok untuk pengaplikasian konstruksi pondasi dengan jenis pondasi dangkal, karena daya dukung tanah lunak yang relatif kecil. Sehingga dalam perencanaan konstruksi bangunan di Kota Banjarmasin, perlu memperhatikan hal-hal yang menjadi tantangan dalam pembangunan konstruksi di tanah lunak, yaitu daya dukung tanah yang relatif kecil dan penurunan tanah yang relatif besar.