Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERANCANGAN JALUR PEDESTRIAN DI JALAN PROF. ABDURAHMAN BASALAMAH MAKASSAR Sriany Ersina; Irma Rahayu; Yuliana yuliana
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 4 No 1 (2017): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v4i1a7

Abstract

Abstrak— Pusat kota yang dirancang sebagai kota yang baik adalah kota yang harus memberikan kemudahan terhadap pergerakan bagi lalu lintas, baik itu lalu lintas pejalan kaki maupun lalu lintas kendaraan. Kenyataan bertolak dari pengalaman empiris, alokasi ruang bagi lalu lintas kendaraan lebih besar daripada ruang pejalan kaki. Salah satu jalan di Makassar yang sering dilalui pejalan kaki namun tidak memiliki jalur pedestrian yaitu Jalan Prof. Abdurrahman Basalamah yang setiap harinya ramai dilalui oleh pejalan kaki baik itu dari kalangan mahasiswa, anak sekolah dan juga masyarakat umum lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah merencanakan jalur pedestrian sehingga dapat menunjang fungsi dari Jalan Prof. Abdurahman Basalamah, Makassar. Metode penelitian  dilakukan dengan metode deskriptif, kemudian dijabarkan dan dianalisa kemudian dibuat kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan jalur pedestrian yang mempertimbangkan lokasi tapak, material, kebutuhan sarana dan prasarana di Jalan Prof. Abdurahman Basalamahkata Kunci: Pedestrian; Pejalan Kaki; Jalan Prof. Abdurahman Basalamah
ARENA OLAHRAGA EKSTRIM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIGH TECH DI MAKASSAR Irma Rahayu; Darmawan Darmawan; Wasilah Wasilah
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 4 No 1 (2017): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v4i1a6

Abstract

Abstrak_ Kegiatan Olahraga Ekstrim di Makassar tersebar didaerah kampus, sekolah dan tempat-tempat publik yang ada di wilayah makassar. Maraknya pencinta olahraga ekstrim di Makassar ada beberapa kendala, mulai persoalan organisasi, lapangan, dan masalah teknis penyelenggaraan event. Maka dari itu perancangan adanya gedung untuk Arena Olahraga Ekstrim ini perlu untuk merankum dan mewadahi kemampuan dalam bidang olahraga ekstrem agar dedikasi mereka dapat membawa dampak positif untuk generasi muda lainnya. Tulisan ini mencoba menganalisis bangunan dengan  pendekatan arsitektur high tech. Pendekatan high tech dari fasilitas-fasilitas dan material bangunan yang serba pabrikan. Metode yang digunakan ialah studi Literatur, studi banding, dan observasi. Hasil penulisan ini berupa perancangan dengan konsep tata lansekap, pengolahan tapak, bentuk bangunan, material, dan sistem utilitas.Kata kunci : Olahraga Ekstrim;  Arsitektur High Tech; Makassar.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA GEDUNG KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA DIMAKASSAR Irma Rahayu; St. Aisyah Rahman; Mahesha Tifany Chandra Gunawan
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 5 No 1 (2018): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v5i1a8

Abstract

Abstrak_ Pelestarian lingkungan hendaknya merupakan salah satu pertimbangan utama dalam merancang suatu bangunan. Konsep arsitektur hijau merupakan salah satu cara pendekatan dalam merancang aktifitas atau kegiatan pada gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia atau yang biasa disingkat menjadi KONI. KONI sebagai suatu organisasi memiliki struktur organisasi yang mengatur berbagai kegiatan olahraga yang ada di Indonesia, selain itu juga KONI bertugas untuk mengembangkan minat dan bakat olahraga yang ada pada masyarakat Indonesia . Gedung baru KONI  nantinya diharapkan menjadi  suatu wadah untuk berbagai persatuan olahraga yang ada di Indonesia sekaligus mendukung aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh KONI, baik itu kegiatan organisasi maupun kegiatan pembinaan sekaligus pelatihan olahraga.Kata Kunci: Arsitektur Hijau; KONI; Olahraga; Organisasi; Pembinaan dan Pelatihan. Abstract_  Environmental preservation should be one of the main considerations in designing a building. The concept of green architecture is one way approach in designing activities or activities in the National Sports Committee building Indonesia or commonly abbreviated as KONI. KONI as an organization has an organizational structure that regulates various sports activities in Indonesia, in addition KONI is also tasked to develop the interest and talent of sports that exist in Indonesian society. KONI new building will be expected to be a container for various sports unity in Indonesia as well as support activities undertaken by KONI, whether it's organizational activities and coaching activities as well as sports training.Keywords:  Green Architecture; INSC; Sports; Organization; Training and Development
Pencahayaan Alami pada Masjid Amirul Mukminin Makassar Rahmayanti Ulfirah; Riska Saha; Irma Rahayu
TIMPALAJA Vol 1 No 2 (2019): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v1i2a4

Abstract

Abstrak_ Masjid merupakan pusat peradaban umat islam sebagai sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jumlah jamaah dalam jumlah lumayan banyak, namun seiring berjalannya waktu bangunan ini memiliki fungsi lain yang tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah. Masjid Amirul Mukminin sebagai sentra kegiatan islam maupun kajian ilmu yang berlangsung hampir setiap hari mulai dari waktu subuh hingga pukul 22:00. Bangunan masjid amirul mukminin berpotensi menggunakan pencahayaan alami pada siang hari karena lokasinya yang mendapatkan pencahayaan matahari setiap harinya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode umum. Pembahasan memiliki alur deduktif yaitu menjelaskan bahasan umum terlebih dahulu lalu menjelaskan bahasan khusus. Dan menggunakan Metode observasi ,dokumentasi,wawancara,dan pengukuran alat berupa luxmeter. Penelitian difokuskan untuk mengetahui kinerja pencahayaan alamipada masjid amirul mukminin, mengetahui kualitas cahaya dibeberapa titik yang dipetakan dengan pembagian area berdasarkan tingkat cahaya pada ruangan. Dan Hasil menunjukkan  kondisi pencahayaan alami pada lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 terjadi pada pukul  08:00- 10:00 WITA melebihi standar pecahayaan alami pada SNI. Hal ini dikarenakan pada titik tersebut tidak ada penghalang sinar matahri.                                                                                                                                          Kata Kunci : Amirul mukminin, ibadah, Makassar, Masjid, pencahayaan alami, Abstrak_ Mosque is the center of Islamic civilization as a place of worship for Muslims which can accommodate a large number of worshipers, but over time this building has other functions that are not only used as places of worship. The Amirul Mukminin Mosque as a center of Islamic activities and the study of science which takes place almost every day from dawn until 22:00. The amirul mukminin mosque building has the potential to use natural lighting during the day because of its location which gets sunlight every day. This study uses quantitative methods as a general method. Discussion has a deductive plot, namely explaining general discussion first and then explaining specific topics. And using the method of observation, documentation, interviews, and measurement tools in the form of luxmeter. The study focused on knowing the natural lighting performance of the mosque of the Believers, knowing the quality of light in some points mapped by dividing the area based on the level of light in the room. And the results show the condition of natural lighting on the 1st floor of the 2nd and 3rd floor occurs at 08: 00-10: 00 WITA This is because at that point there is no sun beam barrier.Keywords: Amir al-mu'minin, worship, Makassar, mosque, natural lighting,  
Perubahan Fungsi pada Bangunan Bersejarah Benteng Rotterdam terhadap Aktivitas Pengguna Bangunan Nurul Ilmi Dian Muhrizat; Nur Faiqah Azizah; Irma Rahayu
TIMPALAJA Vol 2 No 1 (2020): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a2

Abstract

Abstrak_ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam sebagai Salah satu bangunan bersejarah (Heritage). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam dan pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai salah satu bangunan bersejarah di kota Makassar serta aktivitas para pengunjung di Fort Rotterdam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan membagikan kuisioner kepada pengunjung Fort Rotterdam dan melakukan dokumentasi atau pengambilan gambar bangunan-bangunan Fort rotterdam yang mengalami perubahan fungsi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung di Fort Rotterdam ini rata-rata berkunjung ke musium nageri La Galligo yang menyimpan beragam koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah hingga naskah serta etnografi. Kebanyakan benda kebudayaan yang dipamerkan berasal dari suku-suku di Sulawesi seperti suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Aktivitas lain yang dilakukan pengunjung  yaitu hanya sekedar berkeliling melihat bangunan-bangunan yang ada di Fort rotterdam ini serta berfoto-foto. Adapun perubahan fungsi bangunan-bangnan Fort Rotterdam yaitu pada masa kolonial Belanda, benteng dahulu dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah Belanda di Indonesia. Pada masa kolonial Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi pusat studi pertanian dan bahasa. Sementara setelah Indonesia merdeka, benteng ini dijadikan sebagai pusat komando yang kemudian beralih fungsi menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar hingga saat ini.Kata Kunci: Bangunan Bersejarah; Fungsi Bangunan; Fort Rotterdam; Pusat Kebudayaan. Abstract­_ This study aims to determine the changing function of Fort Rotterdam building as one of the historic buildings (Heritage). This research is motivated by the change of purpose of Fort Rotterdam building and utilization of Fort Rotterdam as one of a landmark building in Makassar city and visitor activity in Fort Rotterdam. The research method used is qualitative research method by distributing questionnaires to visitors of Fort Rotterdam and doing documentation or taking pictures of Fort Rotterdam buildings that have changed function. The results of the study show that visitors undertake the activities in this fort Rotterdam on average visit the museum of La Gallego nageri which stores a diverse collection of prehistoric, numismatic, foreign ceramics, history to script and ethnography. Most cultural objects on display come from tribes in Sulawesi such as Bugis, Makassar, Mandar, and Toraja tribes. Other activities that visitors do is just around to see the buildings in this Fort Rotterdam and take pictures. The change of building function Fort Rotterdam is in the Dutch colonial period of the castle served as the centre of government and shelter of Dutch spices in Indonesia. In the Japanese colonial period, this fort turned to function as a centre for agricultural and linguistic studies. Meanwhile, after Indonesia's independence, this fort became a command centre which later turned the function of being the centre of Makassar's culture and arts to date.Keywords: Historic Buildings; Building Functions; Fort Rotterdam; Cultural Center.
Pendekatan Arsitektur Biomimikri Desain Taman Hutan Raya Abdul Latief di Sinjai Nurfaiqah Azizah; Irma Rahayu; Nursyam Nursyam
TIMPALAJA Vol 2 No 2 (2020): Timpalaja
Publisher : the Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i2a5

Abstract

Abstrak_ Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain Taman Hutan Raya Abdul Latief sebagai Media Edukasi dan Wisata dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri.  Taman Hutan Raya Abdul Latief   (TAHURA) memiliki banyak potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu  daerah tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya pada Kabupaten Sinjai. Selain sebagai wisata pendidikan tentang tumbuhan serta pelestarian satwa yang dilindungi, Tahura ini juga dapat menjadi wisata alam dengan pemandangan yang indah.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan cara pengumpulan data dengan melakukan survei atau pengamatan langsung ke lokasi, setelah itu dilakukan wawancara atau tanya jawab dengan pihak – pihak yang ada relevansinya dengan objek    serta penggambaran dengan dokumentasi fotografi. Maka dari penelitian ini ditemukan terjadinya ketidakstabilan kunjungan wisatawan di Tahura ini mengindikasikan bahwa ketertarikan masyarakat untuk  menikmati  daya  tarik  kawasan  ini  menurun  karena  tidak  didukung  oleh  pembangunan dan pemeliharaan pada objek – objek wisata maupun sarana prasarana penunjang. Untuk menambah perwujudan kreativitas arsitektur pada desain ini maka diperlukan penerapan pendekatan biomimikri dimana dapat menghasilkan arsitektur yang ekspresif.Kata kunci: Taman Hutan Raya; Abdul Latief; Arsitektur Biomimikri Abstract _ This study aims to obtain the design of the Abdul Latief Forest Park as a medium Education and Tourism with a Biomimicry Architectural Approach. Abdul Latief Forest Park (TAHURA) has a lot of potentials to be developed as a tourist destination in South Sulawesi Province, especially in Sinjai Regency. Apart from being an educational tour about plants and the preservation of protected animals, Tahura can also be a natural tourism place with beautiful scenery. The research method used is the research method by collecting data by conducting surveys or direct observation to the location, after which interviews or questions and answers are conducted with parties that are relevant to the object and depiction with photographic documentation. So from this research, it is found that the instability of tourist visits in Tahura indicates that the public's interest in enjoying the attractiveness of this area is decreasing because it is not supported by the development and maintenance of tourist objects and supporting infrastructure. To add to the manifestation of architectural creativity in this design, it is necessary to apply a biomimicry approach which can produce expressive architecture.Keywords: Forest Park Botanical Garden; Abdul Latief; Architecture Biomimicry.