Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PELARANGAN PEREDARAN GARAM KONSUMSI TIDAK BERIODIUM Rizqie, Nurul Laili Hidayati; Mardiana, .
Unnes Journal of Public Health Vol 4 No 3 (2015): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.059 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pelarangan Peredaran Garam Konsumsi Tidak Beriodium di Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan informan secara purposive sampling. Informan berjumlah 10 pedagang garam konsumsi di Kabupaten Magelang dan 2 petugas instansi terkait pelaksanaan perda. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi kebijakan ini belum berjalan secara maksimal. Dari enam (6) hal yang berpengaruh dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, terdapat tiga hal yang belum berjalan secara maksimal sehingga menghambat pelaksanaan implementasi perda ini. Tiga hal tersebut adalah sumber daya kebijakan yang belum sepenuhnya terpenuhi, komunikasi yang kurang lancar antar organisasi, dan badan pelaksana kebijakan yang belum berjalan dengan kuat. Saran bagi instansi terkait, memperbaiki komunikasi antar organisasi dalam pelaksanaan implementasi perda ini serta segera melakukan pemenuhan sumber daya yang berkaitan dengan perda (seperti gudang penyitaan garam).This research aimed to find out the implementation process of Local Regulation of Magelang District No. 9 Year 2004 about the Prohibition of Circulating Non-Iodized Salt Consumption in Magelang District. This research used qualitative research method with informant sampling technique by purposive sampling. Total of the informants were 10 (ten) sellers of salt consumption in Magelang District and 2 (two) officers agencies related to the implementation of local regulation. The data retrieval technique used in-depth interview technique with descriptive analysis. The result of the research showed that the implementation of this policy implementation was not running optimally. From six (6) things that affect the implementation of policy implementation, there were three (3) things that had not run optimally thus inhibiting the effective implementation of this regulation. Those three (3) things were resource policies that have not been fully met, substandard communication among the organizations, and agency of policy that had not been running strong. Suggestions for relevant agencies, to fix communication among the organizations in implementing the local regulation, and immediate fulfillment of the resources related to regulation (such as the warehouse of salt confiscation).
TEPUNG IKAN GABUS SEBAGAI SUMBER PROTEIN (FOOD SUPPLEMENT) Fatmawati, .; Mardiana, .
bionature Vol 15, No 1 (2014): April
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.156 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v15i1.990

Abstract

Tepung ikan merupakan suatu produk padat kering yang dihasilkan dengan jalan mengeluarkan cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang terkandung di dalam daging ikan. Tepung ikan diolah atau dibuat untuk dijadikan sebagian bahan tambahan untuk pakan ternak dan ikan. Seiring dengan kemajuan tenologi, telah ditemukan bahwa ikan gabus (Ophiocephalus striatus) memiliki potensi fungsional yang tinggi karena mengandung serum albumin. Oleh sebab itu, dilakukan pengolahan terhadap ikan gabus menjadi produk tepung ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan tepung ikan dari bahan dasar ikan gabus yang lebih optimal, dalam artian mengurangi kehilangan komponen aktif (protein terlarut) yang terdapat dalam daging ikan tersebut. Pembuatan tepung ikan gabus dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan perebusan, pengukusan, serta cara pengukusan dan ekstraksi lemak. Pengeringan daging ikan dilakukan dengan alat pengering mekanis pada suhu 50oC selama ± 9 jam. Parameter penelitihan ini adalah kadar air, kadar protein terlarut, rendemen, dan uji organoleptik terhadap warna, kenampakan dan tekstur tepung ikan gabus. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan tepung ikan gabus yang diolah dengan cara pengukusan ekstraksi lemak merupakan cara pengolahan yang lebih baik. Tepung yang dihasilkan dengan cara ini memiliki kadar protein terlarut yang tertinggi yaitu 10,88 dan kadar air yang rendah 7,46 %, rendemen 15,79 % dan hasil organoleptik yang umumnya disukai oleh panalis.