Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN SELF-ASSESSMENT UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN SISWA TENTANG MAKNA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI MTs. SABILUL CHALIM, KEC.LEUWIMUNDING KAB.MAJALENGKA Nyai Ika Purmanah; Nuryana Nuryana; Euis Puspitasari
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 6, No 1 (2017): Motivasi dalam Pembelajaran
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.556 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v6i1.1942

Abstract

ABSTRAKBeberapa hal tentang belajar yang kita pahami pada umumnya yaitu Pertama,  belajar bukanlah pekerjaan yang menyenangkan ; Kedua, belajar seringkali dilakukan karena terpaksa, baik itu terpaksa lulus, atau terpaksa agar mendapatkan ijazah dll. Sehingga pada akhirnya belajar menjadi kehilangan maknanya. Sebagaimana pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa secara umumnya belum memahami makna belajar sebenarnya. Hal tersebut dapat terbukti dari respon siswa dalam pembelajaran di sekolah. Banyak siswa yang langsung antipati jika disuruh belajar dengan berbagai alasan. Oleh karena itu peneliti terinspirasi dan termotivasi untuk mengatasi kondisi tersebut dengan mencoba menerapkan Self-Assessment  untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang makna belajar, dimana self-assessment ini melibatkan siswa dalam menilai dirinya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang makna belajar pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan metode Research and development (R&D) model Borg and Gall. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Sabilul Chalim Kec.Leuwimunding, Kab.Majalengka. Teknik pnegumpulan datanya dilakukan dengan studi dokumentasi, observasi, angket, expert judgment, dan rubrik penilaian. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa instrumen yang siap pakai.Instrumen ini ada 15 indikator yang memiliki validitas yang baik. Indikator-indikator tersebut adalah  6 indikator pada aspek kognitif 80,2%, 5 indikator pada aspek afektif 80,8% dan 4 indikator pada aspek psikomotorik 73,8 %. Dapat menumbuhkan kesadaran siswa tentang makna belajar dengan persentase hasil penerapan penilaian self-assessment pada aspek kognitif sebesar 78,25% termasuk kedalam kategori kuat, pada aspek afektif sebesar 72,75% termasuk kedalam kategori kuat dan pada aspek psikomotorik sebesar 63% termasuk juga kedalam kategori kuat. Respon siswa terhadap penerapan self-assessment untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang makna belajar pada mata pelajaran IPS di MTs. Sabilul Chalim Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka berdasarkan interpretasi skor angket tergolong kuat dengan sebagian besar responden (siswa) menyatakan setuju (70,27%). Kata kunci: self-assessment, kesadaran, dan makna belajar   ABSTRACT Some things about learning that we understand in general are First, learning is not a fun job; Second, learning is often done because of forced, either forced to pass, or forced to get a diploma, etc.. So in the end learn to lose its meaning. As observations have been made it is known that students generally have not understood the true meaning of learning. This can be evident from the students' responses to school learning. Many students are immediately antipathy if told to learn for various reasons. Therefore, researchers are inspired and motivated to overcome these conditions by trying to apply Self-Assessment to raise student awareness about the meaning of learning, which self-assessment involves students in assessing themselves. The general purpose of this study is to foster students' awareness of the meaning of learning in social studies subjects. This research uses Research and development (R & D) model of Borg and Gall model. Subjects in this study were students of class VII MTs. Sabilul Chalim Kec.Leuwimunding, Kab.Majalengka. Technique pnegumpulan data is done by documentation study, observation, questionnaire, expert judgment, and rubric assessment. Based on the results of research, that the instrument is ready to use.This instrument there are 15 indicators that have good validity. These indicators are 6 indicators on the cognitive aspect 80.2%, 5 indicators on the affective aspect 80.8% and 4 indicators on the psychomotor aspect 73.8%. Can raise the awareness of students about the meaning of learning with the percentage of the results of the application of self-assessment assessment on the cognitive aspect of 78.25% including into the strong category, the affective aspects of 72.75% including into the strong category and the psychomotor aspects of 63% Strong category. Student response to self-assessment implementation to raise student awareness about the meaning of learning on social studies subjects in MTs. Sabilul Chalim Leuwimunding District Majalengka Regency based on the interpretation of the questionnaire score is quite strong with most respondents (students) agree (70.27%). Keywords: self-assessment, awareness, and meaning of learning
Learning Technology and Society in The Social Sciences Euis Puspitasari
International Journal of Education and Humanities Vol. 2 No. 2 (2022): International Journal of Education and Humanities (IJEH)
Publisher : Zenius Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.054 KB) | DOI: 10.58557/ijeh.v2i2.89

Abstract

The development of technology is very rapid. The institution of education cannot be separated from the use of technology. The use of technological applications in learning systems has become commonplace in this digital era. However, the use of technology in learning must be more selective which can have a positive impact on students. Learning is a process to obtain changes that are carried out consciously, actively, dynamically, systematically, continuously, integrative, and have clear goals. Learning is an activity in which there is a process of teaching, guiding, training, and giving an example. The research objectives of this research are; a) to find out learning using technology, b) to find out the community applies social science, and c) to know the community uses technology and social science. The research method used in research is library research. In this study, researchers used sources in the form of books, journals, articles, or reviews related to technological literacy. The results showed that institutions of education have accepted and many use technology as a support for the learning process. Then the second is that people who apply social science can develop an emotional, intellectual, and social culture that can teach students to have a way of thinking critically and behavior responsibility in a social society. In the end, science and technology have positive and negative impacts. The user of technology, society, or students must be more selective in the use of technology
Penggunaan Outdoor Learning Dan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII Di Mts Salafiyah Kota Cirebon Susanti Susanti; Ratna Puspitasari; Euis Puspitasari
SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education Vol 4 No 1 (2023): Social Pedagogy: Journal of Social Science Education
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/social-pedagogy.v4i1.6847

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan masih rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS serta kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan pemilihan model pembelajaran yang terkesan monoton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan outdoor learning dan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs salafiyah kota cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus dikarenakan data yang terkumpul hasil dari pengamatan di MTs Salafiyah kota Cirebon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yang menggunakan referensi dan member check. Hasil penelitian ini bahwa penggunaan outdoor learning dan berpikir kritis siswa yaitu mampu membawa siswa pada pengalaman nyataserta siswa mampu menjawab, menganalisis dan menyimpulkan pembelajaran. Penggunaan outdoor learning pada mata pelajaran juga mengajak siswa untuk belajar sambil bermain dan tidak memberikan banyak teori kemudian model pembelajaran menyesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari misal dengan membawa bola dunia, atlas ataupun membawa siswa langsung ke lingkungan sekolah seperti taman dan lainnya.