. Marjani
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Kenaf terhadap Cekaman Fe pada pH Masam Evaluation of Kenaf Germplasm to High Fe Concentration and Low pH Resistance Purwati, Rully Dyah; Marjani, .
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 1, No 1 (2009): April 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi ketahanan plasma nutfah kenaf pada lingkungan konsentrasi Fe yang ekstrim dan pH masam telah dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Pemuliaan Balittas, Malang, mulai bulan Januari–Desember 2008. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan ran-cangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Bahan penelitian terdiri dari 100 aksesi kenaf yang diuji di labo-ratorium pada tingkat bibit. Pada setiap ulangan, masing-masing aksesi kenaf diuji sebanyak 20 bibit ber-umur 3–4 hari, yang ditanam pada stereo-foam berlapiskan kasa strimin. Bibit dipelihara pada larutan nu-trien ”Yoshida” dan diberi perlakuan konsentrasi unsur Fe 350 ppm dan pH 4. Sebagai pembanding diguna-kan nutrien yang sama dengan konsentrasi Fe = 0 ppm dan pH netral. Pengamatan dilakukan terhadap pan-jang akar, panjang hipokotil, berat kering akar, dan berat kering hipokotil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan 100 aksesi kenaf yang diuji terhadap kelebihan Fe pada pH masam bervariasi; tetapi ada 8 aksesi yang tergolong tahan, yaitu aksesi nomer 449, 461, 476, 782, 785, 833, 836, dan 839.The objective of this experiment was to find out information of kenaf germplasm resistance to high Fe con-centration and low pH of media. The experiment was conducted in laboratory and green house of plant breeding division, IToFCRI, Malang from January to December 2008. The experiment was designed in ran-domized block design with three replications. One hundred accessions of kenaf seedlings were evaluated in laboratory. Each accession in each replicate consisted of 20 seedlings (3–4 days old) were planted in stereo-foam trays with plastic gauze layer. Seedlings were maintained in “Yoshida” nutrient solution and treated with 350 ppm Fe concentration and pH 4. The same media with 0 ppm Fe and neutral pH was used as a control. The parameters observed were root and hypocotyls length, root and hypocotyls dry weight. Results of this experiment showed that the resistance to excess Fe in low pH of 100 accessions evaluated were va-ried. Out of 100 accessions, eight accessions were categorised as resistant i.e. accession no. 449, 461, 476, 782, 785, 833, 836, and 839.
Stabilitas Hasil Sepuluh Genotipe Rosela Herbal (Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa) di Daerah Pengembangan Setyo-Budi, Untung; Marjani, .; Purwati, Rully Dyah
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 6, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rosela herbal (Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa L.) baru berkembang secara komersial di Indonesia sejak 2005 untuk makanan dan minuman kesehatan. Keunggulan rosela herbal terletak pada kandungan vitamin C, vitamin A, vitamin B, dan bahan aktif (asam amino) seperti antosianin, gossypektine, glucoside hibiscin, dan flavonoid. Uji stabiltas hasil yang bertujuan untuk memperoleh beberapa genotipe unggul harapan rose-la herbal dilaksanakan di sembilan lokasi yakni Kabupaten: Malang, Blitar, Kediri, Situbondo, Grobogan, Ken-dal, dan Pati selama tiga tahun yakni dari tahun 2009–2012. Pada uji ini digunakan 10 genotipe rosela herbal yang ditanam pada petak berukuran 45 m2 (120 tan./plot). Pengujian ini menggunakan rancangan acak ke-lompok dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah kapsul per tanaman, bo-bot 100 kelopak kering, hasil kapsul segar, kelopak segar, dan kelopak kering per ha. Analisa kandungan nu-trisi terhadap kelopak bunga rosela dilaksanakan di Laboratorium Kimia (MIPA) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Pendugaan interaksi genotipe dengan lingkungan dilakukan dengan analisis gabungan semua lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe 455 (hijau), 1575 (merah), 1596 (ungu), dan 678-U (ungu) memiliki potensi hasil kelopak kering dan kandungan nutrisi yang tinggi de-ngan daya adaptasi luas. Potensi produksi kelopak kering genotipe-genotipe tersebut berturut-turut adalah: 544,98 kg; 478,60 kg; 554,73 kg; dan 471,46 kg per ha dengan kandungan vit. C/antosianin (mg/100 g ke-lopak kering): 345,40 mg/1,442 mg; 2.033,52 mg/14,697 mg; 188,00 mg/0,003 mg; 988,68 mg/9,814 mg. Herb roselle (Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa L.) is commercially planted in Indonesia since 2005 for the food and beverage health. Roselle herbal contents C, A, and B vitamins and other active ingredients (amino acids) as anthocyanin, gossypectine, hibiscin glucoside, and flavonoids. Stabilty trials results aimed to obtain superior genotypes of roselle herbs were conducted at nine locations (districts) namely: Malang, Blitar, Kediri, Situbondo, Grobogan, Kendal, and Pati for three years (2009–2012). Ten roselle herbs genotypes were tested in this experiment, planted in 45 m2 plots (120 plants/plot). The research was arranged in randomized block design with three replications. Parameters observed were: plant height, number of capsules per plant, dry weight of 100 calyx, weight of fresh capsules, fresh calyxs, and dried calyx per ha. Analysis of nutrient contents of roselle calyx was conducted at the Laboratory of Chemistry (MIPA) State Islamic University (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Estimation of genotype by environment interaction is done by combined analysis of data from all locations. Experimental results showed that genotypes 455 (green), 1575 (red), 1596 (purple), and 678-N (purple) have the potential of dried calyx and high nutrient content with wide adaptability, with dried calyx production potency is: 544.98 kg, 478.60 kg, 554.73 kg, and 471.46 kg per ha respectively. The content of vitamin C/anthocyanins (mg/100 g dried calyx) are: 345.40 mg/1.442 mg, 2,033.52 mg/14.697 mg, 188.00 mg/0.003 mg, and 988.68 mg/9.814 mg respectively.