Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Maltodextrin from Cassava Starch (Manihot Utilissima) and Its Application as Encapsulating Agent of Red Guava Juice Extract (Psidium Guajava) Widya Krisnitya; Purnama Darmadji; Yudi Pranoto
Journal of Agri-Food Science and Technology Vol. 1 No. 1 (2020): February
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.178 KB) | DOI: 10.12928/jafost.v1i1.1861

Abstract

Cassava starch is one of the processed products of cassava, which can be made into maltodextrin. Maltodextrin is often applied to the encapsulation method of instant drink packaging in Indonesia. One of the most favorite fruits in the instant drink industry is red guava. The research objectives are to know the characteristic of maltodextrin made by hydrolysis of cassava starch, and to identify the effects of the amount of maltodextrin added to the characteristic of red guava extract produced. In the research, the hydrolysis time of cassava starch is varied into 60, 90, and 120 minutes. Maltodextrin made will be analyzed, and its characteristics on the encapsulation of red guava extract will be defined. The red guava juice is encapsulated by the variants of maltodextrin concentration as 10%, 15%, 20%, and 25%. Red guava extract powder produced from the selected amount of maltodextrin then be analyzed for its characteristics. The results showed that the highest DE was found in maltodextrin with 120 minutes hydrolysis time. The increased amount of maltodextrin added affects the increase of solubility and vitamin C levels of the produced red guava juice extract. The water content is not affected by the amount of maltodextrin added.
PENENTUAN KADAR AIR LAPIS TUNGGAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN BRUNAUER-EMMETT-TELLER (BET) DAN GUGGENHAIM-ANDERSON-deBOER (GAB) PADA BUBUK TEH Hatmiyarni Tri Handayani; Purnama Darmadji
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2016): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v5i2.386

Abstract

Pada era globalisasi, industri teh Indonesia akan menghadapi persaingan yang sangat ketat dengan akan diadakannya perdagangan bebas dan semakin mudahnya mobilitas faktor produksi sebagai akibat kemajuan di bidang teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Upaya-upaya untuk meningkatkan eksistensi dan daya saing teh Indonesia di pasar Internasional dapat dilakukan melalui perbaikan mutu dan fleksibilitas produk teh sesuai dengan selera konsumen. Bubuk teh merupakan hasil pengeringan pucuk teh hijau segar dengan spray dryer. Selama penyimpanan maupun distribusi, bubuk teh mudah mengalami kerusakan akibat penyerapan uap air dari lingkungannya, sehingga menyebabkan turunnya mutu bubuk teh dan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk penentuan  penyimpanan dan distribusi bubuk teh.Untuk menentukan kadar air lapis tunggal BET (Brunauer-Emmet-Teller) diperlukan data aw / (1-aw)M. Selanjutnya dibuat kurva regresi linier dengan aw sebagai sumbu X dan aw / (1-aw)M sebagi sumbu Y, sehingga dari kurva tersebut didapat persamaan garis lurus. Sedangkan untuk menentukan kadar air lapis tunggal GAB (Guggenhaim-Anderson-deBoer) diperlukan program GAB (Guggenhaim-Anderson-deBoer) yang selanjutnya data aw dan kadar air seimbang tersebut dimasukkan ke dalam program dan nantinya akan dihasilkan nilai Mo, C dan K. Selanjutnya dibuat kurva regresi linier dengan aw sebagai sumbu X dan aw / (1-aw)M sebagi sumbu Y sehingga dari kurva tersebut didapat persamaan garis lurus.Hasil penelitian kadar air lapis tunggal (Mo) untuk persamaan BET pada sampel Tanpa MD 100 gr dengan penambahan PEG 3,5 gr dan sampel MD 100 gr dengan penambahan PEG 3,5 gr setelah jadi bubuk, Sampel Tanpa MD 100 gr dengan penambahan PEG 3,5 gr dan sampel MD 100 gr dengan penambahan PEG 3,5 gr saat masih jadi larutan berturut – turut adalah 3,6% (db) dan  berada pada aw= 0,22; 3,6% (db) dan  berada pada aw= 0,22; 3,6% (db) dan  berada pada aw= 0,2; dan 3,8% (db) dan  berada pada aw= 0,23. Sedangkan untuk kadar air lapis tunggal GAB berturut – turut adalah 2,7% (db) dan berada pada aw = 0,1; 2,7% (db) dan berada pada aw = 0,1; 2,7% (db) dan berada pada aw = 0,095; dan 3,1% (db) dan berada pada aw = 0,11 Kata kunci : Bubuk Teh, Kadar Air Seimbang, Aktivitas Air, Kadar Air Lapis Tunggal BET, Kadar Air Lapis Tunggal GAB