Novianti Novianti
Badan Litbang Kemeterian Kesehatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA PROSES PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI: STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT SWASTA X DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH Y DI JAKARTA Novianti Novianti; Mujiati Mujiati; Nurillah Amaliah
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 9 NO. 2 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.098 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i2.90.125 - 133

Abstract

Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan permulaan menyusu dini dimana bayi mulai menyusu dengan sendirinya segera setelah lahir. IMD merupakan hal penting untuk menunjang keberhasilan ASI Eksklusif. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk menilai gambaran praktik pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 15 informan ibu yang masih dirawat di ruang perawatan ibu nifas dimasing-masing Rumah Sakit. Hasil: Penelitian ini pada akhirnya menunjukkan bahwa sebagian besar informan di RS Swastaberhasil melakukan proses IMD, dan hanya sebagian kecil informan yang gagal melakukan proses IMD. Pada RSUD sebagian besar informan gagal melakukanproses IMD sesaat setelah persalinan. Hanya ada seorang informan yang berhasil melakukan proses IMD sampai kurang lebih 2 jam. Kesimpulan: Implementasi peraturan pelaksanaan IMD harus dievaluasi kembali terkait dengan pengawasan dari Kementerian Kesehatan selaku pembuat kebijakan terhadap institusi kesehatan. Sebaiknya harus ada peraturan khusus yang mengatur mengenai pelaksanaan IMD pada semua metode persalinan
GAMBARAN PELAKSANAAN JARINGAN SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEGAWATDARURATAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN DI DESA KARANG BAJO, KABUPATEN LOMBOK UTARA Novianti Novianti; Anissa Rizkianti
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 17 No 3 (2018): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 17 NO.3 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.755 KB) | DOI: 10.22435/jek.17.3.882.165-181

Abstract

ABSTRACT The reduction of maternal mortality remains the main focus of health development target of achievement in many parts of the world as the highest contribution of deaths occurred in developing countries. Social network system developed within community has obstacles in achieving target of maternal mortality reduction. In general, this study used quantitative and qualitative approach. Sampling for each respondent and informant was done using purposive sampling method. Quantitative data collection was undertaken among 90 postpartum women, and 25 qualitative informants. Quantitative results show attitude and behavior of women: most women chose delivery at health facility (96.7%) with assistance by health professionals (100%). Almost all respondents received ANC (95.6%), mostly reported of having socialization and information on safe delivery, obtained by health workers, village health volunteers, head of village and traditional birth attendant (TBA). Most respondent chose to not have childbirth with assistance by TBA. Result of in-depth interview among community members involved in P4K acknowledged that strategy to overcome obstacles in social network is to include TBA in the social network of P4K, train and provide knowledge on emergency action that is hygienic and safe, as well as report promptly if encounter difficulties in helping childbirth and using Tabulin to overcome the economic problems of the family. The social network works by exploiting the potential that exists in the community agreed upon and built on initiation within the community itself and proven to be able to overcome various obstacles to prevent and handle the emergency of pregnancy and childbirth. Keywords: Social Network P4K, Maternal Mortality, Community Development ABSTRAK Penurunan angka kematian ibu (AKI) masih menjadi fokus utama target pencapaian pembangunan kesehatan di berbagai belahan dunia dengan penyumbang kematian tertinggi adalah negara-negara berkembang. Sistem jaringan sosial yang telah terbentuk pada kelompok masyarakat memiliki hambatan dalam mencapai target penurunan AKI. Secara garis besar penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Penarikan sampel untuk setiap responden dan informan dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan terhadap 90 ibu-ibu pasca melahirkan dan informan kualitatif berjumlah 25 orang. Hasil kuantitatif menunjukkan sikap dan perilaku ibu: sebagian besar memilih persalinan di fasilitas kesehatan (96,7%) dengan penolong persalinan dengan tenaga kesehatan (100%). Hampir seluruh responden ibu melakukan ANC (95,6%), sebagian besar responden mengaku sudah pernah mendapat sosialisasi dan informasi mengenai persalinan yang aman, dimana informasi didapat dari tenaga kesehatan, kader desa, kepala desa dan juga dari dukun beranak. Sebagian besar responden memilih tidak melahirkan dengan pertolongan dukun (65,6%). Hasil wawancara mendalam terhadap anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan P4K menyatakan bahwa strategi untuk mengatasi hambatan bekerjanya jaringan sosial adalah mengikutsertakan dukun beranak untuk terlibat dalam jaringan sosial kegiatan P4K serta melatih dan memberikan pengetahuan terkait tindakan darurat yang steril dan aman serta harus segera melapor jika menemui kesulitan dalam menolong persalinan serta mengembangkan tabulin (tabungan persalinan) untuk mengatasi persoalan ekonomi keluarga ibu yang akan melahirkan. Jaringan sosial bekerja dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat yang disepakati serta dibangun atas inisiasi dari dalam masyarakat itu sendiri dan terbukti mampu mengatasi berbagai hambatan dalam upaya pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan kehamilan dan persalinan. Kata kunci: Permukiman, status ekonomi, mental emosional
PEMANFAATAN TES CEPAT MOLEKULER (TCM) GENEXPERT SEBAGAI ALAT DIAGNOSTIK TB PARU DI RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR Novianti Novianti; Oster Suriani Simarmata; Dina Bisara Lolong
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 3 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.3 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.47 KB) | DOI: 10.22435/jek.v3i18.2399

Abstract

ABSTRACT Tuberculosis remains a major public health problem, with an estimated 9 million TB incidence cases, 300,000 of which are drug resistant TB cases and resulted in 1.5 million deaths worldwide in 2013. However, only 58% of new cases, TB cases were confirmed bacteriologically using WHO recommended test including the Xpert® MTB/RIF Rapid Diagnosis. The use of GeneXpert in Indonesia has existed since 2014 and has never been evaluated in its utilization, including in the city of Denpasar, namely in Wangaya Hospital as one of the recipients of the GeneXpert pulmonary TB diagnostic aid. The results of this study showed that the results of GeneXpert examination were much higher in the percentage of Positive TB Case Findings compared to microscopic examination so that there is an increase in the number of positive TB cases by 14.3%. The GeneXpert examination succeeded in giving positive results compared to the microscopic results showing negative results, which were sensitive Rifampicin (14.6%) and resistant Rifampicin (2.4%). However, the utilization of TB suspect examination with GeneXpert has not been maximized in increasing the number of TB patients suspected of having TB, in fact, the percentage of positive TB case finding compared to TB suspicion is increasing. Keywords:GeneXpert, rapid diagnosis of tuberculosis, pulmonary tuberculosis ABSTRAK Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, diperkirakan telah terjadi 9 juta kasus insiden TB, 300.000 di antaranya adalah kasus TB multidrug resistant (TB MDR) dan mengakibatkan 1,5 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2013. Namun, baru 58% dari kasus baru, kasus TB dikonfirmasi secara bakteriologis menggunakan tes yang direkomendasikan oleh WHO termasuk Tes Cepat Molekuler (TCM) GeneXpert® MTB/RIF (Xpert). Pemanfaatan TCM GeneXpert di Indonesia ada sejak 2014 dan belum pernah dilakukan evaluasi dalam pemanfaatannya termasuk di Kota Denpasar yaitu di RSUD Wangaya sebagai salah satu penerima bantuan alat diagnostik TB Paru TCM GeneXpert. Hasil studi menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan dengan TCM GeneXpert jauh lebih tinggi persentase penemuan kasus positif TBC dibanding dengan pemeriksaan mikroskopis sehingga terdapat peningkatan jumlah kasus positif TBC sebesar 14,3% di RSUD Wangaya pada tahun 2018. Pemeriksaan TCM GeneXpert berhasil memberikan hasil yang positif di saat hasil pemeriksaan mikroskopis menunjukkan hasil negatif yaitu Rifampisin sensitif (14,6%) dan Rifampisin resisten (2,4%). Pemanfaatan pemeriksaan terduga TB dengan TCM GeneXpert belum maksimal dalam meningkatkan jumlah pemeriksaan pasien terduga TB Paru, walaupun persentase penemuan kasus positif TB dibanding terduga TB meningkat. Kata kunci: Tes cepat molekuler, geneXpert, tuberkulosis paru