Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Physical, Thermal Stability, and Mechanical Characteristics of New Bioplastic Elastomer from Blends Cassava and Tannia Starches as Green Material Christwardana, Marcelinus; Ismojo, I.; Marsudi, Sidik
Molekul Vol 16, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.696 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2021.16.1.671

Abstract

This paper presents the study results of the morphology, physical properties, thermal stability, and mechanics of bioplastic blends made from tannia and cassava starch, with a varying weight from 0 to 95%. The addition of tannia to the cassava starch-based bioplastic composition has the ability to reduce the number of pores, density, and water absorption with an average thickness of 0.21-0.29 mm. It also increased moisture content due to its nature, which is more hydrophilic than cassava starch. The result showed that the tensile strength of bioplastic ranged from 0.81-1.33 MPa and elongated from 31-35%. In addition, the thermal analysis data showed that the glass transition temperature shifted marginally due to intermolecular activity. This shows that tannia starch has promising potential as an alternative raw material for bioplastics to replace cassava starch which is more dominantly used as a food source.
REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL MENGGUNAKAN KATALIS ASAM Aniek S Handayani; Sidik Marsudi; M. Nasikin; M. Sudibandriyo
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.234 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.0.0.5064

Abstract

REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN GLISEROL MENGGUNAKAN KATALIS ASAM. Reaksi esterifikasi antara asam oleat dan glyserol menggunakan katalis asam dilakukan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi polimerisasi antara keduanya. Reaksi berlangsung pada rentang suhu 220 oC hingga 250 oC, dengan harapan setelah reaksi esterifikasi selesai akan berlanjut dengan reaksi polimerisasi. Dengan mempelajari perubahan suhu, dan waktu reaksi pada beberapa parameter seperti bilangan asam, bilangan Iod, densitas produk, viskositas dan berat molekul diharapkan akan diperoleh produk dengan berat molekul yang lebih besar dari reaktan pembentuknya atau terjadi reaksi polimerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan reaksi dipengaruhi oleh ratio kedua reaktan dan katalis, pada rasio katalis dan reaktan 1:100 menunjukkan peningkatan berat molekul. Dengan semakin meningkatnya suhu menunjukkan bahwa bilangan asam semakin menurun, mengakibatkan konversi semakin meningkat. Hasil konversi maksimum 93,75% terjadi pada suhu reaksi 240 oC, ratio katalis dan reaktan 1:100 dengan rentang berat molekul sekitar 19,502.06 g/gmol hingga 20,034.94 g/gmol, rentang viskositas sekitar 0.0514 poise hingga 0.0534 poise. Sedangkan densitas produk menunjukkan 0,95 g/cm3 sampai dengan 1,045 g/cm3.
Production of Medium Chain Length Polyhydroxyalkanoates From Oleic Acid Using Pseudomonas putida PGA1 by Fed Batch Culture Marsudi, Sidik; Tan, Irene K.P.; Gan, Seng Neon; Ramachandran, K. B.
Makara Journal of Technology Vol. 11, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bacterial polyhydroxyalkanoates (PHAs) are a class of polymers currently receiving much attention because of their potential as renewable and biodegradable plastics. A wide variety of bacteria has been reported to produce PHAs including Pseudomonas strains. These strains are known as versatile medium chain length PHAs (PHAs-mcl) producers using fatty acids as carbon source. Oleic acid was used to produce PHAs-mcl using Pseudomonas putida PGA 1 by continuous feeding of both nitrogen and carbon source, in a fed batch culture. During cell growth, PHAs also accumulated, indicating that PHA production in this organism is growth associated. Residual cell increased until the nitrogen source was depleted. At the end of fermentation, final cell concentration, PHA content, and productivity were 30.2 g/L, 44.8 % of cell dry weight, and 0.188 g/l/h, respectively.
Produksi Ramnolipid dan Polihidroksialkanoat secara Simultan dari Produk Samping Industri Biodiesel dengan Bahan Baku CPO Darti Nurani; Sidik Marsudi
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 9, No 4 (2013): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.185 KB) | DOI: 10.23955/rkl.v9i4.1235

Abstract

Produksi bioplastik polyhydroxyalkanoates (PHA) oleh bakteri menghadapi masalah biaya produksi yang tinggi. Masalah yang sama juga terjadi pada produksi ramnolipid biosurfaktan. Strategi baru telah diusulkan untuk mengurangi biaya produksi PHA, yaitu sel pertama diarahkan untuk menghasilkan produk ekstraseluler yaitu ramnolipid, lalu sel tersebut digunakan kembali untuk menghasilkan produk intrasleluer, yaitu PHA. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari produksi poli-hidroksialkanoat (PHA) dan ramnolipid secara simultan dari sumber karbon yang relatif murah menggunakan teknik batch kultur. Dalam penelitian ini, produk samping industri biodiesel dari minyak sawit mentah (CPO) digunakan sebagai sumber karbon dan sebagai pembanding digunakan minyak sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sumber karbon produk samping CPO menghasilkan konsentrasi maksimum ramnolipid dan PHA masing-masing 80 mg/l dan 0,15 mg/l, yang dicapai pada konsentrasi sumber karbon 25 g/l dan waktu kultivasi 24 jam.