Zainul Khaqiqi Nantabah
Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

VISUALISASI SEBARAN SPESIES NYAMUK TERTANGKAP DI ENAM EKOSISTEM DI KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 MENGGUNAKAN METODE BIPLOT Revi Rosavika Kinansi; Zainul Khaqiqi Nantabah; Herti Maryani
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 3 (2018): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.999 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v21i3.71

Abstract

Various types of flora and fauna are able to grow well because Indonesia has excellent environmental carrying capacity for the growth of its diversity. Transmission of vector infectious diseases is influenced by many factors, one of which is the topography of the region closely related to the pattern of transmission. One type of fauna that develops well is insects (insecta). To be achieved in writing this article is to obtain a mapping of the most dominant species of mosquito-causing diseases in six ecosystems in Kotabaru, South Kalimantan ie. Near Forest Settlement ecosystems, Remote Forest Settlements, Non Forest Near Settlements, Non Forest Remote Settlement, Near Beach Settlements and Beaches Deep Residential. The analysis used is biplot multivariate method using singular value and eigen value so that obtained visualization picture of data which have many object and variable. Biplot graphs provide a more practical visual illustration so that it can practically determine the proximity picture between the ecosystems of each other that have similar characteristics of mosquito species. This effort is useful for preventing the spread of certain species mosquito vectors, so that it can be utilized by the policy manager for the vector mosquito elimination program. ABSTRAK Berbagai jenis flora dan fauna mampu tumbuh dengan baik karena Indonesia mempunyai daya dukung lingkungan yang sangat baik untuk pertumbuhan keanekaragamannya. Penularan penyakit tular vektor dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah topografi wilayah yang erat hubungan dengan pola penularan. Salah satu jenis fauna yang berkembang dengan baik adalah serangga (insecta). Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan artikel ini adalah memperoleh pemetaan mengenai sebaran spesies nyamuk penyebab penyakit yang paling dominan di 6 ekosistem di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan yaitu ekosistem Hutan Dekat Pemukiman, Hutan Jauh Pemukiman, Non Hutan Dekat Pemukiman, Non Hutan Jauh Pemukiman, Pantai Dekat Pemukiman dan Pantai Jauh Pemukiman. Analisis yang digunakan adalah metode multivariat biplot menggunakan nilai singular dan nilai eigen sehingga diperoleh gambaran visualisasi data yang memiliki banyak obyek dan variabel. Grafik Biplot memberikan gambaran visualisasi yang lebih praktis sehingga dapat dengan mudah menentukan gambaran kedekatan antara ekosistem satu sama lain yang memiliki karakteristik spesies nyamuk yang hampir sama. Upaya ini bermanfaat untuk pencegahan penyebaran vektor nyamuk spesies tertentu, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengelola kebijakan untuk program eliminasi nyamuk vektor penyakit.
Hambatan Akses ke Puskesmas pada Lansia di Indonesia Agung Dwi Laksono; zainul Khaqiqi Nantabah; Ratna Dwi Wulandari
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 4 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.595 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v21i4.887

Abstract

The elderly are one of the most vulnerable groups with very high dependency rates. This condition has the potential to cause other problems for the caregiver or his family. The elderly also has the potential to suffer from catastrophic diseases that have costly consequences. This research is a further analysis of Riskesdas 2013 data, that presented in descriptive quantitative. The results showed that elderly people living in urban as well as rural areas have a tendency of moderate access barrier to Puskesmas. There are still 15% of very poor elderly people who have major access barrier to Puskesmas. This study concludes that although elderly access to Puskesmas is quite good, but the access of very poor elderly is still need more attention. The government needs to provide basic health care facilities in more rural areas. The government also needs to realize a National Health Insurance with tax-based funding, to ensure universal coverage regardless of the ability to pay the community. Abstrak Lansia adalah salah satu kelompok rentan yang memiliki angka ketergantungan sangat tinggi. Kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah lain bagi yang merawat atau keluarganya. Lansia juga berpotensi menderita penyakit katastropik yang menimbulkan konsekuensi biaya yang mahal. Penelitian ini merupakan analisis lanjut data Riskesdas 2013, yang disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan mempunyai kecenderungan hambatan akses sedang untuk ke Puskesmas. Masih ada 15% lansia sangat miskin yang memiliki hambatan besar ke Puskesmas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meski akses lansia ke Puskesmas sudah cukup baik, tetapi akses lansia yang sangat miskin masih perlu mendapat perhatian lebih. Pemerintah perlu menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar di wilayah perdesaan yang lebih banyak. Pemerintah juga perlu mewujudkan sebuah Jaminan Kesehatan Nasional dengan pendanaan berbasis pajak, untuk memastikan cakupan secara universal dengan tanpa menghiraukan kemampuan membayar masyarakat.