Yitno Puguh Martomo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Revitalisasi Sektor Pertanian Martomo, Yitno Puguh
Responsibilitas Vol 3, No 1 (2011): Responsibilitas 2011
Publisher : Universitas Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rapid urban industry development has been perceived as clearly essential if rural labor. Made redundant by the rapid gains in labor productivity in agriculture, is to escape from low productivity employment in the rural sector and make an important contribution to nation economic growth. Argo industry can be defined loosely as certain from of agriculture (live stock, fisheries) production it self. In particular, those which are tending toward an industrial character. Highly commercialized and normally involving significant investment and working capital. The agricultural production unit them selves are not necessary large-scale. Agro based industries on the upstream (input) and downstream (output processing) side of agricultural production (generally limited to the first stage of agro linked  in put production of processing, or at least to relatively immidiate stages).   Key words: revitalization, agro.
ACTOR NETWORKS THEORY FORMULASI KEBIJAKAN PENANGANAN PENGEMIS, GELANDANGAN DAN ORANG TERLANTAR (PGOT) GUNA MENDUKUNG PARIWISATA KOTA SURAKARTA Martomo, Yitno Puguh
Proceeding SENDI_U 2020: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Surakarta yang lebih populer dengan sebutan Kota Solo merupakan destinasi utama wisata diJawa Tengah. Kota Solo telah mencanangkan diri sebagai Kota MICE, disamping tetap fokus pada wisataleasure yang sedang melambat. Salah satu persoalan yang dihadapi dan dapat menimbulkan image negatifadalah banyaknya PGOT. Diperlukan kebijakan penanganan PGOT yang ideal dan dapat menampung semuaaspirasi dan kepentingan-kepentingan serta menghindari dominasi pemerintah dan muatan politis perludibangun sebuah jejaring kebijakan. Actor Networks Theory dikembangkan oleh Michel Callon, Bruno Latourdan John Law, yang berpendirian bahwa masyarakat bukan hanya sekedar berisi individu-individu serta normayang mengatur kehidupan mereka tetapi mereka bergerak pada sebuah jaringan, baik manusia subyek maupunobyek yang mungkin merupakan benda mati. Metode yang digunakan adalah pendekatan diskriptif kualitatif,lebih menekankan pada pengungkapan makna dan proses dari berbagai faktor yang diteliti, juga dimaksudkanuntuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik. Jejaring aktorperumusan kebijakan penanganan PGOT Kota Surakarta seharusnya terformulasikan denganmengakomodasikan kepentingan para pihak yang terkait. Kebijakan tersebut tidak hanya berorientasi manfaatbagi kepentingan publik akan tetapi juga mengakomodasi sisi kelompok sasaran dengan menjunjung tinggiharkat dan martabat mereka sebagai manusia. Dalam implementasinya perlu daya terutama dalam penegakansanksi. Secara terus menerus perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada masyarakat.
Pengelolaan Pasar Klewer Pasca Kebakaran Berbasis Collaborative Governance (Perspektif Civil Society) Yitno Puguh Martomo; Khairul Khairul
Publikauma : Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area Vol 9, No 2 (2021): PUBLIKAUMA, Desember 2021
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/publika.v9i2.5274

Abstract

Kompleksitas yang muncul pasca kebakaran pasar Klewer diteliti melalui  pengelolaan yang berbasis collaborative governance, dengan mensinergikan antara government,  civil society, dan privat. Tujuan penelitian menganalisis pelaksanaan collaborative governance dari perspektif civil society. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk mengungkapkan realita dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan pengalamannya. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara, Teknik observasi, dan dokumentasi.  Sedangkan analisis data menggunakan model inter aktif yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Civil society sebagai perspektif  dalam collaborative governance dari aspek ketahanan budaya berhasil mempertahankan nilai luhur budaya lokal warisan Keraton. Aspek Benefit menghasilkan semangat untuk bangkit dan menjadi  motivasi dalam memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga sekaligus sebagai simbol pengusaha local. Aspek partisipasi berhasil mempercepat kelancaran kegiatan atau operasional  pasar. Simpulan penelitian ini adalah Collaborative Governance dari perspektif Civil Society menjadikan kolaborasi pengelolaan pasar klewer pasca kebakaran lebih efektif.