Mustika Mustika
Politeknik Palcomtech

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PEMILIHAN LOKASI MANGROVE PARK Mustika Mustika
KLIK- KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/klik.v4i1.67

Abstract

Demak district is a district that has quite a lot of mangrove forests, beautiful expanse of mangrove is a natural potential that can be developed as a regional tourism assets. Mangrove Park is one of the utilization of conservation area into tourism areas of education and recreation The Selection of Planning site locations required an appropriate location in the terms of land use, The appropriate land is a land that has a Mangrove area which still leafy, natural (unprocessed) and intended as a tourism area, an easy accessibility, the network infrastructure is also needed in the election of location in order to support the available facilities in the building. In addition, the view of the inside and outside of the site that will be a tourism place attraction. Decision Support System can be used as a tool to help the site selection process that involves many criteria. Analytical Hierarchy Process (AHP) can be used to analyze which support the decision to choose a location. Phases of AHP used in this research is the identification of causes, preparation of hierarchy, prioritization, consistency, and the priority weight. From the Implementation of the method on the study case successfully find the best location for mangrove park, it is in the village Bedono it has the highest total global priorities 1.2349.Keywords: Site Location, Analytical Hierarchy Process, Mangrove ParkKabupaten Demak adalah kabupaten yang memiliki hutan mangrove yang cukup banyak, hamparan mangrove yang indah merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai aset pariwisata daerah. Mangrove Park adalah salah satu bentuk pemanfaatan kawasan konservasi menjadi kawasan wisata edukasi dan rekreasi. Pemilihan lokasi tapak perencanaan diperlukan sebuah lokasi yang tepat dari segi peruntukan lahan, lahan yang tepat adalah lahan yang memiliki area Mangrove yang masih rimbun, alami (belum diolah) dan diperuntukkan sebagai kawasan wisata, aksebilitas yang mudah dijangkau, jaringan infrastruktur juga sangat diperlukan dalam pemilihan lokasi guna untuk mendukung sarana yang ada dalam bangunan. Selain itu juga view kedalam maupun keluar tapak yang akan menjadi ketertarikan suatu tempat wisata. Sistem Pendukung Keputusan dapat digunakan sebagai alat untuk membantu proses pemilihan lokasi yang melibatkan banyak kriteria. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menganalisis yang mendukung keputusan untuk memilih lokasi. Tahapan AHP yang digunakan dalam penelitian adalah identifikasi faktor penyebab, penyusunan hirarki, penentuan prioritas, konsistensi, dan bobot prioritas. Implementasi metode terhadap kasus penelitian didapatlah lokasi yang paling baik untuk mangrove park yaitu Desa Bedono dikarenakan memiliki  total prioritas global tertinggi yaitu 1,2349.Kata Kunci: Pemilihan Lokasi, Analytical Hierarchy Process, Mangrove Park
Pengembangan Peta Pariwisata Bangunan Bersejarah Kota Palembang Menggunakan Visualisasi Augemented Reality Mustika Mustika; Eka Prasetya Adhy Sugara
Jurnal Komputer Terapan  Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Komputer Terapan November 2017
Publisher : Politeknik Caltex Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.154 KB)

Abstract

Bangunan bersejarah merupakan salah satu daya tarik di bidang pariwisata. Banyak wisatawan yang berkunjung untuk dapat melihat bangunan bersejarah yang ada di suatu kota. Kota Palembang memiliki banyak bangunan bersejarah. Untuk membantu wisatawan mencari lokasi objek bangunan di kota Palembang, peta lokasi objek bangunan bersejarah dibuat sebagai media promosi. Namun, peta yang digunakan terbatas hanya dapat menampilkan gambar 2 dimensi, sehingga kurang menarik untuk dilihat oleh wisatawan. Pengembangan pada peta diperlukan agar dapat menampilkan visualisasi objek secara 3 dimensi, sehingga lebih menarik. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengembangan peta pariwisata bangunan bersejarah dengan menggunakan visualisasi augmented reality.  Metode yang digunakan adalah metode research and development. Metode tersebut terdiri dari tiga tahapan yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk dan pengujian. Hasil penelitian ini adalah peta pariwisata objek bangunan bersejarah di Kota Palembang dan aplikasi augmented reality berbasis Android mobile dengan memanfaatkan peta sebagai marker. Berdasarkan hasil pengujian fungsionalitas, semua deskrispsi pengujian merespon sesuai harapan dan dinyatakan valid. Penggunaan teknologi augmented reality terhadap peta pariwisata objek bangunan bersejarah, dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk menarik minat wisatawan. Dinas Pariwisata atau sektor penunjang wisata seperti hotel, penginapan, restoran dan biro perjalanan dapat menggunakan peta dan aplikasi ini sebagai media promosi  pariwisata di Kota Palembang.