p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmu Lingkungan
Ajeng Larasati
Palawa Karya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Spasial Multi Kriteria DRASTIC Kerentanan Air tanah Pesisir Akuifer Batugamping di Tanjungbumi Madura Erik Febriarta; Muh Aris Marfai; Dyah Rahmawati Hizbaron; Ajeng Larasati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 3 (2020): November 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.3.476-487

Abstract

Air tanah pesisir memiliki potensi kerentanan air tanah terhadap pencemaran tinggi, hal tersebut dipengaruhi oleh penyusun batuan bersifat porus. Selain faktor porusnya sifat batuan melolosakan air tanah, batugamping juga memiliki potensi kerentanan tinggi dengan media celah atau rekah dalam menyimpan dan melolosakan air tanah dengan percepatan pergerakan air tanah yang tinggi. Semakin cepat batuan mengalirkan air di dalam tanah, maka berpotensi tinggi dalam menyebarkan sumber pencemar di dalam sistem akuifer. Kecamatan Tanjungbumi berada di pesisir dengan batuan penysun didominasi oleh pasiran dan batugamping (Formasi Madura). Secara litologi akuifer, terdiri atas 70,3 % akuifer batugamping dan 29,7 % akuiufer pasiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan zona kerentanan air tanah terhadap pencemaran pada akuifer pesisir dengan penyusun batuan dominan batugamping. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan analisis spasial multi kriteria dengan pendekatan DRASTIC. Metode DRASTIC dapat merepresentarikan kerentanan air tanah dengan pendekatan hidrogeologi. Paramater yang digunakan antara lain depth to water / kedalaman muka air tanah (D), recharge / imbuhan air (R), aquifer / jenis akufer (A), soil media / tekstur tanah (S), topography / kemiringan lereng (T), impact of vadose zone media / jenis zona tak jenuh (I), dan conductivity hydraulic / konduktivitas hidraulis akuifer (C). Parameter yang digunakan mempunyai pengaruh dalam menentukan kerentanan yang dibedakan dengan nilai dan nilai bobot. Pendekatan parameter bobot tinggi memberikan informasi faktor yang paling berpengaruh mempengaruhi kerentanan air tanah. Perhitungan hasil skor total diperoleh dari perhitungan linier seluruh parameter, kemudian klasifikasikan kelas kerentanan air tanah terhadap pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan air tanah multikriteria menghasilkan lima tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran. Kerentanan sangat rendah 2,18 km2 (3,20 %), kerentanan rendah seluas 10,01 km2 (14,69 %), kerentanan sedang seluas 45,74 km2 (67,11 %), kerentanan tinggi seluas 7,22 km2 (10,59 %), dan kerentanan sangat tinggi dengan luas 3 km2 (4,40%) dari luas kecamatan Tanjungbumi.AbstractCoastal groundwater has the potential for groundwater vulnerability to high pollution, this is influenced by porous rock constituents. In addition to the porous factor of groundwater, limestone also has a high potential for vulnerability to the medium of gaps or fractures in storing and releasing groundwater with a high acceleration of groundwater movement. The faster the rock drains water in the soil, the higher the potential for spreading pollutants in the aquifer system. Tanjungbumi Subdistrict is located on the coast with the rock formation dominated by sand and limestone (Madura Formation). In terms of aquifer lithology, it consists of 70,3 % limestone aquifer and 29.7% sandwater aquifer. Purpose of this study was to determine the zone of groundwater vulnerability to pollution in coastal aquifers with limestone dominant rock constituents. To achieve this goal, a multi-criteria spatial analysis using the DRASTIC approach was carried out. The DRASTIC method can represent groundwater vulnerability with a hydrogeological approach. The parameters used include depth to water (D), recharge (R), aquifer (A), soil media (S), topography (T), impact of vadose zone media (I), and hydraulic conductivity (C). The parameters used have an influence in determining the vulnerability which is differentiated by the value and weight value. The high weight parameter approach provides information on the factors that most influence the vulnerability of groundwater. The calculation of the total score is obtained from a linear calculation of all parameters, then classify the groundwater vulnerability class to pollution. The results showed that multi-criteria groundwater vulnerability resulted in five levels of groundwater vulnerability to pollution. Very low vulnerability is 2,18 km2 (3,20 %), low vulnerability is 10,01 km2 (14,69 %), medium vulnerability is 45,74 km2 (67,11 %), high vulnerability is 7,22 km2 (10,59 %), and very high vulnerability with an area of 3 km2 (4,40 %) of the area of Tanjungbumi district.
Evaluasi Kebutuhan Air Persemaian di Kawasan Karst Nggorang Manggarai Barat, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur Erik Febriarta; Aditya Pandu Wicaksono; Dobrak Tirani Tegak Nurani; Ajeng Larasati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 3 (2020): November 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.3.572-581

Abstract

Rehabilitasi lahan dan reklamasi hutan merupakan dua contoh upaya pemenuhan kebutuhan akan kayu nasional. Program ini melibatkan proses regenerasi tanaman yang diawali dengan pembibitan tanaman hutan, misalnya dengan metode persemaian modern yang dapat mempercepat waktu kesiapan bibit. Persemaian modern merupakan pengembangan dari program kebun bibit yang telah dilaksanakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. Sejalan dengan penetapan tujuan wisata super prioritas di Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Likupang di Sulawesi Utara, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, perencanaan persemaian modern difokuskan di Satar Kodi, Kelurahan Nggorang, Komodo, Manggarai Barat. Dalam hal ini, ketersediaan air menjadi faktor yang penting karena diperlukan sepanjang tahun, terlebih saat puncak musim kemarau. Keterdapatan air tanah sebagai sumber air kegiatan rangkaian persemaian dapat diketahui dengan pendekatan geofisika dan analisis data resistivitas. Metode pendugaan air tanah Vertical Electrical Sounding (VES), yakni injeksi arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda potensial, digunakan untuk menghasilkan resistivitas. Melalui analisis matching curve, nilai log resistivitas dikorelasikan dengan nilai log batuan dan menghasilkan root mean square (RMS) sebesar 8,4%. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyusun batuan terdiri atas batugamping dari Formasi Batugamping Berlapis (Tml) dan batulempung dengan sisipan tufan. Air tanah ditemukan di akuifer batugamping tufan yang, berdasarkan susunan batuannya, memiliki dua lapisan akuifer, yakni lapisan atas (kedalaman 7,5-24,04 m, potensi debit air tanah 5,68 liter/debit) dan lapisan bawah (kedalaman 46,24-106,68 m, debit 74,63 liter/detik). Lapisan bawah memiliki akuifer tebal (60,24 m) dan kedalaman potensial untuk sumur bor. Potensi ketersediaan air lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air persemaian modern. ABSTRACTLand rehabilitation and forest reclamation are among the strategies adopted to meet national demand for timber, and, for this purpose, forest plant nurseries should be prepared to regenerate new plants. Modern nursery, believed to shorten the time needed to produce transplants, is part of the nursery program introduced by the Ministry of Environment and Forestry (KLHK) of the Republic of Indonesia. In line with the determination of Lake Toba in Sumatera Utara Province, Borobudur in Jawa Tengah, Mandalika in Nusa Tenggara Barat, Likupang in Sulawesi Utara, and Labuan Bajo in Nusa Tenggara Timur as super-priority tourist destinations, the modern nursery is currently prepared solely for Satar Kodi, Nggorang Subdistrict, Komodo, Manggarai Barat. Because it requires continuous supplies of water throughout the year, notably at the peak of the dry season, this research set out to determine groundwater availability using a geophysical approach and resistivity data analysis. Vertical Electrical Sounding (VES), which injects an electric current into the ground through two potential electrodes, yielded resistivity values. In the matching curve analysis, the log values of both resistivity and rock constituents were correlated, resulting in a root mean square (RMS) of 8.4%. The analysis revealed that the rock constituents were the limestone of the Bedded Limestone Formation (Tml) and claystone with intercalations of tuff. Groundwater was detected in tuffaceous limestone aquifer that, based on the rock arrangement, had two aquifer layers: the upper layer (depth= 7.5-24.04 m, discharge potential= 5.68 l/s) and the lower layer (depth= 46.24-106.68 m, discharge potential= 74.63 l/s). The lower layer had a thick aquifer (60,24 m) and potential depth for boreholes. Overall, groundwater availability is more than sufficient to meet the water needs of the modern nursery.