Video streaming merupakan sebuah konsep dalam mengirimkan data berupa video yang dilakukan secara broadcast dan terus-menerus ke perangkat penerima melalui jaringan. Dalam menjalankan layanan video streaming memerlukan kemampuan jaringan yang dapat bertahan dan tetap berjalan ketika terjadi kegagalan. Penggunaan mekanisme network redudancy dapat mengatasi masalah apabila salah satu jalur mati dengan menggunakan jalur cadangan yang akan secara otomatis menggantikan jalur utama. Pilihan protokol yang dapat mengatasi masalah kegagalan jaringan yaitu Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) dan Hot Standby Router Protocol (HSRP). Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara kedua protokol tersebut dengan pengujian berdasarkan kualitas file video dengan resolusi 360p, 480p, 720p dan 1080p yang dijalankan pada jaringan dengan dan tanpa penggunaan skenario redundancy. Implementasi pengujian jaringan yang dilakukan adalah menggunakan sebuah server, sebuah klien, sebuah switch dan empat router yang dirancang menggunakan pengalamatan IPv6. Pengujian menggunakan parameter QoS yaitu, delay, packet loss, throughput dan jitter. Hasil pengujian didapatkan nilai QoS saat dijalankan layanan video streaming baik menggunakan protokol GLBP maupun HSRP didapatkan hasil baik sesuai standarisasi ITU-T G.1010. Pada saat digunakan skenario kegagalan jaringan, berdasarkan nilai delay, packet loss, throughput dan jitter protokol GLBP menunjukan hasil lebih baik dibandingkan HSRP