Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kinerja Video Streaming menggunakan Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) dan Hot Standby Router Protocol (HSRP) pada Jaringan IPv6 Dadiek Pranindito; Nurul Aziz Pamungkas; Bongga Arifwidodo
InfoTekJar : Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan Vol 6, No 2 (2022): InfoTekJar Maret
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/infotekjar.v6i2.4208

Abstract

Video streaming merupakan sebuah konsep dalam mengirimkan data berupa video yang dilakukan secara broadcast dan terus-menerus ke perangkat penerima melalui jaringan. Dalam menjalankan layanan video streaming memerlukan kemampuan jaringan yang dapat bertahan dan tetap berjalan ketika terjadi kegagalan. Penggunaan mekanisme network redudancy dapat mengatasi masalah apabila salah satu jalur mati dengan menggunakan jalur cadangan yang akan secara otomatis menggantikan jalur utama. Pilihan protokol yang dapat mengatasi masalah kegagalan jaringan yaitu Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) dan Hot Standby Router Protocol (HSRP). Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara kedua protokol tersebut dengan pengujian berdasarkan kualitas file video dengan resolusi 360p, 480p, 720p dan 1080p yang dijalankan pada jaringan dengan dan tanpa penggunaan skenario redundancy. Implementasi pengujian jaringan yang dilakukan adalah menggunakan sebuah server, sebuah klien, sebuah switch dan empat router yang dirancang menggunakan pengalamatan IPv6. Pengujian menggunakan parameter QoS yaitu, delay, packet loss, throughput dan jitter. Hasil pengujian didapatkan nilai QoS saat dijalankan layanan video streaming baik menggunakan protokol GLBP maupun HSRP didapatkan hasil baik sesuai standarisasi ITU-T G.1010. Pada saat digunakan skenario kegagalan jaringan, berdasarkan nilai delay, packet loss, throughput dan jitter protokol GLBP menunjukan hasil lebih baik dibandingkan HSRP
SKKL Analisis Performansi Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Penguat EDFA – SOA Link Jawa – Bali Menggunakan Optisystem Andhara Ersa Tarayana; Imam Muhammadi Pradono Budi; Dadiek Pranindito
Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE) Vol 3 No 1 (2021): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v3i1.148

Abstract

Sistem Komunikasi Kabel Laut (Submarine Cable Communication System) merupakan komunikasi backbone yang digelar di bawah laut yang digunakan untuk menghubungkan jaringan antar pulau maupun antar negara. Teknologi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) dapat mendukung untuk melakukan komunikasi jarak jauh. Repeater berfungsi untuk mengurangi dampak loss, sehingga pada sisi detektor sinyal dapat dideteksi dengan baik. Penguat EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier) dan penguat Semiconductor Optical Amplifier (SOA) dapat meminimalkan dampak loss dengan mengurangi kerugian dan menambah keuntungan pada masing – masing penguat. Penguat EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier) merupakan penguat optik yang dapat bekerja pada panjang gelombang 1550 nm yang memberikan penguatan terhadap sinyal input yang melewatinya yang diberi doping unsur erbium (Er). Penguat SOA merupakan penguat optik yang memanfaatkan rongga atau ruangan cavity untuk penguatan cahaya. Dengan menggunakan konfigurasi branching unit serta konfigurasi penguat repeaterless, repeatered, dan parallel in-line dan software optisystem 7.0 dengan parameter keandalan sistem seperti Q-factor, Bit Error Rate, Power Receiver, dan Signal to Noise Ratio dengan variasi daya (0 dBm, 2 dBm, 4 dBm, 6 dBm, 8 dBm) pada frequency 100 GHz untuk 10 kanal. Hasil terbaik pada parameter Q-Factor terdapat pada konfigurasi Repeatered EDFA – SOA bernilai 15.928, parameter BER pada konfigurasi Parallel in-line bernilai 5.87 x 10-057, parameter power receiver pada konfigurasi Parallel in-line bernilai -10.319 dBm, dan SNR pada konfigurasi Parallel in-line bernilai 42.713 dB. Sehingga pada penelitian ini dari nilai terbaik yang diperoleh terdapat pada konfigurasi Parallel in-line. Sedangkan rata – rata terbaik pada konfigurasi Repeatered EDFA.
Analisis dan Simulasi Routing Border Gateway Protocol (BGP) antar Autonomous System menggunakan Free Range Routing (FRR) Muhammad Sahal Nurhidayah; Dadiek Pranindito; Reni Dyah Wahyuningrum
Jurnal Litek : Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika Vol. 19 No. 2 (2022): Jurnal Litek, September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.326 KB) | DOI: 10.30811/litek.v19i2.11

Abstract

Perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat membuat pertukaran data dalam komunikasi global sangatlah penting. Agar pertukaran data antar perusahaan dapat berkomunikasi satu dengan lainnya menggunakan perangkat yang memiliki nilai biaya rendah dan kehandalan yang tinggi, maka menerapkan metode routing Border Gateway Protocol (BGP) menggunakan Free Range Routing (FRR). FRR merupakan software yang dibuat dari kolaborasi antara cumulus foundation dan linux foundation yang difungsikan berjalan di layer network dan dapat menjalankan routing protocol BGP. Penelitian ini menggunakan protokol User Datagram Protocol (UDP) untuk memeriksa kualitas jaringan topologi 1 (4 FRR) dan topologi 2 (6 FRR) di berbagai ukuran data, yaitu 10 MB, 20 MB, 30 MB, 40 MB, dan 50 MB dengan menggunakan skenario tanpa failover dan failover. Pengujian topologi 1 dengan skenario tanpa failover menunjukan nilai rata-rata throughput 10,805 Mbps, rata-rata delay 3,441 ms, rata-rata jitter 0,747 ms, rata-rata packet loss 0%, pada skenario failover nilai rata-rata throughput 10,754 Mbps, rata-rata delay 100,039 ms, rata-rata jitter 0,928 ms, rata-rata packet loss 0,349%. Pengujian topologi 2 dengan skenario tanpa failover menunjukan nilai rata-rata throughput 10,797 Mbps, rata-rata delay 124,786 ms, rata-rata jitter 1,132 ms, rata-rata packet loss 0%, pada skenario failover dengan rute failover terbaik menunjukkan nilai rata-rata throughput 10,734 Mbps, rata-rata delay 445,864 ms, rata-rata jitter 1,096 ms, rata-rata packet loss 0,341%. Pada dua topologi pengujian, hasil dari parameter Quality of Service (QoS) menggunakan topologi 1 lebih baik daripada topologi 2. Hasil pengujian dikategorikan performa “sangat baik” pada skenario tanpa failover dan dikategorikan performa “sangat baik” hingga “sedang” pada skenario failover.
Implementasi dan Analisis Jaringan Fiber to The Tower dengan Menggunakan Teknologi GPON Ardimas Aji Nugroho; Dadiek Pranindito; Eka Wahyudi
Dinamika Rekayasa Vol 19, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2023
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2023.19.2.1463

Abstract

Pada jaringan BTS Kemawi menggunakan jaringan fiber optik yang disebut FTTT. Pada jaringan tersebut terdapat titik putus jaringan fiber optik yang menggunakan kabel tanah, sementara dialihkan catuannya melalui ODP menggunakan kabel udara yang menggunakan splitter 1:8 dan splitter 1:2. Tentu akan berpengaruh terhadap layanannya dan bandwidth yang diberikan menjadi tidak maksimal. Diperlukan jaringan FTTT yang catuannya langsung ke OLT outdoor tanpa menggunakan splitter sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi kasus tersebut. Jarak total dari OLT ke BTS Kemawi ± 2.830 m. Redaman power link budget dari OLT ke BTS dihitung secara matematis adalah 20,34 dB dengan margin daya 8,66 dB untuk downlink dan 6,66 dB untuk uplink. Nilai BER yang ditemukan pada hasil simulasi adalah 1,07089x10-146 untuk uplink dan 4,42913x10-52 untuk downlink. Sedangkan nilai downlink dan uplink Q factor yang diperoleh masing-masing adalah 25,7657 dan 15,1936. Dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh dari hasil simulasi layak dan memenuhi Bit Error Rate (BER) yang ideal yaitu 10-9, dan syarat nilai Q factor minimal 6. Nilai keseluruhan redaman ONT pada jaringan FTTT Kemawi hasil implementasi adalah -15,27 dBm. Dari hasil tersebut dikatakan layak karena tidak lebih kecil dari sensitivitas -28 dBm yang ditetapkan oleh PT Telkom.
Anlisis QoS Open IMS Core berbasis Network Function Virtualization pada Protokol TCP Nizam Khoirunnidzom; Dadiek Pranindito; Syariful Ikhwan
Jurnal Informatika: Jurnal Pengembangan IT Vol 4, No 1 (2019): JPIT, Januari 2019
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/jpit.v4i1.1254

Abstract

IP Multimedia Subsystem (IMS) is an NGN technology to convergence support of wireline and wireless networks with QoS guarantees. Therefore IMS is widely used by telecommunications operators. Increasing customers make operators overwhelmed by having to replace or add new devices to increase IMS capacity, which is less profitable for operators on the operational costs. The concept of Network Function Virtualization (NFV) is solve the problem. The concept changed of hardware-dedicated to software-dedicated in a virtual environment allows the NFV to be more flexible in increasing device capacity and can reduce dependence on hardware purchases. In this research IMS implemented using Open IMS Core and NFV infrastructure software using OpenStack. analysis based on QoS file transfer services and web servers by measuring parameters throughput, delay, jitter, and packet loss. Based on the measurement of QoS parameters obtained by traffic load of 0 Mbps, 10 Mbps, 20 Mbps, 30Mbps. The throughput average values on file transfer service are 0.2906 Mbit / s and 16.4366 Mbit / s on web server services. The delay average value on file transfer service is 25.5077 ms and 0.7708 ms on the web server service. The resulting jitter value is 1 ms. Percentage of packet loss is 1%.