Tidak selamanya mesin di produksi beroperasi dengan lancar, suatu saat mesin tersebut harus dihentikan dengan beberapa alasan. Misalnya karena rusak, harus mengalami prentive maintenance atau karena pabrik berhenti berproduksi. User akan memerlukan catatan historis mesin. Kapan mesin hidup, mati, bagian-bagian mana yang mengalami kerusakan atau penggantian komponen, dan berapa lama kejadian-kejadian tersebut berlangsung. Catatan seperti ini disebut downtime record. Meskipun sangat penting terkadang user enggan mengerjakan pekerjaan rumah seperti ini, akibatnya mesin sering kali berisi catatan-catatan kosong meskipun mesin hidup mati setiap hari. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan membuat sistem pencatatan downtime secara otomatis menggunakan perangkat lunak komputer.