Rahman Rahman
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tak Ada Domba di Kampung Naga: Studi Etnografi Perayaan Idul Adha dan Hajat Sasih di Kampung Naga Tasikmalaya Jawa Barat Rahman Rahman
Refleksi Vol 14, No 1 (2015): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.61 KB) | DOI: 10.15408/ref.v14i1.10171

Abstract

Human beings always try to implement their religious faith invarious rituals as an instrument to be closed to God. One of such rituals is‘Īd al-Aḍḥā (Islamic Great Bairam) conducted by the community KampungNaga.This ritual accomplishment is continued by Hajat Sasih as thanksexpression to their ancestors. However, they more respect their traditionalcustom, Hajat Sasih ritual, rather than Islamic ritual eventhough theyare actually Muslims. For this reason then they do not sacrifice a lamb inthe Great Bairam day (as obliged by the Islamic doctrine), for they claimthat they are poor people, but on the other occasion they do so for theirtraditional ritual such as ngaruwat lembur. This article uses ethno-sciencebelonging to James P. Spradley.
STRATEGI PENGELOLA TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) LENTERA PUSTAKA DALAM UPAYA MEMBERANTAS BUTA AKSARA PADA MASYARAKAT DESA SUKALUYU KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR Muhammad Akbar Anugrah; Arief Rahman Badrudin; Rahman Rahman
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 3, No 1 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.078 KB)

Abstract

Strategi pemberantas buta aksara sangat diperlukan oleh pengelola Taman Bacaan Masyarakat agar pemberantasan buta aksara bisa maksimal dilakukan. Penelitian ini bertempat di TBM Lentera Pustaka dengan menggunakan metode kualitatif lapangan. Strateginya: pertama, konsistensi waktu jadwal belajar. Kedua, metode pembelajaran yang terdiri dari: (1) metode pembelajaran bersifat partisipatif. (2) metode pembelajaran TBM Eduitainment. (3) metode pembelajaran Belajar Senang (Be-nang). Ketiga, keaktifan belajar. Upaya pengelola dalam menghidupkan program pemberantasan buta aksara: mempublikasikan ke media sosial semua aktivitas program berantas buta aksara, aktivitas TBM selalu dituliskan di blog. Faktor pendukung: adanya tempat dan fasilitas, adanya pengajar. Faktor penghambat: sikap apatis dari sebagian masyarakat, gengsi dan malu, serta kurangnya kepedulian. Solusi bagi penghambat pemberantasan buta aksara adalah: fokus menjalankan dan mengaktifkan program tersebut, pengelola selalu menanamkan nilai-nilai konsisten terhadap pengajar dan yang diajarnya.
STRATEGI TENAGA PENDIDIK DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER SISWA MELALUI SISTEM KETARUNAAN DI SMKN 2 SUBANG Sobari Sobari; Arief Rachman Badrudin; Rahman Rahman
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 3, No 1 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.696 KB)

Abstract

Kajian ini akan fokus pada beberapa pertanyaan penting terkait strategi pendidikan karakter yang berfokus pada remaja dari awal hingga akhir pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan edukatif, psikologis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan instrumen penelitiannya adalah peneliti sebagai instrumen kunci. Dan instrumen pelengkapnya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, alat tulis dan alat rekam. Analisis data menggunakan tiga langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem taruna adalah melatih fisik dan mental siswa agar berkarakter, mengedepankan disiplin yang ketat. Dari awal masuk sekolah dengan Latdastar dan dengan kebiasaan sehari-hari dengan apel pagi, siang dan sore. Sedangkan kendala yang muncul mulai dari kurangnya kehandalan pendidik, kurangnya kesadaran dan motivasi masing-masing, berbagai kondisi fisik dan mental peserta didik, dan terakhir lingkungan pergaulan atau teman sebaya. Maka solusi yang ditempuh adalah mengadakan pelatihan bagi para pendidik dan menerapkan sistem militer yang ketat namun tetap menyenangkan untuk membentuk mental, fisik dan tanggung jawab para siswa.