Ibnu Rushd yang dikenal Averroes lahir dari keluarga yang mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. Kondisi lingkungan keluarga ditunjang oleh keberadaan penguasa dinasti Muwahhidin yang sangat mengagungkan filsafat. Karya Tulis yang telah disusunnya bercorak filsafat, kesehatan, ilmu tentang hewan, kosmologi, teologi, logika, fikih perbandingan (fiqh muqaran). Karya-karya ini menjadi perhatian masyarakat Barat. Ketiga, konsep pemikiran Ibnu Rushd memiliki pola filosofis ilmiah. Pola pemikiran ini memiliki kemiripan atau sejalan dengan pola pemikiran masyarakat Barat pada saat kebangkitan ilmu pengetahuan di Erofa. Pola pemikiran Ibnu Rushd yang filosofis ilmiah menekankan pada akal pemikiran (rasional) untuk menjelaskan berbagai hal. Hasil karya dari Ibnu Rushd berdampak pada pemikiran ilmiah di Eropa yang sedang bangkit dalam ilmu pengetahuan. Ibnu Rushd berperan sebagai penafsir (penjelas) karya-karya Aristoteles. Karya Aristoteles yang menekankan ilmu pengetahuan empiris dapat dipahami orang-orang Eropa setelah dijelaskan Ibnu Rushd lewat buku-buku terjemahannya. Pemikiran Ibnu Rushd atau Averroisme menjadi faktor penting dalam pemikiran Eropa yang melahirkan ilmu pengetahuan eksperimental modern