Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology)

Seed performance of striped catfish Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878 and pasupati (Pangasius sp.) with different stocking density on the nursery recirculation system Jadmiko Darmawan; Evi Tahapari; Wahyu Pamungkas
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No 3 (2016): October 2016
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v16i3.23

Abstract

The increasing demand for striped catfish and pasupati seed will be met through an intensive hatchery with a recirculation system and increased stock density. The purpose of this research was to figure out the effect of stocking density on the performance of growth and survival rate of striped catfish and pasupati in the nursery recirculation system. Rearing was carried out on the fiber with a capacity of 30 liters and equipped with aeration installation and recirculation systems. The study was conducted with three stocking density treatments, namely A) 1 fish L-1 , B) 5 fish L-1 , and C) 10 fish L-1 . We used juveniles of striped catfish and pasupati aged 28 days with an average standard length of 2.14 ± 0.31 cm and 2.22 ± 0.25 cm, and total length of 2.63 ± 0.39 cm and 2.75 ± 0.29 cm, and weight of 0.14 ± 0.06 g and 0.16 ± 0.04 g, respectively. The fish were fed thrice a day at satiation level with floating pellet with 30% crude protein content. The result showed that the optimum stocking density for striped catfish was 5 fish L-1 . During this treatment, the survival rate of of striped catfish was 92.33% with specific growth rate of the weight, standard length and total length of fish for 45 days of rearing were 7.85%, 2.42% and 2.40% , respectively. However, an optimum stocking density for pasupati was 1 fish L-1 . The survival rate of pasupati was 71.67% with specific growth rate of weight, standard length and the total length for 45 days of rearing were 10.78%, 3.35% and 3.32%, respectively. Abstrak Permintaan benih ikan patin siam dan pasupati yang terus meningkat akan dapat terpenuhi melalui pembenihan secara intensif dengan sistem resirkulasi dan peningkatan padat penebaran. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh padat penebaran terhadap performa pertumbuhan dan tingkat sintasan benih ikan patin siam dan pasupati pada pende- deran sistem resirkulasi. Kegiatan pendederan dilakukan pada bak fiber kapasitas 30 liter yang dilengkapi dengan insta- lasi aerasi dan sistem resirkulasi. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan padat penebaran, yaitu A) 1 ekor L-1 , B) 5 ekor L-1 , dan C) 10 ekor L-1 . Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin siam dan pasupati berumur 28 hari dengan rata-rata panjang baku 2,14±0,31 cm dan 2,22±0,25 cm, panjang total 2,63±0,39 cm dan 2,75±0,29 cm, serta bobot 0,14±0,06 g dan 0,16±0,04 g. Pakan diberikan secara at satiation berupa pelet terapung dengan kandungan protein ka- sar 30% dan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari. Hasil penelitian pada ikan patin siam menunjukkan bahwa padat penebaran optimum ditunjukkan oleh perlakuan 5 ekor L-1 dengan laju pertumbuhan spesifik terhadap bo- bot, panjang baku, panjang total selama 45 hari pemeliharaan sebesar 7,85%, 2,42% dan 2,40%, dengan tingkat sintasan sebesar 92,33%. Hasil penelitian pada ikan patin pasupati menunjukkan bahwa padat penebaran optimum ditunjukkan oleh perlakuan 1 ekor L-1 dengan laju pertumbuhan spesifik terhadap bobot, panjang baku dan panjang total selama 45 hari pemeliharaan sebesar 10,78%, 3,35% dan 3,32%, dengan tingkat sintasan sebesar 71,67%.
Lysozyme gene insertion in striped catfish Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) to generate desease resistence breeds line Wartono Hadie; Sularto Sularto; Lies Emmawati Hadie; Angela Mariana Lusiastuti; Alimuddin Alimuddin; Evi Tahapari; Huria Marnis
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 15 No 2 (2015): June 2015
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v15i2.66

Abstract

Bacterial disease in catfish has many detrimental to farmers, especially in the larvae stadium in the hatchery up to ready size of stocking seed. Therefore we need technology that can produce disease resistant of catfish. In that regard, one of the antimicrobial enzyme namely lysozyme which plays an important role in the maternal immunity can be introduced into the catfish genome. This study aimed to evaluate the success of the lysozyme gene insertion into the genome of striped catfish to generate maternal disease resistance. Gene transfer method was done by using electroporation on striped catfish spermatozoa. Lysozyme plasmid electroporation performed with a dose 100^g ml-1 and 125V.cm-1, pulse length 30 milliseconds with a pulse interval 0.1 milliseconds and pulse number 5 times. Electroporated spermatozoa were used to fertilize the egg. Lysozyme gene insertion success was indicated by tests performed on embryogenesis, larval, and seed stage. The test results at both DNA and RNA level showed a positive result. Individual that brings the lysozyme gene will be used as a candidate for breed line maternal immune as other ways to formation of resistant disease varieties. Abstrak Serangan penyakit bakterial pada ikan patin telah banyak merugikan para pembudi daya ikan patin terutama pada seg-men perbenihan hingga ukuran siap tebar. Oleh karena itu diperlukan teknologi yang mampu menghasilkan ikan patin yang tahan penyakit. Berkaitan dengan hal itu, salah satu enzim antimikroba yaitu lisozim yang memainkan peranan penting dalam imunitas bawaan dapat diintroduksikan ke dalam genom ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalu-asi keberhasilan insersi gen lisozim ke dalam genom ikan patin siam sebagai galur ikan patin tahan penyakit. Transfer gen dilakukan dengan menggunakan teknik elektroporasi pada spermatozoa ikan patin siam. Elektroporasi dilakukan dengan konstruksi gen lisozim berupa plasmid DNA dosis 100 ^g.ml-1 dengan voltase 125 V. cm-1, panjang kejutan 30 milidetik dengan interval kejutan 0.1 milidetik dan jumlah kejutan lima kali. Spermatozoa hasil elektroporasi digunakan untuk membuahi telur. Pengujian keberhasilan insersi gen lisozim dilakukan pada tahap embrio larva, dan pada benih. Hasil pengujian, baik pada tingkat DNA maupun pada tingkat RNA dari sampel spermatozoa dan larva (whole cell), memperlihatkan hasil yang positif. Individu ikan patin yang membawa gen lisozim dan telah terintegrasi ke dalam ge-nomnya akan digunakan sebagai kandidat dalam pembentukan galur ikan patin tahan penyakit.