Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi sumur yang stabil dengan menggunakan fluida pemboran yang diinjeksikan udara agar terhindar dari loss circulation. Subjek penelitian ini adalah sumur x dengan jenis reservoir panas bumi yang telah dibor sebelumnya. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini adalah untuk memberikan suatu gambaran kedepannya agar penggunaan pemboran aerasi dapat berjalan dengan maksimal. Mengingat karakteristik dari sumur panas bumi yang cenderung memiliki probabilitas yang cukup tinggi untuk mengalami loss. Hal ini terjadi dikarenakan batuan pada sumur panas bumi memilki rekahan yang lebih banyak dan besar dibandingakan denga sumur minyak dan gas pada umumnya. Guo-ghalambor merupakan metode yang tepat untuk menangani berbagai masalah pada pemboran aerasi ini. Metode ini menggunakan persamaan hidrostatis lanjutan dimana formulasinya menghitung tekanan lubang sumur pada saat keadaan statis dan dinamis. Tekanan tersebut dibandingkan dengan tekanan formasi agar dapat diketahui batas tekanan maksimum dan minimum yang dapat berkerja dengan baik pada suatu kondisi, karena jika melebihi dari batas maksimum tersebut akan terjadi loss dan jika kurang dari batas minimum dinding sumur akan runtuh. Hasil dari persamaan metode ini akan menghasilkan sebuah grafik yang menyerupai jendela dengan zona pencampuran antara cairan dan gas yang optimal di tengah-tengahnya.Penilitian ini menyimpulkan bahwa pencampuran yang telah dilakukan pada sumur x pada trayek 17.5 dengan laju pompa 800 gpm dan laju injeksi gas 1500 scfm tidaklah optimal, ini diketahui dari masalah total loss circulation yang terjadi dan nilai dari ECD yang melebihi tekanan formasi. Dengan menaikan laju pompa menjadi 880 gpm dan laju injeksi udara 1900 scfm masalah dapat teratasi dengan bukti nilai dari menurunnya nilai ECD.