Arief Subangkit
University of Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN URBAN FARMING DI KAMPUNG HIDROPONIK KELURAHAN PENGADEGAN, JAKARTA SELATAN Arief Subangkit; Dini Fajar Yanti; Lidya Maria Kusnadi; Mochammad Ikbal Sonuari
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 8, No 2 (2019): Empati Edisi Desember 2019
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v8i2.14691

Abstract

Abstract. The purpose of this research is to describe the form of social capital in the development of urban farming in the hydroponic village of Pangadegan, South Jakarta, DKI Jakarta. Data collection is done through interviews, documentation and observation. Data is processed and analyzed through a three-stage data encoding technique: open encryption, axial encryption and selective encryption. Arguments are formulated through analysis using Putnam’s social capital theory which focuses on networks, norms, and beliefs. The result is that social capital in developing urban farming in Pengadegan Village can be described in 3 ways, namely ties of trust, social institutions, and social networks. Relating to the bond of trust can be seen from the community including Gapoktan and the Village Government have the same passion and commitment to greening the environment and building community cohesiveness. Besides that, from social institutions, it can be seen that Gapoktan has its own written rules, both Gapoktan Gang B and Gang C. The written rules contain the duties and functions of each member. Social networks can be seen by showing that there are two Gapoktan who have different principles, Gapoktan in Gang C chooses to independently develop Hidroponik village, Gapoktan in Gang B prefers to develop the widest network both for the government and the private sector.  Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bentuk modal sosial dalam pengembangan urban farming di kampung hidroponik Kelurahan Pangadegan Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Data diolah dan dianalisis melalui teknik tiga tahap penyandian data: penyandian terbuka, penyandian aksial dan penyandian selektif. Argumen dirumuskan melalui analisis dengan menggunakan teori modal sosial dari Putnam yang memfokuskan pada jaringan, norma, dan kepercayaan. Dari hasil analisis peneliti ditemukan bahwa modal sosial dalam pengembangan urban farming di Kelurahan Pengadegan dapat digambarkan dalam 3 hal yaitu ikatan kepercayaan, pranata sosial, dan jaringan sosial. Berkaitan dengan ikatan kepercayaan dapat dilihat dari masyarakat termasuk Gapoktan dan Pemerintah Kelurahan memiliki semangat dan komitmen yang sama yakni untuk menghijaukan lingkungan dan membangun kohesifitas masyarakat. Selain itu dari pranata sosial dapat dilihat Gapoktan memiliki aturan tertulis masing-masing, baik Gapoktan Gang B maupun Gang C. Aturan tertulis tersebut berisi tugas dan fungsi masing-masing anggota. Jaringan sosial dapat dilihat dengan menunjukkan bahwa terdapat dua Gapoktan yang memiliki prinsip yang berbeda, Gapoktan di Gang C memilih untuk secara mandiri mengembangkan Kampung Hidroponik, Gapoktan di Gang B lebih memilih untuk mengembangkan jaringan seluas-luasnya baik kepada pemerintah maupun swasta.