This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Hindra Irawan Satari
Divisi Infeksi dan penyakit tropis

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keamanan Vaksin Dengue pada Anak Hindra Irawan Satari; Sharfina Fulki Adilla
Sari Pediatri Vol 21, No 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.137 KB) | DOI: 10.14238/sp21.2.2019.129-37

Abstract

Latar belakang. Insidens dengue meningkat 30 kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Penemuan vaksin dengue diharapkan dapat menurunkan angka ini. Vaksin dengue telah mendapatkan izin edar di 19 negara di dunia pada tahun 2015 dan di Indonesia pada tahun 2016. Pada tahun 2017, produsen vaksin menyatakan terdapat kemungkinan dengue berat pada pasien yang belum pernah terinfeksi dengue sebelumnya. Tahun yang sama, Filipina melaporkan tiga kasus kematian terkait dengan vaksin dengue. Hal tersebut menimbulkan keresahan di masyarakat mengenai profil keamanan vaksin dengue. Tujuan. Mengetahui keamanan vaksin dengue untuk individu seronegatif dengan usia >9 tahun.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed dan Cochrane. Hasil. Studi oleh Garcia dkk, memperoleh bahwa risiko relatif rawat inap karena dengue yang terkonfirmasi secara virologis pada resipien seronegatif usia >9 tahun adalah 0,937 (IK95% 0,24-4,37). Studi lainnya yaitu, Shridar dkk, suatu case-cohort, mendapatkan hal yang sama yaitu risiko rawat inap karena dengue pada resipien seronegatif adalah 1,41 (IK95% 0,74-2,68), dan untuk dengue berat 2,44 (IK95% 0,47-12,56). Keduanya memberikan hasil yang tidak signifikan.Kesimpulan. Pemberian vaksin dengue pada individu seronegatif >9 tahun tidak mempengaruhi risiko rawat inap dan dengue berat secara signifikan.
Eradikasi Polio Hindra Irawan Satari; Laila Fitri Ibbibah; Sidik Utoro
Sari Pediatri Vol 18, No 3 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.3.2016.245-50

Abstract

Poliomielitis atau yang lebih dikenal dengan polio merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan atrofi otot yang ireversibel, bahkan kematian pada anak. Sejak dilaporkan kejadian luar biasa (KLB) terjadi di Eropa pada abad ke-19, angka kejadian polio terus meningkat hingga menjadi andemi pada awal abad ke-20. Saat ini, gerakan inisiatif global yang dibentuk oleh WHO telah berhasil menurunkan angka insidensi polio sampai 80%, berkat pemberian vaksin yang didukung oleh program pemerintah dan sistem pengawasan yang baik. Namun, muncul masalah terkait pemberian vaksin, oral poliovirus vaccine (OPV), yaitu circulating vaccine derived polio viruses (cVDPVs) dan vaccine associated paralytic poliomyelitis (VAPP). Untuk itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian inactivated poliovirus vaccine (IPV) sebagai pengganti OPV. Rekomendasi tersebut tidak efektif apabila diterapkan di negara berkembang yang masih banyak terdapat infeksi polio liar, seperti Indonesia, karena perlindungan IPV tidak cukup kuat, tidak dapat menimbulkan herd immunity, dan harganya jauh lebih mahal. Pemberian OPV masih menjadi pilihan, dengan rekomendasi terbaru dari WHO yang mempertimbangkan pemberian bivalent (bOPV) karena trivalent (tOPV) dapat meningkatkan angka kejadian cVDPV akibat virus polio tipe-2 (VP2). Upaya eradikasi polio ditunjang Global Polio Eradication Initiative (GPEI)melalui Eradication and Endgame Strategic Plan dengan target bebas polio pada tahun 2018.