This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Taralan Tambunan
Staf Subbagian Nefrologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sari Pediatri

Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan Partini P Trihono; Eva Miranda Marwali; Husein Alatas; Taralan Tambunan; Sudung O Pardede
Sari Pediatri Vol 4, No 1 (2002)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp4.1.2002.2-6

Abstract

Sebagian besar sindrom nefrotik pada anak memberikan respons yang baik padapengobatan awal dengan steroid. Namun sekitar 57% di antaranya menunjukkankekambuhan berulang yang memerlukan pengobatan steroid yang berulang-ulang, hinggasebagian menunjukkan efek toksik. Pemberian steroid awal yang lebih lama dapatmengurangi jumlah pasien yang mengalami kambuh sering. Di Bagian Ilmu KesehatanAnak FKUI-RSCM telah dilakukan penelitian uji klinik terhadap 2 kelompok pasienbaru sindrom nefrotik. Kelompok I mendapat terapi steroid 60mg/m2/hari (FD) selama4 minggu yang dilanjutkan dengan dosis 40mg/m2/hari selang sehari (AD) selama 4minggu, sedang kelompok II mendapat terapi steroid FD dan AD masing-masing selama6 minggu. Terhadap kedua kelompok tersebut diikuti selama 1 tahun untuk melihatkekeraban kekambuhannya. Dalam tahun 1994-1998 terdapat 35 anak yang memenuhikriteria inklusi, namun hanya 18 anak (10 anak kelompok I dan 8 anak kelompok II)yang menyelesaikan terapi dan ikut dalam observasi selama 1 tahun. Tidak didapatkanperbedaan klinis dan laboratoris pada kedua kelompok tersebut. Kekambuhan pertamakali timbul dalam 4 minggu setelah pengobatan pada 2 dari 8 (25%) anak kelompok IIdan 3 dari 10 (30%) anak kelompok I. Kekambuhan lebih dari 2 kali atau lebih dalam 6bulan pertama setelah pengobatan terdapat pada 4 (40%) anak kelompok I dan 2 (25%)anak kelompok II, sedangkan kekambuhan 4 kali atau lebih dalam 1 tahun setelahpengobatan tidak ditemukan pada kelompok II, namun didapatkan pada 2 (20%) anakkelompok I. Terdapat 1 (10%) anak kelompok I dan 2 (25%) anak kelompok II yangtidak pernah kambuh. Disimpulkan bahwa sindrom nefrotik yang mendapat terapi steroidawal lebih lama (12 minggu) mempunyai kecenderungan lebih jarang kambuh biladibandingkan dengan kasus yang mendapat terapi steroid awal lebih pendek (8 minggu).
Gambaran Klinis Asidosis Tubulus Renalis pada Anak Sudung O. Pardede; Partini P. Trihono; Taralan Tambunan
Sari Pediatri Vol 4, No 4 (2003)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp4.4.2003.192-7

Abstract

Asidosis tubulus renalis merupakan penyakit yang jarang dijumpai, mempunyaimanifestasi klinis yang tidak spesifik; ditandai dengan asidosis metabolik hiperkloremik,senjang anion plasma dan laju filtrasi glomerulus normal. Gambaran klinis dapat berupagangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, konstipasi, diare, dehidrasi, dan poliuria.Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif terhadap pasien asidosistubulus renalis primer maupun sekunder di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCMJakarta antara tahun 1975-1995. Selama 20 tahun didapatkan 12 kasus asidosis tubulusrenalis yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 perempuan. Usia saat diagnosis ditegakkanantara 4 bulan sampai 11 tahun, rerata 5 tahun 2 bulan. Asidosis tubulus renalis distalmerupakan jenis yang paling sering ditemukan yaitu 8 pasien, sedangkan asidosis tubulusrenalis proksimal 4 pasien. Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utamayang paling sering ditemukan yaitu pada 9/12 pasien (7 pasien tidak dapat berjalan ataulumpuh dan 2 pasien dengan tulang bengkok dan fraktur). Muntah-muntah disertaidehidrasi merupakan keluhan utama pada 2 pasien sedangkan gagal tumbuh pada 1pasien. Malnutrisi dengan berat badan < P3 NCHS didapatkan pada 10 pasien sedangkangangguan pertumbuhan dengan tinggi badan < P3 NCHS didapatkan pada 11 pasien.Sebagai kesimpulan, asidosis tubulus renalis merupakan penyakit yang sangat jarangdengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis seringkali terlambat.Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utama yang paling seringditemukan.