p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Mia Milanti Dewi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Cairan Serebrospinal pada Pasien Anak dengan Infeksi Susunan Saraf Pusat di Rumah Sakit Rujukan Jawa Barat Ariel Bagoes Prakoso; Mia Milanti Dewi; Adhi Kristianto Sugianli
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.339-45

Abstract

Latar belakang. Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) dapat memberikan dampak permanen, seperti ganguan fungsi kognitif dan fisik apabila terlambat mendapatkan penanganan. Perubahan komposisi cairan serebrospinalis (LCS) dapat digunakan sebagai indikator pada infeksi SSP. Studi kepustakaan pada karakteristik perubahan komposisi LCS masih sulit ditemukan sehingga diperlukan studi lebih lanjut mengenai hal ini.Tujuan. Mengetahui gambaran LCS pada pasien anak dengan infeksi susunan saraf pusat.Metode. Deskriptif potong lintang terhadap rekam medis pasien anak dengan infeksi susunan saraf pusat rawat inap di RSUP Dokter Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2015-Agustus 2019.Hasil. Dari 211 subjek penelitian dengan rentang usia 1 bulan hingga 18 tahun diperoleh rerata usia 7,18, median usia 5, dan standar deviasi usia 6,53. Diperoleh pada kelompok usia 1 bulan-2 tahun 39,8%, 3-6 tahun 14,7%;, 7-12 tahun 12,8%; dan 13-18 tahun 32,7%. Diperoleh 45,5% sampel merupakan infeksi tuberkulosis (TB), 21,3% sampel infeksi virus, 9,5% sampel infeksi bakteri, dan 23,7% sampel infeksi tidak spesifik.Kesimpulan. Pemeriksaan LCS sangat penting dilakukan untuk menunjang diagnosis infeksi SSP. Sebagian besar LCS menunjukkan gambaran infeksi yang disebabkan oleh TB
Karakteristik Dan Luaran Tumor Otak Pada Anak Mia Milanti Dewi; Rausyanfikr Tajul Arifin Syuhada; Mirna Sobana
Sari Pediatri Vol 25, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp25.2.2023.87-92

Abstract

Latar belakang. Morbiditas dan mortalitas tumor otak pada anak masih menjadi masalah yang besar. Seringkali manifestasi klinis yang jelas muncul pada saat tumor dalam stadium lanjut. Saat ini luaran tumor otak di Indonesia masih belum memuaskan meskipun telah dilakukan berbagai terapi operatif maupun konservatif. .Tujuan. Mengetahui karakteristik dan luaran pasien tumor otak pada anak di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS).Metode. Dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan data pasien tumor otak pada anak berusia < 18 tahun yang datang ke RSHS pada periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2018.Hasil. Selama penelitian terdapat 161 subjek dengan 88 pasien (54,6%) laki-laki. Tumor otak terjadi paling sering pada kelompok usia 6-12 tahun sebanyak 66 pasien (41%). Sebanyak 73 pasien (46,5%) memiliki tumor otak di area supratentorial, 80 pasien (51%) memiliki tumor di area infratentorial, dan 4 pasien (2,5%) memiliki tumor di area suprainfratentorial. Hasil patologi anatomi terbanyak yaitu meduloblastoma pada 36 pasien (22,3%), dengan derajat keganasan VI (46,5%), dengan manifestasi klinis paling sering adalah sakit kepala (64,5%). Pada pemeriksaan neurologis didapatkan parese saraf otak paling sering adalah gangguan nervus kranialis II (34%) dan hemiparesis (20,5%). Ditemukan pula adanya reflek patologis pada 55 pasien (34%). Hasil luaran paling banyak dari data yang tersedia adalah perbaikan dalam gejala klinis (60,3%).Kesimpulan. Meduloblastoma merupakan jenis tumor otak yang tersering (22,3%), pada anak dengan sakit kepala sebagai manifestasi paling banyak.