Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Suhu Udara di Pulau Jawa Kaitannya Dengan Kelembapan Udara, Curah Hujan, SOI, dan DMI Suwignyo Prasetyo; Ulil Hidayat; Yosafat Donni Haryanto; Nelly Florida Riama
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 5 No. 1 (2021): Volume 5, No. 1 (2021)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v5i1.5971

Abstract

Sebagai salah satu unsur utama dalam iklim, kajian mengenai suhu udara menarik untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan dan analisis data suhu udara permukaan kaitannya dengan kelembapan udara, curah hujan, SOI, dan DMI di Pulau Jawa. Data 30 tahun terakhir diambil dari enam stasiun BMKG yang mewakili Jawa bagian barat, tengah, dan timur, yang kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan rata-rata tahunan dan bulanan. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter kelembapan udara, intensitas curah hujan, dan indeks fenomena variabilitas iklim (ENSO dan IOD). Hasilnya didapatkan bahwa suhu udara tahunan menunjukkan adanya trend peningkatan selama 30 tahun. Fluktuasi suhu udara bulanan memiliki pola bimodial di semua stasiun dengan puncak berada di bulan Maret-Mei dan Oktober-Desember, sedangkan lembah berada pada bulan Desember-Februari dan Juni-Agustus. Korelasi antara suhu udara dengan kelembapan udara dan suhu udara dengan curah hujan sebagian besar bernilai negatif. Analisis dengan indeks fenomena variabilitas iklim menunjukkan bahwa fluktuasi suhu udara di Pulau Jawa tidak berkorelasi dengan ENSO (El Nino Southeast Oscillation), tetapi berkorelasi cukup kuat dengan IOD (Indian Ocean Dipole).
TINJAUAN METEOROLOGIS PADA FENOMENA HUJAN LEBAT PENYEBAB BANJIR (STUDI KASUS: CILACAP, 16-17 NOVEMBER 2020 DAN KENDAL, 19 NOVEMBER 2020) SUWIGNYO PRASETYO; ACHMAD ZAKIR
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 10, No 01 (2020)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4556.44 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v10i01.31575

Abstract

Banjir akibat hujan lebat dengan durasi yang lama terjadi di Cilacap (16-17 November 2020) menyebabkan beberapa kecamatan terendam. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Boja, Kendal (19 November 2020). Namun, banjir yang dihasilkan adalah banjir bandang akibat luapan Sungai Blorong sehingga menyebabkan dua orang tewas akibat terseret arus banjir. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai dinamika atmosfer di wilayah tersebut untuk mengetahui penyebabnya dalam fokus kajian meteorologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena tersebut beserta dinamika atmosfer yang menyertainya. Hasil analisis dinamika atmosfer dengan menggunakan parameter vortisitas, divergensi, dan vertical transport pada lapisan signifikan menunjukkan proses konvektif yang kuat dan didukung keadaan fenomena global La Nina sehingga potensi terjadi hujan lebat sangat intens. Analisis skala lokal dengan indeks stabilitas udara di kedua wilayah studi menunjukkan kondisi atmosfer yang sangat labil. Analisis citra satelit menunjukkan pada kedua wilayah Cilacap dam Kendal terdapat fase awan tebal yang menghasilkan  hujan lebat ditandai dengan suhu pucak awan masing -76℃ dan -80℃.
Synoptic and Mesoscale Analysis of Extreme Rainfall Event in Cilacap Meteorological Station, Indonesia on December 7, 2018 Suwignyo Prasetyo; Wahyu Kurniawan; Inlim Ravijai Rumahorbo
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.037 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i2.31258

Abstract

The highest rainfall for the last five years (2016-2020) was recorded at 199.5 mm in twenty-four hours at the Cilacap Meteorological Station. This study examines the dynamics of the atmosphere with a focus on the synoptic scale and the mesoscale analysis. This is done because high rainfall with a long duration is usually caused by clouds that grow due to wider-scale atmospheric circulation rather than only being influenced by local-scale convection. The outbreaks of cold air masses from the Asian highlands that propagates across the equator is the main cause on the synoptic scale. In addition, a fairly strong wind speed from the south supports convergence and triggers deep convective clouds by increasing the advection of warm air in the southern part of Java Island, especially in this case the Cilacap area. Meso-scale analysis was carried out using numerical simulations to estimate rainfall spatially and using Himawari-8 satellite imagery. Numerical simulations carried out using the Weather Research and Forecasting model with adjustments to certain parameterization schemes have not been able to estimate rainfall well enough with underestimated values compared to the observation data. Based on Himawari-8 satellite imagery, it is clearly observed that the cloud formed is a mesoscale convective cloud system with a life span of more than six hours. The cloud growth is quite massive, which is indicated by the cloud top temperature value is lower than -80℃ in the mature phase. Thus, the resulting rainfall includes extreme rain, resulting in flooding in parts of Cilacap.
Karakteristik Suhu Udara di Pulau Jawa Kaitannya Dengan Kelembapan Udara, Curah Hujan, SOI, dan DMI Suwignyo Prasetyo; Ulil Hidayat; Yosafat Donni Haryanto; Nelly Florida Riama
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 5 No. 1 (2021): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v5i1.5971

Abstract

Sebagai salah satu unsur utama dalam iklim, kajian mengenai suhu udara menarik untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan dan analisis data suhu udara permukaan kaitannya dengan kelembapan udara, curah hujan, SOI, dan DMI di Pulau Jawa. Data 30 tahun terakhir diambil dari enam stasiun BMKG yang mewakili Jawa bagian barat, tengah, dan timur, yang kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan rata-rata tahunan dan bulanan. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter kelembapan udara, intensitas curah hujan, dan indeks fenomena variabilitas iklim (ENSO dan IOD). Hasilnya didapatkan bahwa suhu udara tahunan menunjukkan adanya trend peningkatan selama 30 tahun. Fluktuasi suhu udara bulanan memiliki pola bimodial di semua stasiun dengan puncak berada di bulan Maret-Mei dan Oktober-Desember, sedangkan lembah berada pada bulan Desember-Februari dan Juni-Agustus. Korelasi antara suhu udara dengan kelembapan udara dan suhu udara dengan curah hujan sebagian besar bernilai negatif. Analisis dengan indeks fenomena variabilitas iklim menunjukkan bahwa fluktuasi suhu udara di Pulau Jawa tidak berkorelasi dengan ENSO (El Nino Southeast Oscillation), tetapi berkorelasi cukup kuat dengan IOD (Indian Ocean Dipole).