Tuty Nur Mutia Enoch Muas
Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DAZIBAO: SARANA PENGGALANGAN PENGAWAL MERAH PADA ERA REVOLUSI KEBUDAYAAN TIONGKOK (1966-1969) Tuty Nur Mutia Enoch Muas; Ervina Noviyanti
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 15, No 1 (2021): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v15i12021p1-25

Abstract

Dazibao literally translated as big character poster. Since China dynasty era dazibao has functioned as a medium to deliver messages to the public, therefore it is usually posted on an open wall. The use of dazibao as a propaganda medium for Mao Zedong and the Chinese Communist Party has been widely discussed, but in the research process, specific data were found which show that revolutionary action and the number of Red Guards increased sharply in the short period of time after the dazibao of Nie Yuanzi from Beijing University and Mao Zedong were published. These findings aroused interest to dig deeper into dazibao’s strong elements as a Red Guards mobilizing medium during the Cultural Revolution which become the main analysis of this article. Historical approach which consist of heuristic, verification, interpretation, and historiography is used to reconstruct the strength of dazibao. The analysis focuses on the two dazibao mentioned above, along with Mao Zedong's influence and socio-political development at that time as inseparable factors. The result shows that writers background, main issue, form, and diction used are elements of the strength of Nie’s dazibao and supported by Mao’s dazibao caused dazibao to have a very significant function in raising the number of Red Guards during the Chinese Cultural Revolution 1966-1969.Dazibao secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti  poster dengan tulisan besar. Sejak era kedinastian Tiongkok telah dikenal dan digunakan sebagai sarana penyampai pesan kepada masyarakat, karena itu biasanya ditempel di dinding terbuka. Pemanfaatan dazibao sebagai sarana propaganda Mao Zedong dan Partai Komunis Tiongkok telah banyak dibahas, tapi dalam proses penelitian ditemukan data spesifik yang menunjukkan bahwa aksi revolusioner dan jumlah Pengawal Merah meningkat tajam dalam jangka waktu singkat setelah publikasi dazibao Nie Yuanzi dari Universitas Beijing dan dazibao Mao Zedong. Temuan tersebut membangkitkan ketertarikan untuk menggali lebih dalam tentang factor-faktor yang menjadi kekuatan dazibao sebagai sarana penggalangan Pengawal Merah pada Revolusi Kebudayaan tersebut. Hal itulah yang menjadi pokok bahasan artikel ini. Metode sejarah yang mencakup tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi digunakan untuk merekonstruksi kekuatan dazibao terutama yang tercermin dalam dazibao Nie dan Mao. Dalam pembahasan pengaruh Mao Zedong serta perkembangan sosial-politik saat itu menjadi bagian tak terpisahkan didalamnya.  Hasil analisis menunjukkan bahwa latar penulis, pokok bahasan, tampilan, dan pilihan kata/diksi merupakan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dazibao Nie. Ditambah dengan dukungan dari dazibao yang dibuat Mao serta publikasi yang masif menyebabkan dazibao berfungsi sangat signifikan dalam penggalangan Pengawal Merah pada Revolusi Kebudayaan Tiongkok tahun 1966-1969.