Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Effect of Artificial Feeding Treatments on Predatory and Pollinating Ants in Cayenne Pepper Plants Tamrin Abdullah; Melina Melina; Prihatin Prihatin; Nurul Wiridannisaa; A. Dian Ridha Maghfirah
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 4 (2023): October - December
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i4.5413

Abstract

Pests have the potential to reduce the quality and quantity of cayenne pepper production. Pest control is done by utilizing natural enemies, such as ants by being stimulated with artificial food. This study aims to observe the population of dominant species and the effect of various artificial feeding treatments on ants that act as predators or pollinators in chili plants. The study was arranged in a Randomized Group Design (RGD) with 5 treatments, namely P0: Control (no pellet or sugar solution treatment); P1: 10 g artificial feed pellets; P2: 10% sugar solution; P3: 10% sugar solution and 10 g artificial feed pellets; and P4: 10 g artificial feed pellets (put into artificial nest) which was repeated 4 times.  Observations were made five times at three-day intervals. Data were analyzed by calculating the species diversity index (H'), species dominance index (C), and ant population. Based on the results, the ant diversity index in this experiment was classified as moderate at 1.17 (H' 1.0-3.0) and the ant dominance index was 0.35 (low: C<0.5). Ant identification revealed four species from three sub-families: Myrmicinae, Dolichodorinae, and Formicinae, namely Pheidole sp., Monomorium sp., Tapinoma sp., and Paratrechina sp. While species that have the potential as predators or pollinators on chili plants are Tapinoma sp.. Artificial feeding with treatment P3 (10 g artificial feed and 10% sugar solution) can have an effect and increase the population of Tapinoma sp. ants with an average of 81.95 heads on chili plants.
Uji Ketahanan Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescense L.) Terhadap Serangan Lalat Buah Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae) Tamrin Abdullah; Prihatin Prihatin; Abdul Rahman; Nurul Wiridannisa; Melina Melina
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 3 (2023): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i3.1759

Abstract

Lalat buah Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae) merupakan hama yang menyerang banyak tanaman, termasuk cabai rawit. Ketahanan cabai terhadap serangan lalat buah salah satunya ditentukan oleh varietas yang tahan. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik ketahanan beberapa varietas cabai rawit terhadap serangan lalat buah B. dorsalis di lapangan. Penelitian dilakukan di lahan cabai di Teaching Farm dan Laboratorium Hama, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada bulan Februari sampai Mei 2019. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan rancangan lingkungan yang disesuaikan dengan prosedur Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas 6 perlakuan varietas cabai yaitu Dewata F1, Laris, Bara, TM Rawit, Cakra putih, dan Sret. Tanaman sampel dipilih secara purposive sampling yaitu memilih 4 tanaman cabai yang memiliki pertumbuhan dan pembuahan yang seragam. Buah yang menunjukkan gejala serangan lalat buah Bactrocera dorsalis pada tanaman sampel dihitung, disortir berdasarkan varietas, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap populasi pupa dan imago lalat buah, persentase pupa yang berkembang menjadi imago, dan lama hidup imago. Hasil pengamatan populasi pupa dan imago, diperoleh rata-rata populasi tertinggi pada varietas Sret (3,84 ekor per buah), dan terendah pada varietas Bara (2,75 ekor per buah) dan Dewata F1 (2,62 ekor per buah), sedangkan persentase pupa menjadi imago dan lama hidup terendah diperoleh varietas TM Rawit (20,90%) dengan lama hidup 1,80 hari dan varietas Bara (30,20%) dengan lama hidup 1,40 hari dan persentase tertinggi pada varietas Laris sebesar 70,61% dan lama hidup 6,00 hari. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa cabai yang tahan terhadap B. dorsalis adalah varietas Bara dan TM Rawit, sedangkan cabai yang rentan adalah varietas Laris. Informasi ini sangat bermanfaat khususnya bagi petani di Sulawesi Selatan dalam mengelola cabai di lapangan.