Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Minimasi Cacat Sink mark Pada Proses Injeksi Molding Produk T-Valve Female GeNose C19 Adhi Setya Hutama; Nicolas Axel Reyhan Widyasmara
Jurnal Tekstil Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v5i2.38

Abstract

Peningkatan kualitas suatu produk merupakan suatu hal yang memegang peranan penting dalam dunia industri manufaktur untuk menjaga kelangsungan proses produksi dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Seiring dengan perkembangan wabah Covid-19 di masa pandemi, telah ada alat skrining Covid-19 dengan tingkat akurasi yang tinggi yaitu 93-95% bernama GeNose C19. Terdapat cacat produk yang dominan pada proses produksi GeNose C19 yaitu cacat sink mark sebesar 1,10%. Kajian meminimalisir cacat sink mark pada proses injection moulding produk T-Valve Female GeNose C19 bertujuan untuk mendapatkan parameter yang tepat untuk mengurangi cacat sink mark yang timbul pada proses produksi dengan menggunakan simulasi moldflow dan metode Taguchi. Berdasarkan data ketika proses produksi, ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi cacat sink mark pada proses produksi, yaitu holding time, melt temperature, dan mold temperature. Kemudian data tersebut diolah dan disimulasikan menggunakan software moldflow untuk menentukan sampel hasil dari analisis. Berdasarkan hasil percobaan analisis aliran cetakan, terdapat variabel yang mempengaruhi bahwa kombinasi waktu penahanan (2 s), suhu leleh (40 °C), dan suhu cetakan (220 °C) dan nilai aktual 0,039 mm mendekati dengan nilai prediksi 0,035 mm. Data produksi T-Valve Female GeNose C19 Juni 2021, cacat sink mark mengalami penurunan sebesar 0,06%, hal ini membuktikan sesuai dengan manfaat penelitian untuk meminimalkan sink mark untuk menurunkan tingkat reject pada kisaran 0,08-0,05%.
Analisis Pemilihan Parameter Desain bagian Top plate Lemari CKD dengan Metode Fenite Elemen Andhy Rinanto; Perwita Kurniawan; Adi Nugroho; Gregorius Bian Rusmana; Adhi Setya Hutama
Jurnal Tekstil Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Komunitas Industri Tekstil Dan Produk Tekstil Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59432/jute.v6i1.59

Abstract

Industri furnitur Indonesia terus berdinamika pada ranah internasional. Berdasarkan data dari PUSDATIN Kementerian Perindustrian, pada tahun 2021 persentase kenaikan total terkait bahan baku material logam melonjak mencapai 59,03%. PT. XYZ merupakan salah satu produsen furnitur logam di Indonesia, juga melakukan inovasi terkait produk, salah satu produk yang dihasilkan adalah lemari CKD (Completely Knockdown). Karakteristik dari produk ini adalah konsumen dapat merakit sendiri, dan lemari tersebut mampu menahan beban kurang lebih 60 kg. Saat ini lemari CKD diproduksi menggunakan jenis material SPCC dengan ketebalan 0,8 mm dengan metode penyambungan antar komponen menggunakan baut dan mur tanam. Berdasarkan data observasi di lapangan, pada bagian Top menjadi komponen yang paling rentan ketika housing menerima gaya dari luar, seperti gaya mendorong dengan kekuatan orang dewasa, sehingga muncul rongga pada sambungan antara top, side wall dan rear wall yang menyebabkan postur housing menjadi tidak siku hingga berpengaruh pada shelf yang ada di dalamnya menjadi tidak rata dan berpotensi bisa lepas dari dudukannya. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi performa fungsi, keamanan, dan penampilan luar produk. Berdasarkan penejelasan tersebut, penelitian berfokus pada perbandingan kekuatan jenis sambungan. Terdapat tiga tipe desain sambungan pada top plate. Analisis dilakukan dengan metode CAE untuk mendapatkan analisis kekuatan yang aman, atau tidak melebihi batas aman (206,807 MPa). Berdasarkan Analisis tersebut, didapatkan desain Top plate tipe 3 dengan spesifikasi penggunaan selflocking, clip type, dan pengencangan menggunakan ulir merupakan desain yang aman, dikarenakan memiliki nilai tegangan yang mendekati nilai batas aman, yaitu 243,511 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan catatan beban pembebanan sebesar 50 kilogram.