Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fabrikasi Sistem Alat Ukur Temperatur Lapisan Buah Mangga dengan Menggunakan Sensor Waterproof LM35 Sarif, Muhammad; Sugriwan, Iwan; Fahrudin, Arfan Eko
Jurnal Fisika FLUX Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2016
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v13i2.3139

Abstract

Telah dibuat sistem alat ukur untuk memonitoring secara real time pada temperatur lapisan buah mangga dan temperatur lingkungan lemari pendingin. Ada tiga lapisan buah mangga yang dimonitoring dengan menggunakan sensor waterproof LM35. ketiga lapisan buah mangga yang dimaksud adalah lapisan 1 lapisan dekat dengan biji buah, lapisan 2 merupakan lapisan daging buah, dan lapisan 3 adalah lapisan di sekitar kulit buah mangga. Sinyal tegangan keluaran probe sensor LM35 dikondisikan dengan penguat tak mebalik yang mengaplikasikan IC OP07. Keluaran dari penguat tak membalik yang berupa data analog selanjutnya diolah menjadi data digital dengan modul mikrokontroler ATMega8535. Data digital hasil pengolahan mikrokontroler ATMega8535 di tampilkan ke unit penampil berupa liquid crystal display (LCD) 20x4 karakter. Persamaan karakteristik yang diperoleh dari kalibrasi probe sensor LM35 menunjukkan performa yang sangat baik terlihat dari hasil karakterisasi yang memiliki linieritas tinggi. Persamaan karakteristik yang diperoleh dari masing masing probe sensor LM35 adalah probe sensor 1 dengan V = (9,663T – 6,054) milivolt, probe sensor 2 dengan V = (9,656 T – 2,517) milivolt, probe sensor 3 dengan V = (9,771T – 9,826) milivolt, dan probe sensor 4 dengan V = (9,782T – 8,092) milivolt.
PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT Sarif, Muhammad
Jurnal Dedikasi Vol 10 (2013): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.345 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v10i0.1757

Abstract

Sarif MStaf Pengajar. 1Jurusan Syari’ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangABSTRAKArah kiblat sebagai arah untuk menghadap umat Islam dalam melaksanakan ibadah sholat harusbenar-benar diperhatikan, sebab setiap muslim akan merasa sempurna ibadah sholatnya apabila dalamsholatnya telah memenuhi syarat dan rukun, salah satu syaratnya adalah menghadap arah kiblat(Ka’bah), hal ini telah menjadi kesepakatan (Ijma’) para mujtahid.Seorang yang sedang melaksanakan sholat di masjid, jarang melakukan koreksi terhadap arahkiblat tempat ia sholat, bahkan tidak pernah terpikirkan dalam benaknya apakah arah kiblat masjidtersebut telah benar-benar menghadap kiblat, padahal dalam Islam selalu diperintahkan agar umatIslam menggunakan akal pikirannya dalam setiap tindakannya, termasuk dalam melaksanakan ritualperibadatan berupa shalat. Banyak pertanyaan–pertanyaan yang muncul dalam masalah arah kiblatini antara lain mengapa shalat harus menghadap kiblat kemudian kalau perintah untuk menghadapkiblat itu adalah sebuah kewajiban, pertanyaan berikutnya adalah apakah shalat yang dikerjakandalam setiap hari telah benar-benar menghadap kiblat.Dalam sejarah awal berdirinya Muhammadiyah , KH. Ahmad Dahlan yang ahli falaq, mulaimelakukan gerakan-gerakan perubahan pandangan umat Islam yang selama ini diyakini, yaitumelakukan perubahan terhadap arah kiblat masjid Kauman di Jogjakarta, walaupun ini penuh dengannuansa simbolik, artinya dengan melakukan perubahan arah kiblat tersebut diharapkan umat Islammelakukan perenungan dan pengkajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sehari-haribaik yang berkaitan dengan masalah-masalah ibadah Mahdhoh maupun ibadah-ibadah ghairu mahdhoh,sehingga setiap apa yang dilakukan selalu berpijak pada landasan yang kokoh.Adapun yang menjadi sasaran pengabdian masyarakat ini adalah para jamaah dan takmir masjidMuhammadiyah di Malang, sebab selama ini para pengurus Muhammadiyah tersebut menjadimotivator dan pemberi solusi dalam setiap persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Metodepengabdian masyarakat ini menggunakan Metode Kaji Tindak yaitu metode yang dilaksanakan dengancara : 1) Memberikan pelatihan dan pemahaman tentang pentingnya penentuan arah kiblat secaraakurat, 2)Menganalisis dan memberikan solusi kepada masyarakat terhadap persoalan-persoalanyang muncul berkaitan dengan masalah Arah kiblatPelatihan ini dilakukan langsung praktik di tiga tempat, yaitu di masjid PELMA Lowokwaru,masjid Perumahan Landungsari (Bpk. Wahyudi) dan masjid belakang kampus III UMM Masjid“Surya Gemilang” (Bpk. Prof.Tobroni). Peserta umumnya sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihanilmu falak yang berkaitan dengan penentuan arah kiblat, dan berharap kegiatan tersebut dapat dilakukansecara kontinyu dan periodik sebulan sekali, karena masih lemahnya pemahamannya terhadap arahkiblat tersebut.Kata Kunci : Pelatihan, Arah Kiblat
PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT Muhammad Sarif
Jurnal Dedikasi Vol. 10 (2013): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v10i0.1757

Abstract

Sarif MStaf Pengajar. 1Jurusan Syari’ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangABSTRAKArah kiblat sebagai arah untuk menghadap umat Islam dalam melaksanakan ibadah sholat harusbenar-benar diperhatikan, sebab setiap muslim akan merasa sempurna ibadah sholatnya apabila dalamsholatnya telah memenuhi syarat dan rukun, salah satu syaratnya adalah menghadap arah kiblat(Ka’bah), hal ini telah menjadi kesepakatan (Ijma’) para mujtahid.Seorang yang sedang melaksanakan sholat di masjid, jarang melakukan koreksi terhadap arahkiblat tempat ia sholat, bahkan tidak pernah terpikirkan dalam benaknya apakah arah kiblat masjidtersebut telah benar-benar menghadap kiblat, padahal dalam Islam selalu diperintahkan agar umatIslam menggunakan akal pikirannya dalam setiap tindakannya, termasuk dalam melaksanakan ritualperibadatan berupa shalat. Banyak pertanyaan–pertanyaan yang muncul dalam masalah arah kiblatini antara lain mengapa shalat harus menghadap kiblat kemudian kalau perintah untuk menghadapkiblat itu adalah sebuah kewajiban, pertanyaan berikutnya adalah apakah shalat yang dikerjakandalam setiap hari telah benar-benar menghadap kiblat.Dalam sejarah awal berdirinya Muhammadiyah , KH. Ahmad Dahlan yang ahli falaq, mulaimelakukan gerakan-gerakan perubahan pandangan umat Islam yang selama ini diyakini, yaitumelakukan perubahan terhadap arah kiblat masjid Kauman di Jogjakarta, walaupun ini penuh dengannuansa simbolik, artinya dengan melakukan perubahan arah kiblat tersebut diharapkan umat Islammelakukan perenungan dan pengkajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sehari-haribaik yang berkaitan dengan masalah-masalah ibadah Mahdhoh maupun ibadah-ibadah ghairu mahdhoh,sehingga setiap apa yang dilakukan selalu berpijak pada landasan yang kokoh.Adapun yang menjadi sasaran pengabdian masyarakat ini adalah para jamaah dan takmir masjidMuhammadiyah di Malang, sebab selama ini para pengurus Muhammadiyah tersebut menjadimotivator dan pemberi solusi dalam setiap persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Metodepengabdian masyarakat ini menggunakan Metode Kaji Tindak yaitu metode yang dilaksanakan dengancara : 1) Memberikan pelatihan dan pemahaman tentang pentingnya penentuan arah kiblat secaraakurat, 2)Menganalisis dan memberikan solusi kepada masyarakat terhadap persoalan-persoalanyang muncul berkaitan dengan masalah Arah kiblatPelatihan ini dilakukan langsung praktik di tiga tempat, yaitu di masjid PELMA Lowokwaru,masjid Perumahan Landungsari (Bpk. Wahyudi) dan masjid belakang kampus III UMM Masjid“Surya Gemilang” (Bpk. Prof.Tobroni). Peserta umumnya sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihanilmu falak yang berkaitan dengan penentuan arah kiblat, dan berharap kegiatan tersebut dapat dilakukansecara kontinyu dan periodik sebulan sekali, karena masih lemahnya pemahamannya terhadap arahkiblat tersebut.Kata Kunci : Pelatihan, Arah Kiblat
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE DAN MODEL COMPLETE SENTENCE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP NEGERI 1 DARUSSALAM ACEH BESAR Muhammad Sarif; Syamsul Bardi; Thamrin Kamaruddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi Vol 1, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.385 KB)

Abstract

Hasil belajar adalah hasil yang didapatkan setelah adanya peroses pembelajaran melalui evaluasi dalam membentuk perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Untuk melihat hasil belajar dari kedua kelas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan. Sehingga penelitian ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Concept Sentence dan Model Complete Sentence pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar” penelitian  ini mengangkat masalah yakni  apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Concept Sentence lebih baik dibandingkan dengan model Complete Sentence pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar. Tujuan Penelitian untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan  dengan model Concept Senntence lebih baik dibandingkan dengan model Complete Sentence pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar yang berjumlah 85 orang siswa. Sampel penelitiannya adalah siswa kelas VIII1berjumlah 21 siswa, dan kelas VIII2berjumlah 21 siswa. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan  memberikan pre-test dan post-test. Hipotesis diuji dengan statistik Uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 2,85. Nilai ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel  pada taraf signifikan 5% dengan (dk) = n1 + n2 – 2, maka diperoleh nilai ttabel=1,68. Berdasakan hasil tersebut terbukti bahwa nilai thitung ttabel. Sesuai kriteria uji jika thitung ttabel maka Ha diterima, dengan demikian disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang disajikan dengan model pembelajaran Concept Sentence lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang disajikan dengan model  pembelajaran Complete Sentence.