Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Synthesis of Alkyd Resin Modified with Waste Palm Cooking Oil as Precursor Using Pretreatment with Zeolite Adsorbent Fitrilia Silvianti; Wijayanti Wijayanti; Wisnu A.A. Sudjarwo; Wikan Berliana Dewi
Science and Technology Indonesia Vol. 3 No. 3 (2018): July
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.108 KB) | DOI: 10.26554/sti.2018.3.3.119-122

Abstract

Research on synthesis of alkyd resin (AR) modified with waste palm cooking oil (WPCO) as precursor using alcoholys-polyesterification method was successfully conducted. The modified alkyd resin was characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Thermogravimetry-Differential Thermal Analysis (TG-DTA). The pretreatment was carried out for WPCO by applying adsorption technique using zeolites to remove free fatty acid (FFA). Modified alkyd resin was synthesized with the main ingredients composition consisting of WPCO, glycerol, anhydrous phthalate with the oil length of 40% at the total weight of 27.54 grams, and a small amount of CaO as catalyst. The characterization result using FTIR showed the presence of typical alkyd resin compound group at the absorption peaks 1597.06 and 1651.07 consecutively as the vibration of benzene ring from the phthalate and C=C stretching of unsaturated fatty acids. The thermal characterization was performed by using TG-DTA analysis showing that the transition glass and recrystallization at the temperature 390.25 °C and 482.46 °C respectively.
UNJUK KERJA SPEKTROFOTOMETER DR 1900 SEBAGAI ALAT UJI ION Cr6+ DALAM PENGOLAHAN LIMBAH PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN KULIT SALAK (Salacca zalacca) Wijayanti Wijayanti; Armila Zahra Tawarniate; Fala Putrama
JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2, No 1: Juni 2022
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/labsaintek.v2i1.20967

Abstract

Limbah penyamakan kulit merupakan salah satu limbah yang memerlukan pengolahan karena mengandung ion Cr6+ yang dapat berbahaya bagi lingkungan, terutama laboratorium sebagai tempat pendidikan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kulit salak dalam mengadsorpsi ion Cr6+ dalam limbah penyamakan kulit sebagai upaya pengelolaan laboratorium. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar ion Cr6+ adalah spektrofotometer DR 1900 yang merupakan jenis spektrofotometer portable. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adsorpsi menggunakan kulit salak yang diaktivasi dengan HCl. Evaluasi hasil adsorpsi dilakukan dengan cara membandingkan kadar ion Cr6+ sebelum dan setelah adsorpsi yang diukur dengan spektrofotometer DR 1900. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas adsorpsi ion Cr6+ menggunakan adsorben kulit salak adalah 59,5714 %.Kata kunci : ion Cr6+, kulit salak, spektrofotometer DR 1900, limbah penyamakan kulit
Perbandingan Alat Ukur dalam Penentuan Ketebalan Kulit Imitasi Wijayanti; Dewi Nurhidayati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.24 KB)

Abstract

Kulit imitasi merupakan kulit tiruan yang terbuat dari kompon poly urethane (PU) ataupun poly vynil chloride (PVC) sebagai bahan dasar serta penambahan kain pada lapisan bawah sebagai penguat. Salah satu komponen persyaratan mutu pada kulit sintetis menurut SNI 1294 : 2009 adalah ketebalan. Ketebalan minimal pada kulit imitasi menurut SNI tersebut adalah 0,7 mm – 0,8 mm. Selain itu data ketebalan kulit sintetis juga diperlukan sebagai acuan untuk pengujian kuat tarik ( tensile streght ) dan kuat sobek (elongation). Adapun alat ukur untuk uji ketebalan kulit imitasi dapat menggunakan mikrometer skrup, jangka sorong maupun thickness gauge. Pada penelitian ini digunakan dua alat ukur yakni jangka sorong merk Jason Ser No.367-002 dan Thickness Gauge merk Mitutoyo No.20645. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan unjuk kinerja alat dan memberikan informasi terkait dua alat uji tersebut sebagai alternatif dalam pengukuran ketebalan pada kulit imitasi . Hasil pengujian kedua alat ukur tersebut dibandingkan menggunakan ANOVA dengan probabilitas 5 % dan 1 %. Pada penelitian ini didapatkan hasil masing-masing pengukuran dengan menggunakan jangka sorong adalah : 3,3 mm, 3,1 mm, 3,1 mm , 3,1 mm, dan 3,05 mm dengan jumlah rata-rata 3,15 mm untuk thickness gauge adalah 3,1 mm, 3,05 mm, 3,08 mm, 3,14 mm dan 3,11 mm dengan jumlah rata-rata 3,10 mm. Hasil analisis ANOVA dengan probabilitas 5 % ataupun 1 % menunjukkan Fhit < F( α;k-1,n-k), sehingga dapat disimpulkann bahwa H0 diterima yang mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan nilai rata-rata yang signifikan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jangka sorong dan thickness gauge dapat digunakan pada pengujian ketebalan kulit imitasi. Kedua alat ini juga tidak memerlukan preparasi khusus sehingga mudah digunakan dan menambah keefektifan praktikum mahasiswa.
Efektivitas Bahan Pembantu Agen Fiksasi dalam Proses Pewarnaan Kulit Wijayanti; Elis Nurbalia; Nais Pinta Adetya; Tutik Maryati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.075 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bahan pembantu agen fiksasi dalam proses pewarnaaan kulit. Bahan pembantu agen fiksasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah chromosal B, Al2(SO4)3, dan produk paten. Proses pewarnaan yang dilakukan adalah dengan metode normal dyeing dan sandwich dyeing. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keefektifan bahan pembantu fiksasi adalah ketahanan warna terhadap keringat, ketahanan warna terhadap pencucian, dan konsentrasi zat warna yang terikat di kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu chromosal B memiliki ketahanan terhadap keringat yang lebih rendah daripada fiksasi dengan asam formiat, Al2(SO4)3, dan bahan paten. Sementara itu, kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu Al2(SO4)3 dan bahan paten memiliki ketahanan pencucian yang paling rendah yang ditunjukkan dengan nilai Grey Scale 4/5 dan 3 pada bagian grain dan flesh. Hasil penelitian yang diperoleh dengan persentase zat warna yang terikat ke kulit paling banyak adalah dengan metode sandwich dyeing dengan agen fiksasi asam format. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi zat warna yang terlepas ke dalam larutan adalah 712 mg/L sehingga yang terikat di kulit sekitar 76,27 %.
Verification Method for Determination of Melting Temperature and Enthalpy Changes (∆H) Using Differential Scanning Calorimeter Warmiati Warmiati; Wijayanti Wijayanti
Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry Vol. 15 No. 2 (2023): Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry
Publisher : Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jisic.v15i2.27198

Abstract

Verification of measurement method for determination of melting temperature and enthalpy changes using Differential Scanning Calorimeter has been carried out. This study was done to ensure that the method used can be applied in the laboratory with valid results and uncertainty. The verification method in this research consists of accuracy and precision. Accuracy was done by comparing measurement results with reference values using the t-student test. Precision can be seen in its repeatability and reproducibility. In this study, method verification of melting temperature measurement was carried out by thermal analysis using Differential Scanning Calorimeter (DSC) based on ISO 11357-3: 2018 method concerning determining temperature and enthalpy changes in melting and crystallization. The results showed that the method used to determine melting temperature and enthalpy changes (∆H) had met the repeatability and reproducibility requirements. The RSD (Relative Standard Deviation) value was less than 2%, and the accuracy met the acceptance requirements with a t-count smaller than the t-table in a 95% confidence level. It means that the results are not significantly different from reference values, so the method can be used in the laboratory. Keyword: verification method, melting temperature, differential scanning calorimetry