ARIE SURYA GUTAMA
Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR PENYEBAB TERGABUNGNYA REMAJA KOTA BANDUNG DALAM KOMUNITAS KENAKALAN REMEJA YUSTIKA TRI DEWI; BUDHI WIBAWA; ARIE SURYA GUTAMA
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.485 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14270

Abstract

Kenakalan remaja merupakan hal yang tidak jarang kita temui saat ini. Kenakalan remaja pun tak urung timbul dari sebuah komunitas remaja. Tawuran antar pelajar dari komunitas-komunitas di sekolah, ugal-ugalan di jalan raya, berpesta minuman keras adalah sebagian contoh dari tindakan kenakalan remaja dalam komunitas. Kenakalan remaja tersebut dapat terjadi dari pengaruh suatu komunitas. Remaja di Kota Bandung sudah sangat akrab dengan budaya yang mengharuskan seorang remaja masuk ke dalam komunitas. Akibatnya, Kota Bandung terkenal dengan komunitas antar sekolah untuk para remaja, komunitas geng motor dan komunitas lainnya. Sayangnya banyak pandangan negatif karena biasanya komunitas remaja sering melakukan tindak kenakalan dan tak jarang meresahkan lingkungan serta masyarakat sekitar. Padahal sudah cukup diakui secara global adanya tindak kenakalan remaja disebabkan faktor-faktor tertentu. Jika sudah banyak penelitian yang mencari faktor penyebab adanya tindak kenakalan remaja, penelitian ini lebih memfokuskan kepada faktor-faktor penyabab masuknya remaja dalam komunitas yang sering melakukan tindak kenakalan remaja. Dengan cara observasi langsung dan wawancara mendalam dengan anggota komunitas yang terkenal sering melakukan tindak kenakalan, diharakpakn penelitian ini dapat menyimpulkan fakor penyebab yang mendukung remaja bergabung. Faktor penyebab remaja bergabung dalam sebuah komunitas kenakalan remaja, diyakini mempunyai dua faktor penentu yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
STRENGTH BASED ASSESSMENT PADA MAHASISWA BERWIRAUSAHA SINDY HUSNUL YAQIEN; SANTOSO TRI RAHARJO; ARIE SURYA GUTAMA
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14267

Abstract

Data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pada tahun 2013-2014 ada sekitar 53 PTN yang tersebar di Indonesia dengan jumlah mahasiswa total 341.315, dan PTS di Indonesia berjumlah kurang lebih 625 dengan jumlah mahasiswa 272.350. Selain kuliah, saat ini banyak mahasiswa yang berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Mereka berwirausaha seperti, usaha kuliner, fashion, alat elektronik, jasa desain grafis, dan lain-lain.Semangat berwirausaha sejalan dengan program pemerintah, yakni Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Dana yang dikucurkan pemerintah mencapai 2 miliar untuk mahasiswa terpilih dalam proposal usaha. Dana tersebut guna memberikan dukungan dan pendampingan bisnis mahasiswa. Program Pemerintah itu sejalan dengan semangat Nawacita, yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing secara internasional, serta menumbuhkan kemandirian ekonomi dengan pemberatan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Berbagai program Pemerintah itu akan membuka peluang usaha masyarakat menciptakan lapangan pekerjaan di tanah air ini.Disamping kesibukan dalam akademik, mahasiswa yang berwirausaha memiliki keunikan. Berbagai tantangan dan hambatan tidak sedikit yang harus diselesaikan. Melalui kekuatannya, banyak mahasiswa wirausaha yang bisa menyeimbangkan antara prestasi dan bisnis. Dengan menggunakan perspektif kekuatan, pekerja sosial dapat membantu individu agar individu tersebut tidak hanya fokus pada masalah. Perspektif ini tidak hanya melihat masalah sebagai fokus utama, melainkan melihat sumber-sumber yang tersedia di sekitar individu yang bisa dijadikan kekuatan untuk menggapai tujuan.
BENCANA SOSIAL KASUS LUMPUR PT. LAPINDO BRANTAS SIDOARJO, JAWA TIMUR ELMAGHFIRA PUTRI ELIKA; RISNA RESNAWATY; ARIE SURYA GUTAMA
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14272

Abstract

This article explores the Lapindo Case not only as a physical disaster, but as a social disaster. The incident occured has threatened the people of Porong, Sidoarjo and also hit the East Java’s economics and affected to the Indonesian development programs. There are not much articles in social science perspectives about this tragedy. This article is constructed Based on some of the information obtained, Sidoarjo in order to explore the, both high and low, political-economy aspects of the Lapindo Case. The author found that the destroyed public spaces, because of mudflow, had caused the damages of social sphe res, which lead to a serious social-political disaster. These facts has lead to multidimensional responses of the elite (the high politics) and the people (the low politics).