Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MAKNA FILOSOFIS KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL COVID-19 PADA MUSIC VIDEO LIFE GOES ON ( KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES PIERCE) Pramesthi, Jasmine Alya
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol 6, No 2 (2021): Edisi April
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Ha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.13 KB) | DOI: 10.52423/jikuho.v6i2.16950

Abstract

Sejak pandemi COVID-19, banyak aktivitas yang biasanya dilakukan setiap hari harus dilakukan dari dalam rumah. Pengalaman itu diceritakan dalam video musik terbaru BTS bertajuk Life Goes On. BTS menceritakan bagaimana mereka merasakan perjuangan di tengah COVID-19 di mana mereka menunda hal-hal yang seharusnya mereka lakukan dengan karantina di rumah. Pesan yang ingin disampaikan BTS memiliki kaitan nyata dengan konstruksi realitas sosial yang digagas oleh Berger dan Luckmann. Untuk mengetahui makna realitas sosial COVID-19 yang dikonstruksi oleh video musik Life Goes On, peneliti melakukan analisis berikut dengan menggunakan metode semiotika. Tidak hanya sebatas melakukan analisis konstruksi realitas sosial, peneliti juga akan menganalisis bagaimana konstruksi realitas sosial ditinjau berdasarkan makna filosofis. Melalui video musik kehidupan terus berjalan, BTS sebagai musisi mengkonstruksi realitas tentang kehidupan normal tanpa pandemi COVID-19, hasil dari realitas subjektif dari proses internalisasi yang terjadi dan makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan konsep yang lebih luas dalam menjelaskan teori konstruksi realitas sosial. Kemudian sebagai acuan penelitian selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat memperkaya metode penelitian yang digunakan berdasarkan teknik metodologi yang lebih luas.
The Influence of Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Positioning Toward Brand Awareness on Novice Voters in West Java Jasmine Alya Pramesthi; Berlian Primadani Satria Putri
Jurnal Riset Komunikasi Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.423 KB) | DOI: 10.31506/jrk.v10i2.6562

Abstract

If the positioning of a political party has been deemed right on target, of course, the target market targeted by the political party feels familiar or aware of the presence of the political party, especially if the political party is newly established to bring up brand awareness of the political party. One of the new political parties competing in the 2019 General Election is the Indonesian Solidarity Party (PSI). As a new participant party in the 2019 General Election, PSI tried to form a position in the minds of the public as a millennial party. The purpose of this study was to determine the positioning of PSI as measured by positioning dimensions, namely the points of difference and points of parity that have an influence on brand awareness as measured by its level, namely unaware brand, brand recognition, brand recall, and top of mind in the novice voter in West Java. This research uses quantitative research methods with the type of inferential research. Data from this study were distributed through online questionnaires. The sampling technique of this study is probability sampling with a simple random sampling method. Data were analyzed using a simple linear regression test through the IBM SPSS version22. From the results of data analysis that has been done shows that the positioning of PSI (X) significantly influences brand awareness of 0.44 or 44% while 56% of other factors are not explained in this study.
Product placement Indomilk pada video TokopediaxBTS dan pengaruhnya terhadap sikap audiens Jasmine Alya Pramesthi
Manajemen Komunikasi Vol 6, No 1 (2021): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v6i1.30527

Abstract

Lonjakan penggunaan internet membuat arus informasi yang diterima oleh masyarakat Indonesia menjadi beragam, begitu pula informasi serta promosi mengenai produk yang tengah beredar di masyarakat. Salah satu pilihan dalam melakukan komunikasi pemasaran adalah melalui iklan dalam bentuk product placement yang ditayangkan melalui YouTube. PT Indolacto memanfaatkan hal tersebut dengan melakukan product placement Indomilk Banana pada video YouTube dengan judul “TOKOPEDIAxBTS: BTS Interview di #TokopediaWIB TV SHOW #BTSdiTOKOPEDIAWIB”. Penempatan produk yang baik diharapkan akan membangun sikap yang positif. Peneliti bertujuan mengukur seberapa besar pengaruh product placement Indomilk Banana pada video YouTube TokopediaxBTS terhadap sikap audiens. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kausal serta metode survei. Angket dengan skala likert 1-4 disebar secara online melalui google form kepada 400 responden yang merupakan viewers dari video tersebut dengan jenis sampel probability sampling. Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan regresi linier sederhana melalui SPSS IBM versi 22. Berdasarkan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah product placement Indomilk Banana baik dari visual dimension, auditory dimension, maupun plot connection yang ditayangkan pada video YouTube dengan judul “TOKOPEDIAxBTS: BTS Interview di #TokopediaWIB TV SHOW #BTSdiTOKOPEDIAWIB” pada YouTube channel Tokopedia berpengaruh secara positif terhadap ketiga aspek sikap audiens, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif walaupun hubungan keduanya dinyatakan lemah. Penelitian ini menghadirkan pembaharuan dalam studi product placement dalam tayangan digital, khususnya produk yang ditempatkan pada tayangan interview pada video YouTube.
Analisis Perkembangan Internet Protocol Television Pertama di Indonesia Tita Melia Milyane; Jasmine Alya Pramesthi
Dialektika Vol 5 No 1 (2018): Vol.5 No.1 (2018) Maret
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.059 KB)

Abstract

Perkembangan industri jasa berkembang pesat di Indonesia pada era globalisasi ini. Salah satunya adalah kemunculan Usee TV oleh PT. Telekomunikasi Tbk yang mengembangkan sayap industrinya dari bisnis Infocom (Information and Telecommunications) menjadi TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment). UseeTV sendiri merupakan Internet Protocol Television pertama di Indonesia, dimana keunggulannya menawarkan fitur-fitur yang belum pernah dimunculkan oleh penyedia industri media televisi sebelumnya. Peneliti tertarik untuk meneliti hal ini karena perkembangan Usee TV di Indonesia memiliki peluang besar untuk sukses, serta untuk lebih memahami fitur-fitur yang dimiliki oleh UseeTV sebagai Internet Protocol Television pertama di Indonesia dan mengetahui kelebihan dan kekurangan UseeTV sebagai Internet Protocol Television pertama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan data wawancara dan studi pustaka. Hasil dari penelitin ini menunjukkan bahwa Internet Protocol Television (IPTV) merupakan teknologi terbaru dari TV berbayar di Indonesia. Teknologi ini menawarkan berbagai fitur unggulan, diantaranya adalah pause dan rewind TV, TV on Demand, Video on Demand, Video Recorder, YouTube ̧ dan lainnya. Layanan IPTV dikirim oleh provider melalui basis protokol internet. Namun, yang membedakan IPTV dengan video internet adalah layanan IPTV lebih luas jangkauannya, tidak hanya sekedar streaming. Namun juga dilengkapi dengan tampilan yang user friendly, di-deliver dengan teknologi yang mutakhir, dan juga interaktif. Maka dari itu IPTV seringkali disebut sebagai TV interaktif. Selain itu, di dapat hasil bahwa kelebihan dari penggunaan UseeTV adalah UseeTV menggunakan teknologi adaptive streaming yang memungkinkan layanan UseeTV tetap jalan pada kecepatan internet minimum yang didapat. Kualitas gambar video disesuaikan dengan kecepatan internet yang diperoleh, Fitur seamless juga menjadi andalan dari layanan ini dimana pelanggan dapat melanjutkan menonton acara hiburan dari satu device ke device lainnya, serta melihat history content yang telah dinikmati dan dapat mengulanginya kembali untuk diputar bila diinginkan, dapat dinikmati di multi layar (PC/Laptop, tablet/smartphone, dan di televisi), tersedia bermacam layanan hiburan live TV, TV on Demand, dan Video on Demand (movie) serta TV on demand, dimana pelanggan dapat menikmati tayangan tv 7 hari sebelumnya.
Parasocial Relationships and the Formation of Hyperreality in the BTS World Game Jasmine Alya Pramesthi
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 14, No 1 (2021): (Accredited Sinta 2)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v14i1.7602

Abstract

The rapid development in the gaming business makes games, besides being a means of entertainment, also become the promotional tools for companies. One of them is the BTS World game released by Big Hit Entertainment to promote the K-Pop idol group, BTS. From the fandom perspective as the game users, BTS World is a form of media artifact facilitated by the company.  BTS World is a video game as an adaptation of fan fiction, in which most of the story contents are the interaction between users and BTS members as the characters of the game. From the contents, it is possible to create a parasocial relationship and hyperreality felt by its players. The researcher conducted a study using a qualitative approach and phenomenological method to describe the meaning of the BTS World game and the experiences felt by the players both in parasocial relationships and forming hyperreality. Based on the results, the parasocial relationship, the meaning between parasocial friendship and parasocial, and the formation of hyperreality were found, which leads to the meaning of pseudo interaction and control of the characters' life.
Meaning Transfer Model pada Social Media Influencer Jasmine Alya Pramesthi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v19i1.4293

Abstract

Tidak sedikit usaha milik social media influencer ramai dikunjungi oleh masyarakat pada awal peluncuran, namun usaha yang dijalankan tidak dapat bertahan lebih lama atau bahkan tidak memiliki brand attitude yang lebih baik dibandingkan brand yang di-endorse. Tujuan penelitian ini adalah menguji meaning transfer model untuk mengetahui perbandingan dari seorang social media influencer sebagai brand endorser dan brand entrepreneur pada pengaruhnya terhadap brand attitude dari kedua marketplace. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survei kepada 110 responden yaitu followers Arief Muhammad. Hasil penelitian membuktikan Arief Muhammad sebagai social media influencer memiliki kredibilitas untuk memengaruhi brand attitude secara signifikan baik Tokopedia maupun Grebe, namun kredibilitas Arief Muhammad memiliki pengaruh lebih besar kepada brand attitude Tokopedia dibandingkan pengaruh kredibilitasnya terhadap brand attitude Grebe. Keahlian yang dimiliki oleh Arief Muhammad memiliki pengaruh paling besar terhadap brand attitude Tokopedia dan Grebe. Substansi penelitian ini memberikan kontribusi berupa kebaruan studi meaning transfer model untuk dilakukan pada social media influencer untuk menguji pengaruh kredibilitas yang dimiliki baik sebagai brand endorser dan brand entrepreneur.
COMMUNICATION PRIVACY MANAGEMENT: STUDI LITERATUR PADA BATASAN PRIVASI DALAM KONTEKS KELUARGA INDONESIA Jasmine Alya Pramesthi; Putri Eka Wulandari; Irwansyah Irwansyah
Jurnal Ranah Komunikasi Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Ranah Komunikasi (JRK)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.486 KB) | DOI: 10.25077/rk.4.2.122-132.2020

Abstract

Each individual has their own privacy limits, this can be instructed by each individual who manages their privacy. One of the close relationships between individuals and other individuals is in the context of the family. Through the theory of Communication Privacy Management (CPM), this study explains how personal information is managed in the context of Indonesian families. This study uses a qualitative approach, namely a literature review. Literature review studies were carried out on various international studies published in the 2010-2020 timeframe where the research was carefully obtained through Google Scholar with predetermined criteria. The results showed that Communication Privacy Management (CPM) has involvement in the implementation of individuals regarding the limits or thin boundaries (permeability limits) of joint ownership of personal information in the context of the Indonesian family.
Pengaruh Positioning Soyjoy Terhadap Brand Association Pada Followers Instagram @Soyjoyid Jasmine Alya Pramesthi; Berlian Primadani Satria Putri
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 6 No 1 (2020): FEBRUARI 2020
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v6i1.2520

Abstract

Brand association dimanfaatkan oleh PT Amerta Indah untuk mempertahankan positioning dari Soyjoy yang telah terpilih sebagai Top Brand selama enam tahun berturut-turut dari tahun 2013 – 2019. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui positioning Soyjoy yang terdiri dari points of difference dan points of parity yang berpengaruh terhadap brand association yang terdiri dari strength, favorability, dan uniqueness pada followers Instagram @Soyjoyid. Metode penelitian yang digunakan berupa kuantitatif dengan jenis penelitian inferensial. Data telah dikolektif oleh peneliti secara online melalui kuesioner kepada 100 followers @Soyjoyid. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode simple random sampling. Peneliti menggunakan analisis regresi linier sederhana dalam proses analisis data yang dilakukan melalui SPSS IBM versi 22. Berdasarkan hasil analisis data maka positioning Soyjoy (X) secara signifikan menjelaskan brand association senilai 60,7% sedangkan 39.3% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain di luar penelitian ini. Penelitian ini membawa kesimpulan bahwa positioning Soyjoy yang terdiri dari points of difference serta points of parity memiliki pengaruh terhadap brand association yang terdiri dari strength, favorability, serta uniqueness.
Representasi Pekerja Startup Indonesia pada Industri 4.0: Analisis Konten Kualitatif Web 2.0 pada Akun Instagram @ecommurz Jasmine Alya Pramesthi; Rifqi Nadhmy Dhia
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 7 No 2 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v7i2.3968

Abstract

Era industri 4.0 merupakan era dimana cakupan pekerjaan yang bergantung pada konektivitas internet, melalui cloud computing, maka bukan hal yang asing saat ini untuk menemukan perusahaan yang berbasis teknologi dan berkembangnya startup. Berdasarkan keberhasilan startup tech company Indonesia dalam mencapai status unicorn dan decacorn, membuat tech company menjadi impian bagi banyak orang untuk dapat memulai karirnya, namun keadaan yang ironi dimana industri 4.0 seharusnya fokus terhadap pengembangan teknologi, justru membuat pekerja bekerja lebih ekstra sehingga tidak menemukan keseimbangan kehidupan dan kerja. Seakan-akan implikasi menuju masyarakat 5.0, dimana adanya keadaan teknologi yang mendukung human-centric menjadi hal yang masih jauh untuk dapat dicapai. Keresahan yang dirasakan oleh pekerja dalam bidang startup banyak disampaikan melalui media sosial, salah satunya melalui meme account yang secara khusus membahas sisi gelap dari bekerja pada industri startup. Studi berikut akan melakukan analisis konten kualitatif dari akun Instagram Ecommurz melalui dimensi budaya dominan dari ruang Web 2.0. Studi berikut memberikan penjelasan bahwa Web 2.0 menawarkan fleksibilitas dalam penggunaan sosial media sejalan dengan penggunaannya dalam berbagai ruang dalam tipologi web 2.0. Seperti pada akun Ecommurz yang memanfaatkan fitur media sosial tidak hanya sebagai media hiburan, namun juga bertujuan mendorong perkembangan industri dan masyarakatnya agar lebih sejalan. Kata Kunci: web 2.0, industri 4.0, masyarakat 5.0, instagram, meme factory
ANALISIS RETORIKA ARISTOTELES PADA KAJIAN ILMIAH MEDIA SOSIAL DALAM MEMPERSUASI PUBLIK Rifqi Nadhmy Dhia; Jasmine Alya Pramesthi; Irwansyah Irwansyah
Linimasa : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 4 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/linimasa.v4i1.3530

Abstract

In order to build public awareness of the current crisis, many persuasive messages are disseminated through social media. Public communication is considered to be utilizing the power of YouTube as a popular social media platform in effectively communicating crisis through persuasive messages. In previous research the three aspects of ethos, pathos, and logos have been found as evidence of rhetoric in conveying persuasive messages made by YouTubers. The implications of study about rhetoric continue to develop today. This study aims to review other Aristotle’s rhetoric concepts that has not been analyzed in previous studies. The research used qualitative exploratory methods including in-depth interviews and observations. The sample size of participants in this study follows the concept of saturation. The study uncovered that there are two other concepts regarding rhetorical theory by Aristotle in this study — the type of rhetoric used and the five rhetorical canons when the speaker conveys a message. The researcher suggests further research to explore the concept of rhetorical inartistic evidence that is outside the rhetoric element brought by the speaker, so that the study can be discussed more comprehensively.