Sumber daya alam di daerah kepulauan tidak selamanya hanya akan berasosiasi dengan sektor perikanan semata akan tetapi turut meliputi sektor perkebunan pula. Daerah kepulauan di Maluku memiliki keunikannya tersendiri, bahwa sekalipun masyarakat tinggal dan bermukim pada daerah pesisir namun bukan berarti pekerjaan utama mereka akan bersumber dari sektor perikanan dengan nelayan sebagai mata pencahariannya tetapi justru sumber utama mata pencaharian mereka bersumber dari sektor perkebunan. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengembangan usaha rumahtangga yang berbasis pada ketersediaan sumber daya lokal perkebunan di daerah kepulauan. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebelum menentukan strategi pengembangan usaha, maka perlu diketahui terlebih dulu faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman perkebunan. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi, lahan, teknologi, modal, tenaga kerja dan pengalaman. Sementara strategi yang dapat digunakan untuk menentukan pengembangan usaha merupakan sekumpulan tujuan, kebijakan, perencanaan, dan aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk mengidentifikasi kesempatan usaha/bisnis di tengah pasar dan mempertahankan kelangsungan bisnis atau mencapai kesuksesan usaha/bisnis. Terlebih, usaha rumahtangga yang dikembangkan di Negeri Booi hanya terbatas pada industri pembuatan jus pala saja. Bahkan, usaha lainnya masih hanya sebatas uji coba pembuatan produk dan belum melewati tahapan produksi maupun uji kelayakan produk. Untuk itu pengembangan diversifikasi usaha rumah tangga di Negeri Booi sangat memerlukan penguatan berupa pendampingan usaha sehingga tujuan agar masyarakat memiliki industri rumah tangga berbasis pada ketersediaan sumber daya lokal dapat terpenuhi serta adanya alternatif sumber pendapatan yang baru bagi rumah tangga.