Latar Belakang: Hemodialisa atau cuci darah adalah intervensi yang biasa digunakan untuk terapi bagi pasien dengan gagal ginjal kronis. Walaupun, hemodialisa merupakan prosedur yang aman, tetapi prosedur ini memiliki beberapa efek samping salah satunya adalah muncul rasa mual. Mual yang muncul akibat mengikuti prosedur hemodialisa berdampak pada penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan menyebabkan muntah yang akan menyebabkan dehidrasi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Aromaterapi sebagai terapi non-farmakologis memiliki efek menenangkan sehingga dipercaya dapat menurunkan mual.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pemberian aromaterapi pada pasien CKD dengan keluhan mual saat melakukan hemodialisaMethods: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada satu pasien gagal ginjal kronis yang sedang menjalani prosedur hemodialisa yang memiliki keluhan mual, kemudian dilakukan pemberian intervensi mengikuti jadwal hemodialisa pasien. Skala intensitas mual diukur menggunakan Nausea Severity Scale (NSS).Results: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala intensitas mual setiap setelah dilakukan pemberian aromaterapi.Conclusion: Maka peneliti menyarankan penggunaan aromaterapi lavender sebagai terapi non-farmakologis pada pasien dengan keluhan mual yang sedang menjalani prosedur hemodialisa di praktik klinis, baik diberikan oleh petugas kesehatan terutama perawat atau sebagai terapi mandiri bagi pasien karena aromaterapi termasuk terapi yang murah dan mudah dicari di Indonesia.