Dismo Katiandagho
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Manado

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DIAGNOSIS KOMUNITAS DI KELURAHAN PONGANGAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2011 Dismo Katiandagho; Darwel Darwel; Els I. Kulas
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.536

Abstract

Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, yang di dalamnya menumbuhkan peran serta masyarakat secara aktif dalam pembangunan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menggali permasalahan kesehatan di masyarakat adalah kegiatan diagnosa komunitas. Diagnosa komunitas adalah kegiatan menggali permasalahan utama yang dihadapi oleh komunitas berdasarkan fakta yang ada dan pengambilan strategi serta rencana tindak lanjut untuk penyelesaian masalah tersebut. Tujuan diagnosis adalah untuk menganalisa masalah kesehatan masyarakat dan menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat di Desa Pongangan Gunungpati. Sampel dalam pelaksanaan diagnosa komunitas dengan metode random sampling yang dilakukan pada 28 rumah tangga, tetapi dalam pelaksanaannya sampel diambil 52 rumah tangga, analisis data dilakukan secara deskriptif. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon. Analisis data yang diperoleh dalam pelaksanaan diagnosa komunitas yaitu dengan penemuan kasus. Hasil analisis diagnisa komunitas menemukan penyakit diare merupakan masalah utama di Desa Pongangan . Masalah kesehatan utama di Desa Pongangan adalah penyakit Diare. Masalah penyakit diare disebabkan oleh : 1). Sanitasi rumah yang kurang baik, perilaku kebersihan perorangan yang rendah. 2). Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan rendah, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
HUBUNGAN KONSENTRASI DEBU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Selfiana Pudul; Tony K. Timpua; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.548

Abstract

Debu adalah zat padat yang berukuran antara 0,1 – 25 mikron, debu merupakan bahan pencemar yang ditemukan terutama didaerah terbuka. Kadar debu akan meningkat di udara, terutama pada musim kemaru. Debu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, yaitu dapat menimbulkan penyakit Pneumokoniasis. Faktor risiko terjadinya penyakit ISPA selain kadar debu yang tinggi, dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban dalam ruangan perumahan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela /ventilasi serta konstruksi dari suatu perumahan disamping musim dan keadaan tanah. Kelembaban secara garis besar adalah jumlah kandungan uap air yang terdapat dalam udara, dimana dalam udara terkandung unsur-unsur antara lain : H, O, CO2, yang diperlukan oleh bakteri. Seperti diketahui bahwa kelembaban itu sangat berhubungan dengan kenyamanan. Terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, terjadi bila seseorang batuk, bersin dan meludah, sehingga terhembuskan percikan titik air besar maupun kecil yang mengandung kuman penyakit yang dapat dihisap langsung dan dapat menjangkit ke orang lain. Penelitian ini termasuk dalam penelitian crosectional dimana peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengaruh kadar debu dan kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu rata-rata kadar debu = 350,9 μg/m3 sudah pada batas yang tidak memenuhi syarat, sedangkan kelembaban dalam rumah penderita ISPA yang memenuhi syarat terdapat pada 18 rumah (26,5 %), dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat terdapat pada 50 rumah (73,5 %), dengan hasil uji statistik dengan penggunakan uji Chi-Square dimana tingkat korelasi dari pengaruh kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA yaitu sebesar 25, 102, sedangkan batas minimum expected = 8,24, jadi ada hubungan antara tingginya kelembaban udara terhadap penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manao Tahun 2009 (H0 ditolak). Oleh karena itu disarankan bagi pemilik rumah agar memperhatikan kondisi rumah seperti dinding rumah, lantai serta langitlangit rumah yang tidak memenuhi syarat, dan menjaga balita agar tidak terpapar dengan debu supaya penyakit ISPA pada balita tidak terjadi
HUBUNGAN KONSENTRASI DEBU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Selfiana Pudul; Tony K. Timpua; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v3i1.555

Abstract

Debu merupakan bahan pencemar yang ditemukan terutama di daerah terbuka. Kadar debu akan meningkat di udara, terutama pada musim kemaru. Debu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, yaitu dapat menimbulkan penyakit Pneumokoniasis. Faktor risiko terjadinya penyakit ISPA selain kadar debu yang tinggi, dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban dalam ruangan perumahan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela /ventilasi serta konstruksi dari suatu perumahan disamping musim dan keadaan tanah. Terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, terjadi bila seseorang batuk, bersin dan meludah, sehingga terhembuskan percikan titik air besar maupun kecil yang mengandung kuman penyakit yang dapat dihisap langsung dan dapat menjangkit ke orang lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan konsentrasi debu, dan kelembaban udara dalam ruangan dengan kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Kecamatan Mapanget. Penelitian ini adalah observasional analitik, dengan desain penelitian cross-sectional study. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu rata-rata kadar debu = 350,9 μg/m3 sudah pada batas yang tidak memenuhi syarat, sedangkan kelembaban dalam rumah penderita ISPA yang memenuhi syarat terdapat pada 18 rumah (26,5 %), dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat terdapat pada 50 rumah (73,5 %), dengan hasil uji statistik dengan penggunakan uji Chi-Square dimana tingkat korelasi dari pengaruh kelembaban udara terhadap kejadian penyakit ISPA yaitu sebesar 25, 102, sedangkan batas minimum expected = 8,24, jadi ada hubungan antara tingginya kelembaban udara terhadap penyakit ISPA di Kecamatan Mapanget Kota Manado.