Penyakit Tubrkulosis menjadi masalah dunia, berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2007, diperkirakan terdapat 8,8 juta penderita kasus baru ditahun 2005 dimana 7,4 juta penderitanya berada di Asia dan Afrika dengan angka kematiannya 1,6 juta pasien. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kondisi perumahan dengan kejadian TB Paru. Jenis penelitian ini menggunakan studi obsevasional analitik dengan rancangan Case Control study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Likupang dan Sampel dalam penelitian ini terbagi 2 kelompok yaitu : sampel kasus berjumlah 30 dan sampel berjumlah 90. Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran pada ventilasi rumah, kelembaban ruangan dan pencahayaan ruangan dan observasi langsung pada konstruksi rumah. Analisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas ventilasi merupakan faktor prediktif terhadap kejadian TB Paru berdasarkan analisis risiko kondisi rumah yang menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = 0,895 dimana OR < 1. Kelembaban ruangan yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB Paru dan berisiko sebesar 4 kali lebih besar dibandingkan dengan rumah yang memiliki kelembaban yang memenuhi syarat, berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) = 4.312. Pencahayaan Ruangan merupakan faktor prediktif terhadap kejadian TB Paru berdasarkan analisis risiko kondisi rumah yang menghasilkan nilai Odds Ratio (OR) = 0,805. Konstruksi rumah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko terhadap kejadian TB Paru dan berisiko sebesar 3,8 kali lebih besar dibanding rumah yang memiliki konstruksi rumah yang memenuhi syarat, berdasarkan nilai OR = 3.857