Fika Suci Windriati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. Babarsari No.2 Tambakbayan Yogyakarta, Telp. 0274 7143421

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Manajemen Krisis Peristiwa Tenggelamnya Kapal Di Alur Pelayaran Pelabuhan Fika Suci Windriati
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v11i2.3795

Abstract

  Sebagai perusahaan di sektor bisnis jasa pelabuhan, PT. Pelindo II (Persero) Cabang Pontianak adalah untuk mencoba aktivitas arus kapal, dan orang-orang di pelabuhan tidak terganggu.Februari 2011, Pelindo II (Persero) Pontianak menghadapi kendala operasional akibat kapal karam yang dihadapi KLM Rahmatia Sentosa di jalur pelayaran laut setelah bertabrakan dengan KM Wewah. Akibatnya, KLM Rahmatia Sentosa tenggelam dan sulit dievakuasi sehingga mengganggu arus lalu lintas pelayaran laut ke Pontianak. Kejadian tersebut berdampak luas pada ekonomi Kalimantan Barat secara keseluruhan dan menuntut pihak perusahaan pengelola pelabuhan untuk segera menangani masalah yang disebabkan oleh situasi krisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi observasi, wawancara, dan perpustakaan. Tujuannya untuk mengetahui strategi manajemen krisis dan peran humas PT. Pelindo II Pontianak dalam krisis tenggelamnya kapal di jalur pelayaran laut pelabuhan dan untuk dibandingkan dengan teori yang digunakan. Teori dalam penelitian ini adalah hubungan masyarakat, krisis, dan teori manajemen krisis. Krisis harus dikelola dengan cepat, tepat, dan akurat, dengan manajemen krisis. Kapal karam dan evakuasi yang sulit adalah contoh krisis yang dihadapi oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak pada tahun 2011. Dalam insiden tersebut, Pelindo II (Persero) Pontianak menangani krisis dengan strategi adaptif dengan langkah-langkah penanganan citra komunikasi krisis. Tidak adanya tim manajemen krisis secara khusus membuat Pelindo menyiapkan rencana umum dalam manajemen untuk bereaksi terhadap krisis. Peran public relation dalam krisis Pelindo dilakukan oleh General Manager karena peran public relation kurang dalam Manajemen Pelindo karena orientasi Pelindo adalah untuk bisnis dan itu membuat public relations hanya sebagai back up manajemen di sektor pemasaran.